KATA PENGANTAR Menyusun sebuah kamus bukan pekerjaan yang mudah. Hal ini disadari penulis mengingat pembuatan sebuah kamus membutuhkan pengetahuan ilmu bahasa yang cukup, ketekunan, dan keseriusan, selain waktu yang relatif panjang. Akan tetapi, semua itu bukanlah halangan yang tidak bisa diatasi. Kamus ini ditulis pada waktu-waktu senggang dan dilakukan tanpa beban sehingga tidak merupakan sebuah perjuangan yang sangat berat. Dengan pola penulisan ini, disadari bahwa kamus bahasa Madura ini akan memiliki kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangan, dan kekeliruan-kekeliruan. Namun, hal itu tidak menyurutkan penulis untuk tetap mengumpulkan kosa kata demi kosa kata yang mengisi tiap baris kamus ini. Hal ini tidak berarti bahwa penulisan kamus ini asal-asalan dan tidak dilakukan dengan serius. Penulisan dengan cara tersebut dimaksudkan untuk memberi semangat penulis untuk mencipta sambil belajar dan sedikit demi sedikit menyempurnakan apa yang telah ditulis. Kosa kata dalam kamus ini dikumpulkan dari sumber-sumber tertulis dan lisan yang diambil dari momen-momen dalam kehidupan sehari-hari. Kosa kata-kosa kata tersebut kemudian diproses menjadi entri-entri dan bentuk turunan. Contoh-contoh penggunaan diambil dari pengucapan sehari-hari dalam konteks tertentu disesuaikan dengan bahasa tulisan. Contoh penggunaan juga diambil dari sumber-sumber tertulis. Karena merupakan sebuah “eksperimen”, kamus ini pasti memiliki banyak kelemahan. Salah satu kelemahan dalam penulisan kamus ini adalah penulisan yang didasarkan pada dialek Bangkalan. Dialek lain – sampang, pamekasan, dan sumenep hanya disajikan sebatas yang bisa diketahui dan bisa dijangkau. Penulisan dengan dialek Bangkalan tidak dimaksudkan untuk menjatuhkan satu dialek di antara dialek lain. Hal ini sesuai denga pertimbangan bahwa jika ingin membakukan sebuah bahasa memang harus mengambil satu dialek yang dianggap paling baik. Akan tetapi, proses selanjutnya adalah pembakuan bahasa tersebut, bukan meninggikan satu dialek di antara dialek lain. Hal ini pernah terjadi pada bahasa melayu yang kemudian menjadi bahasa Indonesia. Hal ini juga sebagai implikasi dari kesulitan orang Madura barat belajar bahasa Madura di sekolah. Hal ini terjadi karena mereka sebenarnya tidak belajar bahasa Madura, tetapi belajar dialek Sumenep yang memiliki perbedaan relatif besar dengan dialek Bangkalan. Jika kita benar-benar mau konsisten, pembakuan bahasa Madura hanya pada bahasa tinggi sebagai bahasa formal. Sedangkan bahasa nonformal tetap diserahkan pada dialekdialek bahasa Madura. Dengan demikian, pelajaran bahasa Madura lebih bisa dijangkau dan dengan demikian mempermudah pembelajaran di sekolah.
i
Karena latar belakang tesebut, saran dan masukan sangat diharapkan. Bagi Anda yang peduli dengan bahasa Madura, mohon mengirimkan saran, kritik, dan masukan ke email
[email protected] Bangkalan, 1 Januari 2010
Muhri Mohtar, M.A.
ii
PETUNJUK PENGGUNAAN Daftar Singkatan
adj adv bd
: adjektiva/kata sifat : adverbia/kata keterangan :
bentuk bentuk
dasar
(hanya
bd
turunan,
berdasarkan
ditemukan ini
beberapa
ditulis bentuk
turunan)
fn : frase nominal hrf : arti secara harfiah idm : idiom (M)
n num p perib pron
: nomina/kata benda
(R)
: bahasa rendah/kasar
sin.
: sinonim
(T)
: bahasa tinggi/halus
: numeralia : partikel : peribahasa : pronomina/kata ganti
ungk : ungkapan v : verba/kata kerja vp : verba pasif
: bahasa menengah
(MB) : Madura barat (Bangkalan, Sampang) (MT) : Madura timur (Pamekasan, Sumenep) Daftar Simbol Fonetik „...‟
: menunjukkan arti denotatif
e
: bunyi <e> pada tape, konde
“...”
: peribahasa dalam bahasa Indonesia
ŋ
: bunyi
pada ngadimin, bangau,
ɛ
: bunyi
<e>
pada
memang,
lubang
kontemporer, colek ǝ
: bunyi <e> pada sedang, kode, sesal
ɘ
: bunyi <e> pada kertas, perjaka, senter
iii
ñ
: bunyi pada nya, penyamun
ɔ
: bunyi pada kopi, soda, mosi
A abâ’ [abəʔ] n 1 diri abâ’eng ‘dirinya’ 2 badan lo’ nyaman abâ’ ‘tidak enak badan’
aèng mata air mata Aèng èpaghili ècello’ perib ‘air dialirkan
abâng [abǝŋ] ngabâng v terbang
diciduk’ meminta sesuatu sedangkan yang
bâng-abâng n angkasa; langit
diminta tersebut sangat dibutuhkan oleh
abâs [abǝs] v pandang
orang yang diminta tersebut
ngabâs vt memandang (dengan maksud
Aèng èpeddhâng ta’ apèsa perib ‘air
mengagumi) Tadâ’ orèng ngabâs arè sè ta’
ditetak pedang tidak terpisah’ hubungan
solap. ‘tak ada orang yang memandang
keluarga yang sangat erat sehingga tidak
matahari tanpa silau’
terganggu dengan masalah dari luar
abdhina [abdhina] pron(T) saya; hamba
Aèng
abit [abit] a lama
lèmbung
sondhâng
nanְdhâaghi
perib
‘air
dâlemma
mengalir
balik
lubuk’
orang
maabit v memperlama
menandakan
abidhân a lebih lama
berilmu tidak banyak bicara
bit-abit adv lama-lama
Mara aèng è daunna tales perib ‘ibarat air
bit-maabit berpura-pura lama
di daun keladi’ orang yang tidak bisa
dalamnya
dinasehati
acan [acan] n terasi acar [acar] n acar
Mara aèng ebâdְdhâi kèrèng perib ‘seperti
accem [accɘm] n (buah atau pohon) asam
air diwadahi keranjang ikan’ harta yang cepat habis
accèn [accɛn] a asin
aghung [aghuŋ] a agung; amat besar
cèn-accèn n ikan asin
ahad [ahat] n nama hari pertama dalam
adâ’ [adǝʔ] adv depan adâ’ [adǝʔ] v tidak ada; tiada tadâ’
penanggalan Madura yang mengadopsi
adְdhâng [adְdhǝŋ] v hadang
dari penanggalan Hijriyah
pangadְdhâng n nelayan pembeli yang
ahadhân
diadakan
setiap
menyusul nelayan pencari ikan ketengah
misalnya
pasar
laut untuk membeli hasil tangkapan
diadakan setiap hari Ahad’
ahadhan
hari
Ahad,
‘pasar
yang
ahli [ahli] n ahli
adְdhep [adְdhɘp] v menghadap
li-maahli v sok ahli
addhu [addhu] v adu
ajâm [ajǝm] n ayam
addhuân n aduan dhu-ngaddhu v mengadu domba
jâm-ngajâmè v memanas-manasi
ngaddhu v mengadu
ajâm katè ta’ kala kalèְtְtègghâ perib ‘ayam
addhu adâ’ idm adu muka
katai tidak kalah gemerusuknya’ untuk
dhu-addhu
bâlâkang
‘adu
punggung’
kebenaran orang kecil akan memberikan
saling bermusuhan
perlawanan yang sama dengan orang
addhu terrang idm saling jujur
besar
adhâd [adhǝd] n adat; kebiasaan
ajam
adhân [adhǝn] n, v 1 azan
meminta
aèng [aɛŋ] n air
sesuatu yang mengundang bahaya
ngaèngè vt mengairi
mènta
sasengngèt
rempah-rempah’
perib
‘ayam
melakukan
Ajâm mon ngakana ghi’ ngarkar kaadâ’
alèng [alɛŋ] bd
v 1 tidak mau mengaku 2
peribahasa yang senada dengan ‘ibarat
ngalèng
ayam, tiada mengais tiada makan’
berlindung dari pandangan, cahaya dsb.
ajâm tokong mènta monteng perib ‘ayam
ngalèngè v menutupi supaya tidak terlihat
kutung minta tulang ekor’ menginginkan
lèng-alèng n pelindung atau penutup agar
sesuatu yang tidak mungkin
tidak terkena cahaya, terlihat, dsb
Mon ajâm ghi’ endâ’ ka jhâghung perib
alès [alɛs] n alis
‘selama ayam masih suka pada jagung’
allè [allɛ] ngallè v 1 memindah 2 naik kelas
sifat alami manusia, yaitu masih bisa
Tang
dipengaruhi godaan harta, kedudukan,
mellèngnga. ‘Anak saya tidak naik kelas
dan wanita
karena sangat nakal.’
wa-towa ajâm perumpamaan yang secara
allèyan n kenaikan kelas
harfiah ‘tuanya seperti ayam’ dijadikan
alok
ana’
[alɔk]
lo’
ngalokaghi
perumpamaan pada orang yang semakin
mengunggulkan
tua semakin cantik/tampan
lok-alok
ajhâk [ajhǝk] ngajhâk v mengajak jhâk-ajhâk
n
undangan
untuk
saling
dalam membangun rumah, hajatan dsb. ajhi
n
acara
v
polana
memuji
perlombaan
ce’
dan
mem-
perkenalkan sapi pada lomba kecantikan
membantu kebutuhan tetangga, misalnya [ajhi]
ngalle
ngajhi v mengaji
sapi betina alos [alɔs] a halus maalos v menghaluskan ambâ’ [ambǝʔ] 1 jemput 2 hadang
pangajhiyân n pengajian
ba’-ambâ’ n sejenis hantu yang menurut
akal [akal] n akal
kepercayaan menghadang orang di jalan
kal-ngakalè v menipu
bâ’-ambâ’ân v menunggu lama
akal bukong idm ‘akal burung betet’
ngambâ’ vt 1 menjemput 2 menghadang
mengumpulkan
pangambâ’
sedikit
demi
sedikit
sehingga menjadi banyak akanְta [akanʈa] p seperti
n
nelayan
pembeli
yang
menyusul nelayan pencari ikan ketengah laut untuk membeli hasil tangkapan
Akhèrat [ahɛrat] n alam setelah mati yang
ambhâ [ambhǝ] v lepas, masuk dan merusak
menurut kepercayaan tempat pembalasan
lahan tanaman dengan memakan atau
perbuatan selama hidup di dunia; akhirat
menginjak-injak
ako [akɔ] v aku
tanaman
(hewan
peliharaan)
ngako v mengaku
amèt [amɛt] v pamit
ko-ngako v mengaku-ngaku
ampal [ampal] n sejenis kumbang yang
pangakoan n pengakuan alang [alaŋ] v halang ngalang v menghalangi jalan; melintang alas [alas] n hutan alas rajâ fn hutan belantara alèm [alɛm] a 1 pandai 2 alim; tidak banyak
keluar malam hari, berwarna putih atau abu-abu dengan ukuran sedikit besar dari ibu jari tangan. ampon [ampɔn] adv(T) sudah ampon lastare ‘sudah selesai’ ana’ [anaʔ] n anak
v
tingkah
nganaè
lèm-maalèm v bersikap atau bertindak
pernikahan); tidak mandul
seolah-olah alim
lebih
menghasilkan
anak
(dalam
mon ana’ labu ka somor emma’ alonca’,
mulut yang selalu menganga untuk bicara;
mon emma’ sè labu ana’ nyarè andhâ
banyak bicara
perib ‘kalau anak jatuh ke sumur orang
mara angghu’ tadâ’ mècet perib ‘seperti
tua melompat, kalau orang tua yang jatuh
pencabut bulu tidak ditekan’ mulut yang
anak mencari tangga’ besar kasih sayang
selalu menganga untuk bicara; banyak
orang tua terhadap anaknya.
bicara
anca
[añca]
nganca
v
memancing
angghuyân n pakaian
kemarahan
v memancing-mancing ke-
ca-nganca marahan
anco’ [añcɔʔ] nganco’ v menyetubuhi co’-anco’ v bersetubuh nganco’
angghuy [aŋghui] v pakai
colo’
ngangghuy v memakai ngangghuy
èlmona orèng
‘memakai
ilmunya
rumput’
‘menyetubuhi
mulut’
memotong pembicaraan orang yang lebih tua atau dituakan. Hal ini dianggap sangat
orang
mengumpulkan
idm
ngarè’
menyabit
sedikit-sedikit
dengan sabar akhirnya terkumpul banyak anjhu
[añjhu]
nganjhu
v menjaga dan
merawat anak kecil atau bayi angka’ [aŋkaʔ] ngangka’ v mengangkat
tidak sopan anְdhâ [andhə] n tangga
angkès [aŋkɛs] v angkis
andhel [andhɘl] n andal
ngangkès v mengangkis
andhellân n andalan
angko [aŋkɔ] a angkuh
dhel-andhel n sering dijadikan andalan
angko’ [aŋkɔʔ] ngangko’ v mengangkut
ngandhellaghi v mengandalkan
antèng [antɛŋ] n anting
andi’ [andiʔ] vi punya Kaula andi’ bur-
anyar [añar] a baru
leburan duwa.’ ‘saya punya dua hal yang
nganyarè vt memperbarui
menyenangkan’
nyar-nganyarè v melakukan sesuatu yang
andi’ jhâlu mandhi tajhem ‘punya susuh
tidak
bertuah tajam’ memiliki kemampuan bela
sekitar
diri
nganyarè kabin kebiasaan sebagian orang
menjadi
kebiasaan
lingkungan
andus [andus] ngandus v menyeruduk
Madura untuk memperbarui akad nikah
angèn [aŋɛn] n angin
dengan
angen [aŋɘn] v angan
sebelumnya tanpa memberi maskawin lagi
mengulang
akad
nikah
ngen-angen v angan-angan
apèl [apɛl] n kepala kampung di Madura
ngen-ngangen v mempertimbangkan
apes [apɘs] n nasib yang buruk; sial Apessâ
anggheb
[aŋghɘp]
v anggap
abâ’ tadâ’ se tao bilâ dâtengnga. ‘tak ada
nganggheb 1 v menganggap 2 a setia Maskèa ghun kèbân, adhâddhâ patè’ cè’
yang tahu kapan datang nasib buruk’ apoy [apɔi] n api
nganggebbhâ bân cè’ èstona. ‘meskipun
poy-ngapoyè v memanas-manasi
hanya binatang, adat anjing sangat setia
akadi’ apoy kalaras/kalarè perib ‘seperti
dan tulus’
api
p asalkan angghu’ n pencabut bulu/rambut akanְta angghu’ ta’ epencèt perib ‘seperti anggher
daun
pisang
kering’
tetapi segera padam dalam waktu sekejap
bulu/rambut
tidak
ditekan’
yang
kelapa
[aŋghuʔ]
pencabut
semangat
kering/daun
[aŋghɘr]
menyala-nyala
mara apoy sekkem perib seperti api dalam sekam
tadâ’ apoy ta’ akokos perib ‘tak ada api
assim [assɪm] n bersin
tak berasap’ rahasia yang disembunyikan
asta [asta] n(T) tangan
pasti akan terkuak
atè [atɛ] n hati tè-ngatè v hati-hati
ara [ara] n arah ngara 1 adv mungkin 2 v membidik
atè abulu ‘hati berbulu’ bersifat pendengki
pangara n maksud; tujuan
ate kadungdung ‘hrf hati kedondong’ hati
pangara bâdâ, pangaro tadâ’ ‘maksud ada,
orang yang berwatak buruk
tetapi
atè malan hati yang cepat sedih atau
pengaruh
memiliki
tidak
keinginan
punya’
besar
Orang
tetapi
tidak
sabar; sensitive
sanggup mewujudkannya
ta’ kennèng èberri’ atè pas nèddhâ’ cètak
ara’ [araʔ] n arak (sejenis minuman keras)
perib ‘tak dapat diberi hati lalu mau
arè [arɛ] n 1 matahari bâjâ mangkèn dung-
menginjak kepala’ tidak tahu balas budi
odung arè ‘saat sekarang matahari ditutup awan’ 2 hari arè Slasa: hari Selasa arè’ [arɛʔ] n(MB) arit; sabit; clurit ngarè’ vt menyabit artè [artɛ] n arti ngartè v mengerti asat vi habis airnya (sungai, sawah, danau,
atèng [atɛŋ] ngatèng v mengangkat atos [atɔs] atosân n ratusan attas [attas] n atas ngattas/ngaattas agak ke atas awwâl [awwəl] awal, mula ngawwâli v memulai lebih dahulu
dsb.)
B bâ’â [bəʔə] n banjir
bâbutto n wasit pertandingan ojung yang
bâ’âng [bǝʔǝŋ] a getir
biasanya diperankan salah satu tokoh
bâ’na [bǝʔna] pron(R) pelesapan dari aba’na
ojhung
yang menunjukkan persona kedua; kamu bâ’eng
[bǝʔɘŋ]
abâ’eng
pron(R)
yang
pelesapan
menunjukkan
dari
persona
bâbâ [bǝbǝ] n bawah
‘sebusuk-busuknya terasi masih dicuil’
ngabâbâ v agak ke bawah
pertolongan
bâbi [bǝbi] n babi edheddhel
can-bâcan n bacaan bâceng [bǝcɘŋ] a bau busuk/tidak enak saceng-bâcengnga acan ghi’ èdhulit perib
kedua; kamu
bâbi
bâca [bǝca] mâca v membaca
atau
bantuan
terhadap
keluarga atau kerabat pasti dilakukan ka
ara’
perib
‘babi
meskipun hubungan sedang renggang
dicelupkan ke dalam arak’ perbuatan dosa
saceng-bâcengnga
yang berlipat-lipat
ecalot
kèya
buri’
perib
ghi’
ècetto’/
‘sebusuk-busuknya
bâbinè’ [bǝbinɛʔ] n perempuan; betina
dubur ditelusuk/diceboki juga’ seburuk-
bâbur [bǝbur] n irisan daun pandan sebagai
buruknya anak akan disayang dan dibela
campuran
bunga-bunga
dalam
juga bâdâ [bǝdǝ] v ada
tertentu bâburughân
ritual
[bǝburughǝn]
n petuah
kabâdâân n keadaan mabâdâ v mengadakan
bâdâ
angka-angkèna
caranya’
idm
segalanya
‘ada
teratur
tata sesuai
abâktoè v memberi waktu bâlâkang [b(ǝ)lǝkaŋ] n punggung bâlâng [bǝlǝŋ] n belalang
ketentuan ta’ kèra bâdâ keccengnga idm ‘tak pernah
lâng-bâlângan n tempurung lutut
ada pekatnya’ selalu habis tanpa sisa
mara
bâdbâdhân
[bǝdbǝdhǝn]
n tempat lewat
lâng-bâlânganna
to’ot
tempurung lutut’ orang yang tidak bisa
nemmo bâdbâdhân ‘menemukan tempat
dipegang
lewat’
berubah-ubah pendiriannya
menemukan
jalan
keluar
‘seperti
dari
perkataanya
karena
selalu
bâlânjhâ [blǝñjhǝ] n (uang) belanja
masalah bâdְdhâ [bǝdְdhǝ] n wadah
abâlânjhâ v berbelanja
abâdְdhâ v berwadah
mâlânjhâi v memberi belanja; membiayai
mâddhâè v mewadahi
hidup
a terus terang dhâk-bâddhâghân adv terus terang apa
bâdְdhâk
[bǝddhǝk]
adanya
bâlâtְtang [bələtʈaŋ] n yuyu; sejenis ketam yang hidup di air tawar martabhât
bâddhung [bǝddhuŋ] n sejenis kapak besar dhung-bâddhungan
vi
1
bâlâtt̝ ang
mengapak
sesuatu 2 n kapak mainan
bâles [bǝlɘs] mâles v membalas abâles vi membalas
kapak
bâlessân n balasan to’ot
‘mengapak
lutut’
berkesantunan; tahu tata krama
les-bâlessân v saling membalas; berbalasbalasan
bâjhân [bǝjhǝn] n wajan
bâli [bǝli] bd kembali
bâjâ [bǝjǝ] n saat; waktu; saat bâjâ malem
abâli vi kembali mabâli v mengembalikan
‘waktu malam’ bâjâng
yuyu’
pada atasan
mâdhdhung v memotong menggunakan mâdhdhung
‘ibarat
menekan bawahan untuk dipersembahkan
[bǝjǝŋ]
n
1
wayang
2
li-bâliyân adv berkali-kali bâli’ [bǝliʔ] v balik
bayangan/gambar abâjâng vi terbayang Bulâ ta’ bisa tèdung
abâli’ v berbalik (tidur terlentang menjadi
karna abâjâng raèna dhika. ‘Saya tak bisa
telungkup atau sebaliknya)
tidur karena terbayang wajahmu.’
mabâli’ v membalikkan
abâjângaghi vi membayangkan
li’-bâli’na dâdâr ‘berbaliknya daun kering’
jâng-bâjângan n bayangan yang terbentuk
perubahan nasib bâlibis [b(ǝ)libis] n belibis
karena cahaya
n baja 2bâjhâ [bǝjhǝ] n(T) gigi bâjhân [bǝjhǝn] n wajan; penggorengan bâjhi’ [bǝjhiʔ] a 1 benci 2 jijik 1bâjhâ
bâjhit
bâlijjhâ [bǝlijjhǝ] n pedagang yang menjual
[bǝjhǝ]
[bǝ.jhit]
dagangannya
gula
santan yang mendidih. bâkto [bǝktɔ] n waktu
dimasak
desa,
bâllu’ [bǝlluʔ] n delapan
n makanan yang sejenis
dicampur
berkeliling
kampung, dsb
dodol yang berbahab dasar ketan tanpa digiling
dengan
pada
bân [bǝn] p kalabân bândhil [bǝndhil] n duri martabhât
bândhil
‘ibarat
onak’
meminta tidak mau memberi; pelit bângal [bǝŋal] a berani
mau
bângalan n pemberani
bârâkay [bərəkay] n biawak
ngal-mabângal v pura-pura berani bângal
ajhuwâl,
bângal
martabhât bârâkay/mara tellorra bârâkay
mellè
‘berani
‘ibarat
biawak/seperti
telur
biawak
menjual, berani membeli’ bisa menasihati
(telurnya disukai, dagingnya tidak)’ suami
dan
istri yang berhubungan harmonis satu
bisa
melaksanakan
apa
yang
dinasihatkan
sama lain, namun tidak harmonis dengan
bangal ka tonding tako’ ka tajhem ‘berani
mertua
pada
punggung
pisau
takut
pada
bârâmma [bərəmma] p bagaimana
tajamnya’ sok berani dibelakang lawan
bârâs [bǝrǝs] a 1 sehat 2 sembuh
ketika berhadapan nyalinya menciut
mabârâs v menyembuhkan
mon lo’ bângal acarok jhâ’ ngako orèng
bâri’ [bəriʔ] adv kemarin
perib
madhurè
‘kalau
tidak
berani
bâringèn [briŋɛn] n beringin
bercarok jangan mengaku orang Madura’
bârinto [bǝrintɔ] adv seperti ini/itu
ungkapan
bâta’ [bǝtaʔ] mâta’ v mengangkat masakan
orang
untuk
Madura
menegaskan yang
harus
jatidiri mampu
dari tungku atau alat memasak bâtek [bǝtɘk] n watak
membela harga diri ngal-bangal mardâ ‘beraninya seperti bara
abâtek v berwatak
api’ berbicara besar tetapi penakut
abâtek ajâm idm ‘berwatak ayam’ jika
bângatowa
n
[bǝŋɘtɔwa]
ghârubhek
dan
1
orang
diatasnya;
tua
pitarah
2
berjauhan
merasa
rindu,
tetapi
jika
berdekatan (selalu) bertengkar bâto [bəto] n batu
sesepuh bânnè [bǝnnɛ] adv bukan
on-so’on bâto perib secara harfiah ‘(seperti)
ne-bannean a berlainan
menjunjung
batu’
yang
dimaksudkan
bânynya’ [bǝñ.ñaʔ] adv banyak Rasulillah
untuk pekerjaan berat yang dilakukan
ampon bânynya’ aparèng ajhârân-ajhârân bân tuntunan-tuntunan. ‘Rasulillah telah
menghasilkan tidak seberapa atau tidak
banyak
penghasilan
memberi
ajaran-ajaran
dan
seimbang
antara
perjuangan
dan
bâto’ [bǝtɔʔ] n batuk
tuntunan-tuntunan.’ kabânynya’an n kebanyakan
abâto’ v batuk
mabânynya’
tadâ’ bâto’ tadâ’ assim perib ‘tidak ada
Mabânynya’
vt
ana’
memperbanyak
tojjhuna
akabin
batuk tidak ada bersin’ orang yang tidak
‘Memperbanyak keturunan adalah tujuan
banyak
menikah
kejutan
nya’-bânnya’an a paling banyak
bicara
tetapi
sering
membuat
bâtton [bǝttɔn] n pinggiran balai-balai atau
bârâ [bǝrǝ] a bengkak
langgar panggung yang berupa bambu
bârâ’ [bǝ.rǝʔ] n barat
utuh, kayu aren, atau balok kayu
ngabârâ’ agak ke barat
ta’ tao bâttonna langghâr ‘tidak tahu
ka bârâ’ ta’ kacapo’, ka tèmor ta’ kacapo’
pinggirnya
‘ke barat
mengibaratkan orang yang tidak tahu
terkejar’
tak terkejar, ke timur tak karena
serakah
semua
yang
diinginkan tidak berhasil atau menemui kegagalan
langgar’
sarkasme
untuk
aturan karena tidak pernah menjadi santri atau belajar agama bâu [bǝu] n bau
abâu vi berbau
bengko [bɘŋkɔ] n rumah
u-bâuân n bau-bauan
berrâ’ [bɘrrǝʔ] a berat
baung [baʊŋ] n makhluk siluman berwujud
maberrâ’ v
1
memberatkan 2
hamil;
gabungan harimau dahan, serigala, dan
mengandung
kera yang menurut kepercayaan muncul
berrâ’ jhuwângan ‘berat ke atas’ terlalu
setelah
banyak beban daripada kemampuan
40
hari
sebelumnya
menjadi
jarangkong
râ’-berrâ’
beccè’ [bǝccɛʔ] a baik
v
abeccèan
ghulâ
‘berat-berat
gula’
persahabatan yang terganjal oleh sifat
(figuratif)
melakukan
satu atau kedua sahabat tersebut
hubungan haram atau diluar nikah
berri’ [bɘrriʔ] v beri
cè’-beccè a baik-baik; baik semua
aberri’ vi memberi
cè’-beccè’an a paling baik
merri’ vt memberi
mabeccè’ v memperbaiki
aberri’
beddâl [bɘddǝl] n hasil; keluaran
long-ellongan
tembus’
meddâl v 1 mengeluarkan hasil 2 tumbuh
‘memberi
membantu
orang
jalan dengan
memberi jalan keluar berrit [bɘrrit] n,a (tempat) keramat atau
(tanaman) bedְdhâ’ [bɘdְdhǝʔ] n bedak
angker
abedְdhâ’ v berbedak
èkennèng berrit v terkena tulah atau
medְdhâ’è v membedaki
gangguan
beddhâk
[bɘddhǝk]
v
terkena
(getah,
[bɘllǝs] a belas; puluhan
dari
tempat
keramat atau angker besse
bellâsân n belasan 2bellâs
halus
bessè [bɘssɛ] n besi
kotoran, dsb) 1bellâs
mahluk
koneng
n
besi
kuning;
jimat
kekebalan
[bɘllǝs] a baik; penyayang; welas
Las-mabellas v pura-pura baik
bettes [bɘttɛs] n betis bhâbbhâl [bhǝbbhǝl] n buah nangka yang
bellât [bɘllət] n sembilu
masih sangat muda biasa dimakan dengan
belli [bɘlli] vd beli
garam atau bumbu rujak
mellè [mɘllɛ] vt membeli
lo’-tao bhâbbhâl ‘tidak tahu bhâbbhâl’
mellèaghi v membelikan
orang yang masih belum pengalaman atau
lin-bellin n barang-barang yang dibeli
belum memiliki kecakapan
belli’ [bɘlliʔ] n atap rumbia belli’
potong jhâjhâluna
bhâbhâsan n [bhǝbhǝsan] n peribahasa yang ‘atap
rumbia
mengandung
kiasan
untuk
mengacu
patah bambu pengikatnya’ orang tua yang
kepada
sudah
dengan kalimat yang sering tidak lengkap
berfisik
lemah
tetapi
masih
dibutuhkan pemikiran dan pengalamannya bellu’ [bɘlluʔ] n belut
tetapi
keadaan, tetap
nemmo
sifat,
atau
pemakaiannya,
pokolan
‘mendapat
perilaku, misalnya durian
bellu’ abângbâng ‘belut bersayap’ orang
runtuh’, abujâi saghârâ ‘menggarami laut’,
yang pandai menipu dengan cara halus
dsb.
bellu’ abunto’ arè’ ‘belut berekor celurit’
bhâbhâtang [bhǝbhǝtaŋ] n bangkai
orang yang semula bersifat baik hati,
Bhâbhâtang
berbudi luhur, pemurah, dan penolong
mengajak
berubah menjadi sebaliknya
melibatkan orang baik-baik
ngajhâk mati’
matè kejahatan
‘bangkai selalu
bhâbur [bhǝbur] n irisan daun pandan wangi
menyembunyikan
arti
sebagai campuran bunga (untuk ritual
sebenarnya
dikatakan,
tertentu)
konyè’ ghunong ‘kunyit gunung’ adalah
bhâdhân [bhədhən] n badan bhâi
bhâjâ
bhâjâng
misalnya
‘seketemunya apa adanya’, gumo’ dâdâ ‘
p saja n 1 buaya 2 mata keranjang
[bhǝjǝ]
[bhǝjǝŋ]
yang
tanaman temmo maksudnya sanemmona
bhâdhân kaulâ pron [T] saya [bhǝi]
ingin
maksud
n bentuk singkat dari
sembhâjâng (sembahyang) abhâjâng vi bersembahyang mâjângagi vt menyolati (jenasah)
adalah soso maksudnya kasoso ‘terburuburu’, dsb. bhânta [bhənta] abhânta v 1 berbantahan; 2 membantah bhântal [bhəntal] n bantal abhântal vt memakai bantal
bhâjhâk [bhǝjhǝk] n perompak; jagoan
tal-bhantalan n sakit pada leher setelah
bhâjheng [bhǝjhɘŋ] a rajin
bangun tidur
v
jheng-mabhâjheng
pura-pura
rajin;
bersikap atau berbuat seolah-olah rajin mabhâjheng
v
membuat
jadi
rajin;
abhântal ombâ’, asapo’ angèn, apajung langngè’
‘berbantal
ombak
berselimut
angin’ menunjukkan jiwa bahari orang Madura
merajinkan bhâji’ [bhəjiʔ] n bayi
abhântal syahâdât, asapo’ iman, apajung
bhâkal [bhǝkal] 1 adv akan 2 n tunangan
Islam
‘berbantal
syahadat,
berselimut
abhakalan v bertunangan
iman, berpayung Islam’ menunjukkan rasa
kal-bhâkal n acara pertunangan
keberagamaan
mabhâkalè vt menunangkan
termanifestasi
bhâko
[bhǝkɔ]
orang dalam
Madura setiap
yang
kegiatan
sampai hal-hal terkecil
n tembakau
bhântal patè idm teman sehidup semati
bhâktè [bhǝktɛ] n bakti abhâktè v berbakti
bhântèng [bhǝntɛŋ] mântèng v membanting
ngabhâktè v membaktikan diri
bhântèng [bhǝntɛŋ] n banteng
bhâlâ [bhǝlǝ] n kaum, golongan, kerabat
‘banteng mati melawan anak gembala’
abhâlâ v berkerabat bhâlingkang [ˋbhəliŋkaŋ] abhâlingkang v terjungkal; jatuh terlentang dengan pantat bhândhâ [bhǝndhǝ] n 1 modal 2 harta
n ikan bandeng
bhândheng sabhâlânan èpatadâ’ rongsèttong
berbicara dengan siapa saja
‘bandeng
[bhɘruma/bhruma]
n
kolong
tempat tidur
mândhâi v memberi modal
kerrong
yang lemah karena kecerdikan
bhâruma
abhândhâ v bermodal bhândheng
musuh yang kuat kalah dengan lawan bhârânca [bhǝrǝñca] a lancar dan bisa
terlebih dahulu menyentuh bumi
[bhǝndhɘŋ]
bhântèng matè amoso na’-kana’ ngowan
setambak
bhâsa [bhǝˑsa] n bahasa bhâsa [bhəsa] a pecah mabhâsa vt memecahkan
dihabiskan kerung-kerung satu’ ulah satu
sa-bhâsa
anggota keluarga dapat merusak nama
pecahan piring
seluruh anggota keluarga bhângsalan [bhǝŋ.sa.lan] n frasa pendek mengandung permainan kata-kata untuk
pecahan
sa-bhâsana
pèrèng
bhâtang [bhǝtaŋ] n bangkai bhâְtè [bhǝʈɛ] n untung (niaga);laba bhâְtok [bhǝʈɔk] n batok; tempurung kelapa
bhâu [bhǝu] n bahu bheddhuk
Bhu, pa’, bhâbhu’, ghuru, rato ‘ibu, bapak,
[bhɘddhuk]
1 n beduk; jidor 2 v
tiba waktu shalat (dhuhur)
sesepuh, guru, raja’ urutan ketaatan orang Madura, yaitu kepada ibu, lalu bapak,
bhellâk [bhɘllǝk] a belang
sesepuh, guru, dan terakhir pada raja
bhelli [bhɘlli] vd sembelih
bhubu
[bhubu]
abhubu
v
memberikan
abelli vi menyembelih untuk keperluan
buwuh atau bhubuwân
tertentu
bhubuwân n uang atau barang yang
melli vt menyembelih
disumbangkan pada tuan rumah hajatan
bhelling [bhɘlliŋ] n beling; pecahan kaca
yang harus dikembalikan dalam jumlah
kadi’ bhelling kaojhânan ‘seperti beling
yang
terkena hujan’ tidak bisa dinasehati; keras
mengadakan hajatan; buwuh
saat
pemberi
sumbangan
bhuco [bhucɔ] n sudut, ujung (biasanya yang
kepala bherkat
sama
n
[bhɘrkat]
makanan
berkat;
berbentuk kerucut)
makanan yang dibagikan pada pendoa
bhucor [bhucɔr] v bocor
dalam acara selamatan (tahlilan, rokat
bhudhu [bhu.dhu] a bodoh dhu-mabhudhu v pura-pura bodoh
dsb.) bherrâs [bhɘrrǝs] n beras
mabhudhu
bhersè [bhɘrsɛ] a bersih
membodohkan
asè-bhersè/sè-bhersè v bersih-bersih
v
memperbodoh;
bhuju’ [bhujuʔ] n 1 buyut; kakek dari bapak
kabhersèan n kebersihan
ego
mersèè v membersihkan
kampung yang dikeramatkan
bhetְtok [bhetʈok] n ikan betok
Bhuk
2
makam
[bhuk]
n
sesepuh panggilan
atau
leluhur
untuk
kakak
bhibhik [bhibhik] n bebek
perempuan. embhuk
bhindhârâ [bhindhǝrǝ] n 1 calon kiai yang
bhuk-embhughân v memanggil dengan
terdiri atas putra kiai atau mantan santri
panggilan embhuk
yang telah mengabdi di masyarakat tapi
bhuk tuwan n panggilan (penghormatan)
belum dianggap pantas untuk menjadi kiai
untuk orang yang telah menunaikan Haji bhullong [bhullɔŋ/bhulloŋ] v bolong
oleh masyarakat bhirâng [bhirǝŋ] n parang atau golok
mabhullong v membolongi
bhiru [bhiru] a biru: Morsidi akalambhi
long-bhullongan n bolongan
bhiru. ‘Morsidi berbaju biru.’
bhunga [bhuŋa] a senang; bahagia anga-bhunga v bersenang-senang
bhiru dâun hijau bhisan
[bhisan]
n besan
vt
mabhunga
membahagiakan;
me-
abhisan v berbesan
nyenangkan
bhisan sakatèdungan ‘besan seranjang’
nga-mabhunga v berpura-pura senang
janda dan duda yang masing masing
bhungka [bhuŋka] n 1 pohon; batang pohon
memiliki keturunan melakukan pernikahan
2 pangkal
kemudian
karena
abhungka v berbatang: Moskèl rassasna
anak
bâdâ nyèor abhungka lebbi dâri sèttong.
menjodohkan
menjadi
besan
masing-masing
mereka dari pernikahan sebelumnya. Bhu
[bhu]
n bentuk singkat dari ebhu
‘Musykil
rasanya
ada
berbatang lebih dari satu.’
pohon
nyiur
ka’-bhungka’an
n
[kaʔbhuŋkaʔan]
pepohonan
sudah dianggap biasa di Madura jika perempuan meninggal karena melahirkan
bhungkel [bhuŋkɛl] n sisa penebangan di
dan laki-laki karena melakukan carok. birâ [birǝ] n birah; sejenis talas yang bisa
atas akar. bhunten [bhuntɘn] (T) tidak
dimakan setelah direbus dsb; alocasia
bhuru a baru
indica
bhuru kaluar dâri eddussâ ‘baru keluar
birjhi’ [birjhiʔ] v memisah-misah menjadi
dari dosnya’ yang menunjukkan orang
bagian-bagian kecil
yang
mirjhi’
belum
berpengalaman
bergaul
sehingga kaku seperti barang masih baru.
vt
memisah-misah
menjadi
bagian-bagian kecil
bi’ [biʔ] prep dengan sin moso; kalabân
birnyè [birñɛ] a gampang menangis
bibir [bibir] n bibir
bitong [bitɔŋ] v hitung
bibir attas bân bibir bâbâ ghâmpang
mitong v menghitung
akebbi’
tong-bitongan
‘bibir
atas
dan
bibir
bawah
gampang berkata’ sindiran bahwa kalau
1
v
melakukan
penghitungan 2 n pelajaran berhitung bitta’ [bittaʔ] mitta’ v membeber
hanya menasihati gampang bibir nolak, atè mellak ‘bibir menolak, hati
mitta’ buri’ è tengnga jhâlân ‘membeber
rakus’
pantat di tengah jalan’ membuka aib
pura-pura
menolak
meski
sebenarnya sangat ingin
sendiri di depan umum
biddhâng [biddhǝŋ] n wedang
blatèr [blatɛr] n 1 orang yang ikut remo 2
abiddhâng v membuat wedang bighilân
[bighilǝn]
n
biji
jagoan
nangka
sin
manjhilân
ablatèr v menjadi blater blijjhâ
[blijjhə]
n pedagang kecil yang
akantha bighilân è pèrèng ‘seperti biji
membeli barang (biasanya dari pasar atau
nangka di piring’ orang yang tidak bisa
langsung
dipegang
kembali di tempat lain
perkataanya
karena
selalu
berubah-ubah pendiriannya
ke
produsen)
untuk
dijual
bungkelang [bʊŋkelaŋ] n semacam akronim
bijjhân [bijjhǝn] n wijen
yang bentuk panjangnya Tabu’ kembung
bilâ [bilǝ] p bila; ketika; jika
tongkeng èlang ‘perut kembung pantat
bilis [bilIs] n semut
hilang’
bilu’ [biluʔ] a bengkok
sehingga menarik pantatnya menjadi kecil
mabilu’ v membengkokkan
bayi
yang
berperut
gendut
yang merupakan ungkapan kebahagiaan
binè [binɛ] n istri
orang tua yang bahagia akan kesehatan
abinè v beristri
anaknya
mabinèè v mengawinkan anak laki-laki
bubudhân [bubudhǝn] n muatan
nè-binèan n laki-laki yang gemar menikah
buddhâk [buddhǝk] beddhâk
lebih dari sekali dengan poligami atau
budhu’ [budhuʔ] n nasi uduk
kawin cerai.
budi [budi] n belakang
binè’ [binɛʔ] n perempuan
di-budi adv paling belakang
mon binè’ matè arèmbi’, mon lakè’ matè
di-budina adv akhirnya
acarok
kabudian v bergerak lebih kebelakang lagi
‘perempuan
mati
karena
melahirkan, laki-laki mati karena carok’
makabudi v membelakangkan; memindahkan kebelakang
cabe rawit
sabudian a yang lebih belakang
bulu [bulu] n bulu
budu’ [budʊʔ] n 1 anak (biasanya untuk hewan)
yang besar bersinonim dengan kecil-kecil
budu’eng ajam anak ayam 2
abulu v berbulu bulu kèjhâ’ [kɛ.jhǝʔ] n bulu mata
panggilan untuk anak untuk merendah
bun-embunan [bunɘmbunan] n ubun-ubun
saat mengacu pada anak sendiri
bunglè [buŋlɛ] n semacam akronim yang
abudu’ v beranak (hewan)
bentuk panjangnya mon la kembung pas
mabudu’ v 1 memelihara supaya beranak-
molè
pinak 2 menggandakan dengan bunga
kenyangan) lalu pulang’ tamu yang pulang
atau rente: mabudu’ pesse ‘meminjamkan
setelah
uang dengan bunga’
kepulangannya
bugghik [bugghik] n punggung
sudah
diberi
makan
seolah-olah
menunggu
suguhan
bungo [buŋɔ] a ungu
abujâi vi memberi garam; menggarami abujâi aèng tasè’ secara harfiah berarti air
laut’
maksudnya
bunto’ [buntɔʔ] n ekor abunto’ v berekor burgu’ [burguʔ] n sejenis kerudung
melakukan pekerjaan yang sia-sia.
buri’ [buriʔ] n anus; dubur
ta’ kennèng pèntaè bujâna ‘tidak dapat
buru [buru] v lari
dimintai garamnya’ pelit; kikir
buta [buta] a buta
bujhel
(ke-
bunglon [buŋlɔn] n rambutan
bujâ [bujǝ] n garam
[bujhɘl]
kembung
dahulu
abugghik v berpunggung
‘menggarami
‘kalau
n pusar
mabuta v acuh, tidak mau melihat
bukka’ [bukkaʔ] mukka’ v membuka
ta-mabuta v pura-pura buta
abukka’ v 1 membuka: abukka’ kalambhi
butèr [butɛr] n 1butir 2 butir (nasi)
‘membuka baju’ 2 terbuka Labangnga
abutèran v membiarkan butir-butirnasi
abukka’. ‘Pintunya terbuka’ ka’-bukka’an v saling terbuka
terbuang
tanpa
dimakan
saat
makan
aburu butèr, adhina tompeng ‘mengejar
mukka’ bârâna ‘membuka papan tabir’
butir nasi, meninggalkan tumpeng’ karena
membuka
serakah mengambil yang kecil sedang
rahasia
seseorang
dengan
maksud dipergunjingkan
yang besar yang dimiliki hilang karenanya
bukot [bukɔt] n alat pelindung kepala yang dibuat
dari
anyaman
daun
kelapa
buwâ [buwǝ] n buah abuwâ v berbuah
kemudian dibungkus karung goni, diikat
wa’-buwaan n buah-buahan
dengan tali sehingga membundar
buwâ kaalèngan dâun ‘buah terhalang
bulâ [bulǝ] pron(M) saya
daun’ membantu kepentingan orang lain,
bulân [bulǝn] 1 n bulan 2 n kumpulan hari
tetapi dia sendiri tidak mendapat apa-apa
dalam penanggalan yang terdiri atas 28,
buwi [buwi] a bisu
29, 30, atau 31hari yang membagi tahun
mabuwi v acuh, tidak mau berbicara;
menjadi 12
membisu
kènè’ ta’ korang bulânna ‘kecil tidak
wi-mabuwi v pura-pura bisu; bersikap
kurang bulannya’ orang yang kelihatan
atau
lemah tetapi mampu mengatasi masalah
bertindak
seolah-olah
bisu
C cabbhi [cabbhi] n cabai
calèpèr
cabbhi lètè’ cabe rawit bersinonim ‘dengan kecil-kecil cabe rawit’ cabbhur
a
tak
henti-henti
berkomentar dan selalu berbicara
nè’-kènè’ cabbhi lètè’ peribahasa yang [cabbhur]
[calɛpɛr]
v cebur
calo’ [calɔʔ] n cakkong yang perutnya agak dilebarkan calo’ kodhi’ calo’ yang pelebaran perutnya
acabbhur vi menceburkan diri
sangat mencolok sehingga membundar,
nyabbhur vt menceburkan
sangat sesuai untuk mengupas kelapa dari
tacabbhur vi tercebur
tempurungnya
cabhul
[cabhul]
n
orang
yang
sangat
pendek; cebol
kurang tepat ramuannya (makanan)
mara cabhul è jhurâng ajhângoa langngè’ ‘seperti cebol di jurang hendak menggapai langit’ orang yang berkeinginan sangat tinggi
camplang [camplaŋ] a hambar/aneh kerena
sehingga
tidak
mungkin
bisa
tercapai
campor
[campɔr/campor]
acampor
v
bercampur 1cangcang
[caŋcaŋ]
nyangcang
v
menambatkan hewan ternak pada patok atau batang pohon
caca [caca] n perkataan
2cangcang
acaca duwâ’ ‘berkata dua’ sama dengan
[caŋcaŋ] n siput yang hidup di
pohon cangghik [caŋghik] acangghik v cekcok;
lidah bercabang atau munafik cacca [cacca] v cincang
bercekcok
nyacca vi mencincang
cangkaro’ [cɘŋkarɔʔ] n kerak nasi yang
cacemmer [cacɘmmɘr] n air pelimbahan; air
digoreng cangkèm [caŋkɛm] n dagu
kotor cacèng [cacɛŋ] n cacing
cangnga’ [caŋŋaʔ] acangnga’ v membantah
mara cacèng nglodu’â komèrè ‘seperti
canְtèng [canʈɛŋ] n gayung
cacing
capcap [capcap] n tetes; bunyi tetesan air
hendak
menginginkan
menelan
sesuatu
yang
kamiri’ tidak
mungkin
acapcabhân vi menetes nyapcap vi menetes
cakang [cakaŋ] a cekatan
carakan [carakan] n abjad/huruf jawa
cakkong [cakkɔŋ] n parang yang ujungnya
carèk [carɛk] n carik; sekretaris desa
runcing dan membengkok calaְtak [claʈak] acalathaghân v berserakan tidak teratur calè [calɛ] n cela nyalè v mencela
carèta [carɛta] n cerita acarèta v bercerita nyarètaaghi v menceritakan nyarètaè menceritakan carok [carɔk] n perkelahian antar laki-laki
lè-calèan v saling mencela
secara berhadapan dengan menggunakan
lè-calè bellât ‘cela-cela sembilu’ sesuatu
senjata
yang dicela tetapi dipakai juga
perasaan terhina atau dendam.
(terutama
celurit)
didasari
vi melakukan carok. Klèbun Jhâddih acarok kalabân klèbun Tana Mèra. acarok
‘Kepala
desa
Jaddih
melakukan carok
dengan kepala desa Tanah Merah’.
cerrèng [cɘrrɛŋ] n jerit acerrèng vi menjerit rèng-cerrèngan
menjerit
main-main
berkali-kali dan mengganggu
Mon lo’ bângal acarok, jhâ’ ngako orèng
cèְtak [cɛʈak] n kepala
Madhurâ ‘Kalau tidak berani melakukan
acèְtak v berkepala
carok, jangan mengaku orang Madura’
cèְtak bâto keras kepala/kepala batu
Orang Madura harus berani membela
ajhuluaghi
kehormatan
bunto’na
an
harga
diri
sekaligus
menghindari perasaan malo carompèng
[cɘrɔmpɛŋ]
pas
kepalanya,
n
lapisan
cètagghâ,
bergeliat
berjanji
miang
berkelit
dengan
cèkèl [cɛkɛl] n mata kaki
‘menjulurkan
namun banyak
ketika
janji cetto’ [ceʈʈɔʔ] nyetto’ v mencungkil
celleng [cɘllɘŋ] a hitam
ciyom [ciyɔm] cium
cellet [cɘllɘt] nyelletaghi v membenamkan
untuk
menutupi ketidak sanggupannya menepati
cèlèng [cɛlɛŋ] n babi rusa; celeng
celleng modhus sangat hitam
diri’ ditagih
alasan
cèְtè [cɛʈɛ] n periuk
ngacelleng v menghitam
ekornya
melepaskan
cekcek [cɘkcɘk] n cicak
macelleng v menghitamkan
ètegghu’
dipegang
mencoba
mudah
cè’ [cɛʔ] adv sangat
alè’-palè’
kalau
pembungkus bambu muda yang dipenuhi
bilâ
nyiyom vt mencium cobbhu’ [cɔbbhʊʔ] n perkakas dari anyaman bambu yang digunakan untuk mencuci beras
(ke dalam kubangan lumpur dsb)
cobik [cɔbik] n cobek; cowek
tacellet v terbenam; terperosok (ban)
cocor [cɔcɔr] n paruh
cello’ [cɘllɔʔ] v ciduk
acocor v berparuh
nyello’ v menciduk
acocor/cor-cocor
lo’-cello’ n alat untuk menciduk; gayung
teratur ke belakang menghadap satu arah
bunto’
idm
berbaris
cellot [cɘllɔt] n 1 lumpur 2 tanah liat
codhut [cɔdhut] n sejenis kelelawar
cèlo’ [cɛlɔʔ] a asam; kecut
cokka [cɔkka] n cuka
cempaka [cɘmpaka] n cempaka
coko’ [cɔkɔʔ/cokoʔ] n sejenis kerudung
cèndhul [cɛndhul] n (es) cendol
yang menutupi rambut, biasanya ditambah
cèngè [cɛŋɛ] n sambal
kerudung dibagian luar
cengkal [cɘŋkal] a membandel
acoko’ v berkerudung
cengkèr [cɘŋkɛr] n cengkir; kelapa yang
ako’-coko’ tae ‘berkerudung tahi’ terkenal
masih muda; mumbang cèngkol [cɛŋkɔl] n siku; sikut nyèngkol v menyikut kol-cèngkolan v saling sikut cèntong [cɛntɔŋ] n centong nyentong v menyenduk dengan centong cepplo’an [cɘpplɔan] n pemilihan kepala desa
karena sifat dan perangai yang buruk cokop [cɔkɔp] a cukup colo’ [cɔ.lɔʔ] n mulut acolo’ vi (kas) menyangkal tuduhan yang sudah terbukti. kacolo’an
suka
memperbesar
masalah
dengan menyampaikan kepada orang lain sesuatu yang sepele
acolo’ songai ‘bermulut sungai’ rakus
compo’ [cɔmpɔʔ] n(T) rumah
colo’ bâlijjhâ ‘mulut penjual keliling’ suka
copa [cɔpa] n ludah
berbohong
dan
acopa v meludah
membesar-besarkan
sesuatu mengenai dirinya
nyopaè v meludahi
colo’ ebblèk
copa
‘mulut
kaleng’ gampang
sè
ella
ghâgghâr
ka
tana
ta’
menangis; birnyè
èkennèng jhilât polè ‘ludah yang sudah
colo’ morbhur ‘mulut bercuap’ orang yang
jatuh ke tanah tidak bisa dijilat kembali’
perkataanya suka mencela dan menjelek-
janji yang sudah terlanjur diucapkan harus
jelekkan orang lain yang belum jelas
ditepati
kebenarannya
corok
coma [cɔma] p cuma
[cɔrɔk]
tacorok
rugi
dan
harus
nomboki
comantaka [cɔmantaka] n cara bicara yang lancang dan bukan pada tempatnya
D dâ’ [dǝʔ] p ke
dâri [dǝri] p dari
dâdâ [dǝdǝ] n dada
dâteng [dǝtɘŋ] v datang
adâdâ v berdada
adâtengngan v berdatangan
dâdâ ghulâ bâlâkang mèmbhâ perib ‘dada
adâtengngè v mendatangi
gula, punggung mimba’ baik di muka
madâteng v mendatangkan
(umum),
teng-dâteng
namun
di
belakang
tampak
keburukannya dâdâr [dǝdǝr] n daun kering
v tiba-tiba: Teng-dateng ngamok, ta’ etemmo marghana. Tiba-tiba mengamuk tak jelas sebabnya.
dâdu [dǝ.du] n dadu
dâun [dǝun] n daun
adâdu vi melakukan perjudian dadu
adâun v berdaun
dâi [dǝi] n dahi
un-dâunan n dedaunan
dâjâ [dǝ.jǝ] n utara
lèng-ngalèng
ka
dâunna
bâringèn
makadâjâ v menjalankan, mengarahkan,
‘berlindung pada daun beringin’ mengaku
menghadapkan, dsb ke utara
sedikit demi sedikit
ngadâjâ v agak ke utara
deppa [dɘppa] n depa
dâkka [dǝkka] a tamak; loba; serakah Dâkka
bhibbhiddhâ
‘tamak/serakah serakah
bibit
menyebabkan
nèyat niat
adeppaè v mengukur dengan depa ngèco’
mencuri’
mnghalalkan
berbagai cara
ְdhâ’âr [dhǝʔǝr] v (T) makan adhâ’âr v (T) makan dhâ’ârân n (T) makanan dhâbâ’ [dhǝ.bǝʔ] n berudu; anak katak
dânga [dəŋa] adanga v mendongak
nga’-ènga’ dhâbâ’ ‘ingat-ingat berudu’
dângdâng [dǝŋdǝŋ] n burung gagak
lupa-lupa ingat
dâpor [dapɔr] n dapur por-dâpor v mengerjakan pekerjaan dapur
ְdhâdְdhâ’ [dhǝddhǝʔ] n pohon dadap dhâddhâ’
sanajjhân
èeccèddhâ
ghi’
dârâ [dǝrǝ] n darah
pagghun dhâddhâ’ kèya ‘sekalipun dicat,
adârâ v berdarah
dadap masih tetap dadap juga’ kenyataan
yang
ditutup-tutupi
lama-lama
akan
ketahuan juga
dhâurân [dhǝ.u.rǝn] n kayu untuk pikulan uang biasanya dibuat dari bambu dan
dhâddhi [dhǝddhi] vi menjadi Moga dhaddhi samporna. ‘semoga menjadi sempurna’
bersifat lentur dheddhel
v
[dhɘddhɘl]
mencelupkan
adhâddhiagi vi menjadikan
makanan untuk dicampur dengan sedikit
dhin-dhâddhin n hantu orang yang sudah
saos, kecap dsb. sebelum dimakan
meninggal dengan wajah asli orang yang
neddhel v melakukan deddhel
meninggal tersebut, biasanya datang tiba-
dhibi’ [dhibiʔ] 1 n diri; ego 2 pron sendiri
tiba dalam waktu sekejap; jadi-jadian
ְdhidְdhi’ [ɖhidɖhiʔ] adj sedikit
madhâddhi v menjadikan
dhika [dhika] pron(M) kamu; anda
dhâghâng [dhǝghǝŋ] n pedagang
dhina [dhina] n hari: dhina Kemmès ‘hari
adhâghâng v berdagang
Kamis’
dhâghângan n (barang) dagangan
dhina [dhina] bd, inj biar
dhâghâng tona adhu’um bhâtè ‘pedagang
adhina v menyisakan
rugi membagi-bagi untung’ orang yang
dhisa n desa
melakukan sesuatu yang tidak wajar untuk
dhlubâng [dhlubəŋ] n kertas
memamerkan
dhu’um [dhuʔum] v membagi
kelebihan
yang
tidak
dimiliki
adhu’um v berbagi
sè adhâgâng, adhâghing ‘yang berdagang,
adhu’uman v berbagi (kebahagiaan, harta,
berdaging’ yang berusaha (berdagang)
dsb.) dengan orang lain
akan
nu’um v membagi
berhasil
dan
hidup
nyaman
ְdhukon [ɖhukɔn] n dukun
(berdaging) dhâghing [dhǝghiŋ] n daging
aְdhukon
adhâghing v berdaging; gemuk
v
menggunakan
pertolongan
dukun
dhalang [dhələŋ] n dalang
nukonè v bekerja sebagai dukun
adhâlâng v mendalang
dhulâng [dhulǝŋ] nulâng v menyuapi
dhâlâng èkarobbhui pangghung ‘Dalang kerobohan panggung.’ Pemimpin yang
adhulâng v menyuapi lâng-dhulâng(an) v saling menyuapi dhulit [dhulIt] nulit 1 v mencuil 2 mencolek,
celaka karena ulah sendiri. tadâ’ dhâlâng kakorangan lakon ‘Tak ada
menowel
dalang kehabisan cerita.’ Pemimpin yang
lit-dhulidhân v 1 saling mencolek atau
baik
menowel
selalu
keluar
dari
permasalahan
dengan
dengan baik.
n (T) rumah; kediaman dhâlko’ [dhǝlkɔʔ] n burung bangau; burung dhâlem
[dhǝlɘm]
usil
menowel
Jhâ’
atau
mencolek
lit-dulidhân,
bânnè
pettès. Jangan colak-colek, bukan petis. dhungèng [dhuŋɛŋ] n dongeng adhungèng v mendongeng
kuntul dhâmar [dhǝmar] n lampu; pelita adhâmaran v memakai lampu dhâpa’, pa’-dhâpa’an [paʔ.dhǝpaan] n tapak
dhungngèng [dhuŋŋɛŋ] n dongeng adhungngèng v mendongeng dhunynya [dhuñña] n 1 dunia 2 harta 3 alam fana, yaitu alam sebelum akhirat
kaki dhârâka
2
[dhǝrǝka]
a durhaka
dhupa [dhupa] n dupa adhupaè v membakari dupa
padhupaan n tempat membakar dupa;
dhuwâ’ butèr pohon atau buah salam diyâ [diyǝ] adv di sini
pedupaan dhurin [dhurin] n durian
dokar [dokar] n dokar
dhusa [dhusa] n dosa
duccol [duccɔl] v lepas
sa-dhusae hanya menyebabkan berdosa
aduccol v melepas (pakaian dsb.)
saja
nuccolè v melepaskan
dhuwâ
[dhuwə]
n doa
dumalem [dumalɘm] adv dua hari yang akan
adhuwâ v berdoa
datang
adhuwâaghi v mendoakan
kadumalemma adv dua hari yang lalu
nuwâi v mendoai; berdoa untuk atau pada
dumpa [dumpa] v tumpah
nuwâaghi v mendoakan
madumpa v menumpahkan
dhuwâ atamba, bherkaddhâ korang ‘doa
duri [duri] n duri
bertambah, makanan berkatnya kurang’
aduri v berduri
tugas
bertambah
upah
tetap
atau
aduri pandân/martabhât durina pandân
berkurang
‘berduri pandan/ibarat duri pandan’ mau
dhuwâ’ [dhuwəʔ] n
meminta tidak mau memberi; pelit
dhuwâ’ bato pohon atau buah jamblang
duwâ’ [duwǝʔ] n dua
E è [ɛ] p di
aejjhâman v memakai jam tangan
ebbis [ɘbbis] n bis; bus
lo’ tao ngèding monyena ejjhâm ‘tidak
èbhu [ɛbhu] n ibu
pernah mendengar bunyi jam’ orang yang
èbir [ɛbir] a sifat pamer
dianggap tidak tahu aturan karena berasal
èbu [ɛbu] ribu
dari
èbuan n ribuan
n
kaèlangan v kehilangan karton
pembungkus
èding [ɛ.diŋ] dengar
yang
ngèding vt mendengar sakopèngan
menghebohkan
desa
bisa
menghilang.’ 2 vt menghilangkan Ustadz ‘mendengar
sekuping’ mendengar selintas egghung
adhabu jha’ bato bisa maelang najis. ngèlangngaghi vt menghilangkan Tello’
egghung [ɘgguŋ] n gong amonyè
maèlang 1 vi menghilang: Maleng sakte se
madhibu dhisa bisa maelang. Maling ‘sakti
barang produksi; dus
to’-koto’
ini
èlang [ɛlaŋ] vi hilang
ngeccèt v mengecat
ngèding
Ungkapan
èjhin [ɛjhin] a individual, sendiri-sendiri
aeccèt v bercat [ɘddʊs]
terpencil.
digunakan untuk melecehkan
eccèt [ɘccɛt] n cat
eddus
desa
bato bisa ngelangngaghi najis. ‘berbisik
ella [ɘlla] adv sudah
berbunyi gong’ karya besar yang hanya
ellong [ɘllɔŋ] long-ellongan n jalan tembus
berasal dari kabar atau rencana yang
èlmo [ɛlmɔ] n ilmu
sayup-sayup ejjhâm [ɘjjhǝm] n jam
aèlmo v berilmu; pandai
mara
èlmona
menabrak’ sendiri
tagghuk
orang
tanpa
‘seperti
yang
ilmu
emmas towa èsempo ‘emas tua disepuh’
enaknya
orang yang sekalipun keturunan orang
kesusahan
terpandang tetapi mau berguru kepada
mau
memikirkan
orang lain
siapa saja empa’ [ɘmpaʔ] n empat
èlong [ɛlɔŋ] n hidung ta’ tao jhâ’ konco’na èlongnga bâdâ
empo [ɘmpɔ] n empu (pembuat senjata)
lesengnga
èmpon [ɛmpɔn] vi lumpuh
‘tidak
tahu
bahwa
ujung
hidungnya belepotan’ orang yang tidak
èmpor [ɛmpɔr] aèmpor v berkubang lumpur
sadar akan keburukan sendiri
endâ’ [ɘndǝʔ] vi mau
ollè èlong mènta pèpè ‘dapat hidung
dâ’-mata’endâ’, di-budina èkala’ ngendâ’
minta pipi’ tidak pernah puas atau cukup;
pura-pura tidak hendak, padahal sangat
tamak; loba
berkehendak
èman [ɛman] a sayang emanan
ta’
a pelit; terlalu sayang pada
endâ’
katompangan
‘tidak
tertumpangi’ tidak mau berhutang budi
sesuatu
èngghi [ɛŋghi] (M/R) iya
ngaemanè v menyayangi
engko’ [ɘŋkɔʔ] pron(R) aku, saya
emba [ɘmba] n kakek/nenek embhân
[ɘmbhən]
mau
enjâ’ [ɘñjǝʔ] (R) tidak
v
ngembhân
ènjhâm [ɛñjhǝm] ngènjhâm v meminjam ènjhâman n hasil meminjam
menggendong (bayi dsb) di depan bhân-embhân n kain untuk menggendong
ennem [ɘnnɘm] n enam
abhân-embhân v memakai kain untuk
enneng [ɘnnɘŋ] neng-enneng v diam
menggendong
neng-ennengnga bessè tataèn ‘diamnya
sè la abhân-embhân ghi’ âghândhungè
besi berkarat’ diam karena memang tidak
‘yang
mampu (tahu dsb)
sudah
menggendong
di
depan
digendongi lagi di punggungnya’ orang
èntar [ɛntar] v pergi ngèntarè v mendatangi
yang sudah menanggung beban masih
entèk/tèk-entèghân [ɘntɛk/tɛkɘntɛghǝn] n
diberi tambahan beban lagi embhuk
[ɘmbhuk]
n saudara perempuan
yang lebih tua; kakak perempuan embi’ [ɘmbiʔ] n kambing embi’ ambhâ ka pakacangan ‘kambing
jari kelingking ngentèkaghi
v
‘mengelingkingkan’
meremehkan enten [ɘntɘn] (M) tidak ènten [ɛntɘn] n intan
terlepas ke kebun kacang’ menghabiskan
Ènten
semua makanan yang disuguhkan
diwadahi kelongkong’ orang yang mulia
embi’ kenynyang ghi’ ngandus ‘kambing
(bangsawan
dsb)
kenyang masih menanduk’ tamak; loba;
meskipun
bergaul
tidak pernah merasa cukup
kebanyakan
mara embi’ ngantor ghunong ‘seperti
ènten nyèllem ka cellot ta’ bhâkal orem
kambing menanduk gunung’ pekerjaan
‘intan yang tenggelam dalam lumpur tidak
sia-sia karena tidak mungkin berhasil
akan suram’ keluhuran sifat (orang) mulia
embu’ [ɘmbʊʔ] n ibu emmas [ɘmmas] n emas
èbâddhâi
kalontongan akan
‘intan
tetap
terlihat
dengan
orang
pasti tampak meski disembunyikan ènter [ɛntɘr] ènterran n baling-baling aènter v berpusing; berputar
eppa’ [ɘppaʔ] n bapak
ètèk [ɛtɛk] n anak bebek
èrèt [ɛrɛt] v seret
ètèk
ngèrèt v menyeret èrok
[ɛrɔk]
ngèrok
ècocorè
emmas
ghi’
bhâkal
ècocoraghi ka pacarrèn kèya ‘itik diberi
v
mengganggu;
paruh emas akan disusupkan ke air limbah
mengacau
juga’
orang
yang
sudah
terbiasa
èsak [ɛsak] a baik
berperilaku buruk sulit dibawa ke dalam
èssè [ɛssɛ] n isi
kebaikan
aèssè v berisi
ètèk sè atellor, ajèm sè ngèrremmè ‘itik
ngèssèè v mengisi èsto
a
[ɛstɔ]
tulus;
yang bertelur, ayam yang mengerami’ sungguh-sungguh;
seseorang
yang
melakukan
kebaikan,
serius; ikhlas
tetapi orang lain yang mendapat pujian
ngèstoaghi vt melakukan sesuatu untuk
sesuai dengan peribahasa ‘kerbau punya
orang
lain
dengan
tulus
ngestoaghi
susu, sapi dapat nama’
undangan ‘menghadiri undangan dengan
èter [ɛtɘr] aèter v berputar
tulus’
F faèdâ [faɛdǝ] n faidah; manfaat; kegunaan faham/fahâm
[faham/fahǝm]
v
fardu [fardu] n fardu fitna [fitna] n fitnah
faham;
mengerti
G gâlânon [gǝlǝnɔn] n ungkapan permisi; kula nuwun
ghâdhebbhung
ngajhâk
lotְto’
‘batang
pisang mengajak busuk’ kejahatan selalu
agâlânon
v
mengucapkan
permisi;
ghâgghâr [ghǝgghǝr] v jatuh
berpermisi gâlundung
[gəlunduŋ]
agâlundung
v
aghâgghârân v berjatuhan maghâgghâr v menjatuhkan
menggelinding gâlundur
menarik keterlibatan orang baik-baik
[gəlundur]
agâlundur
vi
Ghâgghârâ
dâdâr
ta’
kèra
jhâu
dâri
menggelinding
bhugkana ‘daun jatuh tidak jauh dari
magâlundur vt menggelindingkan
pohonnya’ seorang anak tidak akan jauh
gândhuru n sejenis santet yang berupa benda terang melayang di udara; sin. pana gessa [gɘssa] agessa v berbicara santai asa-gessa v berbicara santai (intensitas) ghâdhu
[ghǝdhu]
ngâdhu vt memakan lauk
tanpa nasi ghâdhebbhung
berbeda dari orang tuanya ghâjâ’ [ghǝjǝʔ] n gurauan; canda aghâjâ’ v bergurau; bercanda ngâjâè v menghibur (bayi) supaya tenang jâ’-ghâjâ’
patè’
‘gurau-gurau
anjing’
gurauan kecil yang sangat berpotensi [ghǝdhɘbbhuŋ]
pisang; gedebung
n
batang
menjadi pertengkaran
ghâjâ’
kembhângnga
kembang
tokar
perkelahian’
‘gurauan
nasihat
untuk
ghâjhâ [ghǝjhǝ] n gajah
maghânjhil
ghâlâghâs [ghǝlǝghǝs] ` gelagah katonon
‘gelagah
terbakar’
cepat naik darah tetapi cepat reda ghâlâta
koros
‘ibarat
kutu
busuk kurus’ tuan rumah yang menyajikan oleh-oleh tamunya sebagai suguhan
akanְta ghâltè’ nemmo padi ‘seperti gelatik menemukan padi’ menghabiskan semua suguhan yang diberikan; kemaruk rajâ ghâludhugghâ ta’ kera rajâ ojhânna/ kabânynya’an ghâludhuk korang ojhân
peribahasa
akan
besar
geledek
kurang
yang mirip
dengan
‘Tong kosong nyaring bunyinya.’ ghâmpang
[ghǝmpaŋ]
ghâmparan
mengandung aghandhu’ tae kerreng ‘mengandung tahi kering’ mempunyai maksud jahat terhadap orang lain ghândhung [ghǝndhuŋ] aghândhung v digendong di punggung ngândhung v menggendong di punggung ghânep [ghǝnɘp] a genap
v
1
menggenapkan
2
melengkapkan èbitong ghânep, èbirjhi’ ghânjhil ‘dihitung genap, diperinci ganjil’ keadaan serba tidak berkesesuaian
ngântè v mengganti
ghântong [ghǝntɔŋ] v gantung aghântong v bergantung ngântong v menggantung èghântong
tèngghi,
èbhendem
dâlem
‘digantung
tinggi,
ditanam
dalam’
hukuman yang setimpal dengan kesalahan yang diperbuat ghârâp
[ghərəp]
aghârâp
v menggarap;
menyelesaikan suatu pekerjaan dari kakek
n [T] bakiak
ghândhu’ [ghǝndhuʔ] aghandhu’/ngandhu’ v
maghânep
ghântèan adv bergantian
ghârubhek [ghǝrubhɘk] n moyang; kakek
a gampang; mudah
[ghəmparan]
aghântè v berganti
tong-ghântong n gantungan (baju, dsb.)
ghâludhuk [ghǝludhuk] n geledek
hujan’
n penggganti: nyarè ghântè
tèn-ghântèn n pengganti; cadangan
ghâltè’ [ghǝltɛʔ] n burung gelatik
tidak
n jangkrik
tè-ghântè v berganti-gantian
ghâliyâ’ [ghǝliyǝʔ] n geli
geledeknya
ghântè
[ghǝntɛ]
yang rusak, kerugian, dsb)
ghâlincap [ghǝliñcap] n ketiak
hujannya/kebanyakan
ghânta’
ngântèè v mengganti (kerusakan, bagian
ghâlijek [ghǝlijɘk] ngâlijek v menggelitik
‘besar
v mengganjilkan
[ghəntaʔ]
‘mencari pengganti’
ghâlâta [ghǝlǝta] n kutu busuk martabhât
tidak stabil; berubah-ubah ghânjhil [ghǝñjhil] a ganjil
berhati-hati dan menjaga batas gurauan
ghâlâghâs
ghânjhâl [ghǝñjhǝl] jhâl-ghânjhil a goyang;
ghârubhuk [ghɘrubhuk] n gharubhek ghâtel [ghǝtɘl] a gatal tel-ghâtel n gatal-gatal gheddhâng [ghɘddhǝŋ] n pisang gheddhâng bhiru 1 pisang hijau 2 fig orang
pendiam
yang
memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang luas 1ghellâ’
[ghɘllǝʔ] n tawa
aghellâ’ vi tertawa lâ’-ngellâ’è vt menertawakan 2ghellâ’
[ghɘllǝʔ] adv tadi
ghellâng [ghɘlləŋ] n gelang aghellâng(an) v memakai gelang; bergelang ghendhâk [ghɘndhǝk] a sombong
ghendhâk bârângka, sala ghendhâk tadâ’
ghi’ [ghiʔ] adv masih
pa-apa
ghibâ [ghibǝ] v bawa
‘sombong
sombong
tidak
peribahasa
yang
melompong, ada mirip
sudah
apa-apanya’ dengan
‘Tong
kosong nyaring bunyinya’ ghendhâng
[ghɘndhǝŋ]
ngibâ vt membawa: Ca’na Ka’ Morsid
lamon ta’ ngibâ pèssè ta’ ollè noro’ ‘Kata Kak Morsid kalau tidak membawa uang
n gendang
tidak boleh ikut’
aghendhângan v bermain gendang
bân-ghibân n 1 barang bawaan 2 oleh-
gendhâng
oleh
ètabbhu
salajâ
‘gendang
ditabuh sebelah’ berat sebelah atau tidak
ghighi [ghighi] n gigi
adil
ghiling [ghiliŋ] aghiling v menggiling
ghendhi [ghɘndhi] n kendi ghentang
[ghɘntaŋ]
ghilingan n gilingan
aghentang vi terlentang
maghentang vt menelentangkan tang-ghentangan
urutan; bergilir
tidur-tiduran
dengan
aghilir v bergilir ghilirân n giliran
posisi terlentang ghentang
ghilir [ghilir] v satu persatu berdasarkan
nèngngep
‘terlentang
ghilir tampar ‘gilir tambang/ tali/ tampar’
telungkup’ pernikahan antara dua pasang
menyerahkan tanggung jawab diri sendiri
saudara, misalnya A dan B saudara, C dan
kepada orang lain sehingga orang lain
D saudara. A menikah dengan C, B dengan
tersebut yang memiliki tanggung jawab ghindhung [ghindhuŋ] v gendong
D, atau A dan D, B dengan C ghentong [ghɘntɔŋ] n gentong/tempayan ghentong
ekarobung
canteng
‘gentong/tempayan
dirubung
orang
tetap
tua
yang
gayung’
disambangi
keturunannya
ghingsèr [ghiŋsɛr] a bergeser ghir [ghir] n bentuk pendek dari penggjir; sisi; bagian; pinggir ghubâng [ghubəŋ] aghubâng v melubangi atau membuat
ghentong
nyarè
canteng
tempayan
mencari
gayung’
lubang (ditanah untuk
‘gentong/
hewan pembuat lubang di dinding atau
meminta
tembok bagi orang jahat yang masuk
pertolongan pada yang lebih lemah
secara
tadâ’ ghentong nyello’ ka cantèng ‘tak ada
aghubang
gentong menciduk gayung’ 1. orang tua
melubangi rumah Melan.’
tidak meminta balasan dari anak 2. yang
èghubâng v dilubangi
kuat yang bisa membantu yang lemah gherrâ [ghɘrrǝ] a kaku
paksa);
membobol
romana
Mèlan.
Maleng ‘Maling
ghucè [ghucɛ] n guci ghucè èkennèng kodungè ‘guci dapat
magherrâ v membuat jadi kaku
ditutupi’ perkara rahasia sekali pun tidak
gherrâ montengnga ‘kaku tulang ekornya’
dapat ditutup-tutupi
orang yang tata tutur dan gerak geriknya
ghudְdhu [ghudɖhu] n kue yang terbuat dari
sangat kaku dan tidak mau berkompromi
pisang,
atau keras kepala
dicelupkan pada adonan tepung sebelum
gherrâng
[ghɘrrǝŋ]
n sejenis ikan yang
dikeringkan gherrem [ghɘrrɘm] n geraham gherring [ghɘrriŋ] n sakit parah
ketela,
sukun
dsb.
digoreng. ghuְdhâ [ghuɖhə] v ganggu; goda aghuְdhâ v mengganggu; menggoda ghulâ [ghulǝ] n gula
yang
ghuli [ghuli] n gerak
martabhât ghung tèma ‘ibarat gong timah
aghuli v bergerak
– yang tidak ikut bergema kecuali ditabuh
maghuli v menggerakkan
secara khusus’ orang yang diam jika tidak
ghulu [ghulu] n (T) leher
ditanya
ghulu’ [ghuluʔ] aghulu’ v berguling-guling
ghunong [ghunɔŋ] n gunung
di tanah
ghunong na’nong bâto klètְtak ‘gunung
ghulung [ghuluŋ] v gulung
udik
berbatu
putih kering kerontang’
aghulung v bergulung
tempat yang sangat terpencil dan sangat
ngulung v menggulung
sulit didatangi, pernyataan ini digunakan
ngulunggaghi v menggulungkan
untuk melecehkan ghuru [ghuru] n guru
ghun [ghun] cuma ghundul [ghʊndʊl] a gundul
aghuru v berguru
aghundul v memotong gundul rambut
ghusè [ghusɛ] n gusi
ghundulân n tuyul
ghuwâ [ghuwǝ] n goa
ghung [ghuŋ] n gong
godèk [gɔdɛk] n bulu rambut depan telinga
H halwa [halwa] n halwa
hèdâ [hɛdǝ] pron (R) seda
(mara) halwa èkakan kocèng ‘ibarat halwa
hol [hɔl] n peringatan tahunan kematian
dimakan kucing’ wanita yang secara sosial
seseorang yang diisi dengan membaca
memiliki derajat lebih tinggi menikah
doa; haul
dengan
laki-laki
yang
secara
sosial
derajatnya lebih rendah
I ikhtiyar [ikhtiyar] v berusaha sekuat tenaga
Islam [islam] n Islam
iman [iman] n iman
iyâ [iyǝ] (R) iya
J jâgâ [jǝgǝ] v jaga
dengan wajah menyerupai orang yang
ajâgâ v menjaga
telah meninggal dan mengenakan kain
jago [jago] a jago
kafan; jembalang
go-majago vi sok jago
jendèla [jɘndɛla] n jendela
jagowân n jagoan
jhâ’ [jhǝʔ] adv jangan
jârèya [jǝrɛya] n penunjuk jauh atau dekat; ini atau itu jârângkong
jhâbhâr [jhǝbhǝr] n harakat (fatha) dalam tulisan Arab
[jǝrǝŋkɔŋ]
n
hantu
yang
jhâghâ [jhǝghǝ] v bangun; berdiri
menurut kepercayaan muncul selama 40
jhâi [jhǝi] n jahe
hari sejak kematian berbentuk manusia
jhâi’ [jhǝiʔ] ajhâi’/nyâi’ v menjahit
jhâil [jhǝil] n iler
jhânjhi [jhǝñjhi] n janji
ajhâil v mengiler
ajhânjhi v berjanji
jhâjhâr [jhǝjhǝr] v jajar jhâjhâr
jhin-jhânjhin v saling berjanji
bâjâng
‘jajaran
wayang’
parjhânjhian n perjanjian
menempatkan sesuai aturan tempatnya
jhânor [jhǝnɔr] n janur
n julukan ajhâjhuluk vi berjuluk Sè pangdâlem ajhâjhuluk Sè Ghâmbhu. ‘yang kanan
jhârân [jhǝrǝn] n kuda
jhâjhuluk
[jhǝjhuluk]
berjuluk Si Ghambhu’
Jhârân celleng ghusè, èsemma’è ngokop, èjhauè
jhâjjhâlâng [jhɘjjhǝlǝŋ] n laron jhâjjhâlâng
ajhârânan v naik kuda; berkuda
nyandâr
ngettè’
‘kuda
bergusi
hitam,
didekati menggigit, dijahui menendang’ apoy/dhâmar
bercampur baur dengan orang yang sudah
‘laron bersandar ke api/lampu’ melakukan
terkenal bermoral bejat dan bertabiat
pekerjaan
busuk
yang
ka
membahaya-kan
diri
sendiri jhâlâ
pasti
akan
mencelakakan
keseluruhan lingkungannya
n jala
[jhǝlǝh]
jhârân
jhâlân [jhǝlǝn] n jalan
èkalèburè
perib
lorana
‘kuda
disenangi tuannya’ seorang bawahan yang
ajhâlân v berjalan
karena
ajhâlânè v menjalani
majikannya sehingga meningkatkan taraf
ajhâlânaghi v menjalankan
hidupnya
alân-jhâlân
v berjalan-jalan
Jhârân
jhâlu [jhǝlu] n susuh; tanduk pada kaki ayam
‘kuda
memakan muatannya’ orang (tamu) yang ikut makan oleh-olehnya sendiri
jarum
ajhangghel v bertongkol jhângghirâng [jhǝŋghirǝŋ] n sejenis lele akantha jhângghirâng nemmo cacemmer menemukan
kotoran’
memperebutkan barang yang tak berharga karena ketamakan
jhâtè [jhətɛ] n (pohon/kayu) jati jhâtè kasosobhân lojung ‘jati tersusupi kayu aren’ wanita yang secara sosial memiliki derajat lebih tinggi menikah
untuk
tempat tidur yang terdiri atas bantal dan dari
laki-laki
yang
secara
sosial
ajhâui v menjauhi
ajhângo v menggapai; menjangkau
berasal
pertandingan
jhâu [jhǝu] a jauh
jhângo [jhǝŋɔ] v gapai; jangkau peralatan
kapak’
derajatnya lebih rendah
ajhângka’ vi memakai dingklik
n
melawan
dengan lawan yang tidak seimbang
dengan
jhangka’ [jhəŋkaʔ] n dingklik
yang
bubudhânna
mara jhârum amoso bâddhung ‘seperti
jhângghel [jhǝŋghɘl] n tongkol jagung
guling
ngakan
mencuri di suatu daerah
ajhâmoè v memberi jamu (sapi dsb)
[jhǝŋsɛra]
oleh
penunjuk jalan bagi orang luar yang akan
ajhâmo v minum jamu
jhângsèra
diperhatikan
jhârum [jhǝrum] n 1 jarum 2 orang dalam
jhâmo [jhǝmɔ] n jamu
lele
karena
disenangi
tuannya tersebut
lân-jhâlân n tengah jalan
‘seperti
kecakapannya
jhâng-
dhunjângnga sera ‘penunjang kepala’
majhâu v menjauh u-majhâu v pura-pura menjauh jhebbhing [jhɘbbhɪŋ] n anak perempuan jhekjhek [jhɘkjhɘk] a ajeg; istiqamah jhelli’ [jhɘlliʔ] n klitoris; klentit
jhelling [jhɘlliŋ] v lihat
bahwa orang lemah ditindas oleh yang
ajelling v melihat
lebih kuat
nyellingngaghi v memperlihatkan; meng-
rajâ jhuko’na rajâ ghulina ‘besar ikannya,
amati
besar
pajhellingan n penglihatan
keadaannya
ling-jhellingan v melihat kesana-kemari
gerakannya’
sesuai
dengan
jhulu [jhulu] ajhulu v menjulurkan tangan
jherruk [jhɘrruk] n jeruk
untuk memberi atau menerima
jhilâ [jhilǝ] n lidah
nyuluaghi v menjulurkan (tangan, dsb)
jhilâ ta’ atolang ‘lidak tak bertulang’
Jhuma’at [jhumaʔat] n hari keenam dalam
berbicara sangat gampang, tetapi harus
penanggalan Madura; Jumat.
dipertanggungjawabkan
ajhuma’adhân
jhilât [jhilǝt] nyilât v menjilat Jhinmèra
pergi
melaksanakan
shalat Jumat.
n kependekan dari
[jhinmɛra]
v
jhumaadhân n shalat Jumat.
tajhin mera yang artinya bubur merah.
jhung [jhuŋ] p berebut atau merasa menjadi
Bentuk ini digunakan untuk bulan Shafar
paling: jhung rajâân ‘berebut menjadi
dalam penanggalan Madura karena pada
paling besar’
bulan ini dianggap bulan penuh berkah dan diperingati dengan bersedekah tajhin mera.
jhungjhung
[jhuŋjhuŋ]
[jhinpɘdɖhis]
n kependekan
dari tajhin peddhis yang artinya bubur pedas. Bentuk ini digunakan untuk bulan Muharram
dalam
penanggalan
Madura
karena pada bulan ini dianggap bulan
mengacungkan tangan 2 menjunjung dorong untuk menjatuhkan ka’-jhungka’an v saling mendorong untuk menjatuhkan jhuntrong
a
[jhuntrɔŋ]
jhurâng [jhurǝŋ] n jurang
bersedekah tajhin peddhis.
jhuwâl [jhu.wǝl] vt jual
[jhubəʔ]
a jelek; buruk n takdir tentang pasangan
[jhudhu]
ajhuwâlân vi berjualan nyuwâl vt menjual
ajhudu v berjodoh
wâl-jhuwâl vi berjualan
nyudhuaghi/ajhudhuagi v menjodohkan
wâl-jhuwâlân
jhugghlâng
n lubang besar di
tanah jhujhur
a jujur
pajhujhur v berbuatlah jujur jhuko’ [jhukɔʔ] n 1 ikan: jhuko’ tasè’ ‘ikan laut’ 2 lauk: jhuko’ ajâm ‘lauk ayam’
vi
bermain
jual
beli
(permainan anak) ajhuwâl
[jhujhur]
tanpa
ajhuwâl vi menjual
hidup; jodoh
[jhugghlǝŋ]
mulus
hambatan
penuh berkah dan diperingati dengan
jhudhu
1
jhungka’ [jhuŋkaʔ] nyungka’aghi v men-
Jhinpedְdhis
jhubâ’
v
nyungjhung
bhâghus
‘menjual
bagus’
mengedepankan keunggulan penampilan atau kemampuan diri ajhuwâl bibir ‘menjual bibir’ mengada-ada untuk menggunjing
ajhuko’ v berlauk: Mon tellasân ajuko’
jijib [jijip] a tertib
ajâm Kalau hari raya berlauk ayam
jikar [jikar] n pedati
Jhuko’ kènè’ kakanna jhuko’ rajâ ‘ikan
jiya [jiya] n ini
kecil makanan ikan besar’ suatu kebiasaan
junèl [junɛl] a memiliki keterampilan dalam kesaktian
kajunèlan n kesaktian
jutaan jutaan
juta [juta] juta
K ka [ka] prep ke
kaju [kaju] n kayu
Ka’ [kaʔ] n bentuk panggilan untuk kakak laki-laki.
Mon kaju rajâ robbhu, kabbhi med-
kabâbâ [kabǝbǝ] a sanggup mengangkat atau membawa kabbhi
kabhuru
berpangkat tinggi jatuh, kehormatan dan
num semua
[kabhuru]
dhângnga. ‘Jika pohon besar tumbang, semua akan memotongnya’ Jika seorang
kabâsa [kabǝsa] a kobasa [kabbhi]
ju-kajuân n pohon-pohonan
penghargaan (akibat pengkatnya) akan
a terburu-buru
dengan cepat menghilang.
kabin n kawin
kaka’ [kakaʔ] n 1 saudara laki-laki yang
akabin v menikah Ana’eng klèbun towa
lebih tua, 2 orang laki-laki yang lebih tua
akabin bi’ randhâ. ‘Anak kepala desa-lama
kakan [kakan] v makan: Kakan, pa tadâ’.
menikah dengan janda’.
‘Makan, habiskan.’
kabinan n acara akad nikah.
akakan v menggerogoti; memakani
makabin v menikahkan Samad makabin
kakanan n makanan
Siti bi’ orèng jhâu. ‘Samad mengawinkan
makanè v memberi makan
Siti dengan orang jauh’. kabit
[kabit]
mulai
kabit
ngakan vt makan
bâri’
‘mulai
kakè [kakɛ] pron(R) kamu kala [kala] a kalah
kemarin’ kabidhân adv mula(i)nya
ngala v mengalah
kaca [kaca] n kaca
makala v mengalahkan: Kana’ juwa lakar
akaca v berkaca
kene’, tape bisa makala se raja. ‘Anak itu
kaca kebbhâng cermin besar
memang kecil, tetapi bisa mengalahkan
kacang [kacaŋ] n kacang
yang besar’
pakacangan n lahan kacang
kalaan/kaladhân [kaladhǝn] n selalu kalah
ghilir kacang idm sistem giliran yang
atau sering kalah
tertib berdasarkan aturan kacong [kacɔŋ] n anak laki-laki kadhibi’
[kadhibiʔ]
pron sendiri
kala’ [kalaʔ] v ambil ngala’
nangka
vt
mengambil
e
budina
Mat Rai ngala’ roma. ‘Mat Rai
kadi’ [kadiʔ] p seperti
mengambil nangka di belakang rumah’
kaè’ [kaɛʔ] bd
ngala’aghi vt mengambilkan
ngaè’ v mengait
ngala’an n suka mencuri
makaè’ v mengaitkan (pada kait)
ngala’ atè mengambil hati
takaè’ v terkait (pada kait)
ngala’
endâ’ ngaè’ ta’ endâ’ èkaè’ perib ‘mau
sendiri; egois
karebbâ
dhibi’
suka
menang
mengait tetapi tidak mau dikait’ mau
kalabân [kalabǝn] p dengan; bersama
meminta, tidak mau dipinta; pelit
kalak [kalak] n sejenis buah mundu
nèng-konèng katolak
kalak,
tekka’a
‘kuning-kuning
meskipun
kuning
konèng
kampong mèji [mɛji] kampung yang terdiri
kalak,
atas beberapa rumah yang penghuninya
untuk
masih berkerabat dan letaknya terpisah
buah
tertolak’
perempuan/laki-laki lajang yang ditampik
dari kampung (mèji) lain
karena sikap dan kelakuan yang tidak
kana’ [kanaʔ] 1 n anak kecil 2 a masih kecil
menyenangkan meskipun berwajah cantik
dan belum dewasa Kana’ kene’ juwa
atau
akabin ghi’ kana’. Anak kecil itu menikah
tampan,
tidak
dianggap
sebagai
calon menantu yang diinginkan
saat masih kecil.
kalampok [klampɔk] n jambu air
na’-kana’ 1 n anak-anak 2 teman-teman
kalaras [klaras] n daun pisang kering
(sepergaulan): Na’-kana’ kamma kabbhi?
kalarè [kɘlarɛ] n daun kelapa kering
Teman-teman pada ke mana? 3 orang(-
kalè [kalɛ] n kali: Jhâ’ sampè’ tello kalè,
orang):
sabbhâr bâdâ bâtessa. ‘Jangan sampai tiga kali, sabar ada batasnya.’ kalèbun [klɛbun] n pemimpin atau kepala
Sèngko’ marè èntar dâ’ kennengngan sè èjhânjhiaghi tapè tadâ’ na’-kana’. Saya telah datang ketempat yang dijanjikan tetapi tidak ada orang. kanca [kañca] n teman
desa di Madura
vi
kalènְtèng [klɛnʈɛŋ] n buah ubi rambat
akanca
kalèttèk [kalɛtʈɛk] n bunyi keletik
berteman
kalodu’ [kalɔduʔ] ngalodu’ v menelan
ngancaè v menemani
kalong [kalɔŋ] n kalung
sakancaan sepertemanan
akalong v berkalung
kanְdhâ [kanɖhǝ] vd berbicara
ngalongè v mengalungi terro
menginginkan
dhurin
durian’
nganְdhâi v memberi tahu
‘kelelawar
orang
yang
menginginkan sesuatu yang sangat sulit kaluwar [kɘluwar] v keluar makaluwar v mengeluarkan
membunglon;
rumah yang terdiri atas sampah kering digunakan untuk menghangatkan hewan ternak atau hanya mengabukan sampah sekam’
sot-ngosot
pa-kapa
‘mengelus-elus
kampowan [kampɔwan] perapian di luar
dalam
akaok v berkeok kapa [kapa] pa-kapa n pelana
menyesuaikan diri
kampowan
kandungan n kandungan
ditangkap
kamondurân [kamɔndurǝn] n bunglon
mara
kandung [kanduŋ] ngandung v hamil
kaok [kaɔk] n tiruan bunyi ayam saat
ngamar v masuk rumah sakit dirawat inap
vt
kandhâng [kandhǝŋ] n kandang
mangandung v menghamili
kamar [kamar] n kamar
ngamonduraghi
pertemanan,
akanְdhâ v berbicara
kaluwang [kɘluwaŋ] n sejenis kelelawar kaluwang
melakukan
sekkem
‘seperti
menyimpan
kekuatan agar bertahan lama kampong [kampɔŋ] n kampung
api
tenaga/
ditunggangi’
lajhu
pelana
ètompa’
kuda
memuji-muji
lalu karena
memiliki maksud tertentu kapal [kapal] n kapal akapalan vi naik kapal kapor [kapɔr] n kapur ngapor n mengapur dinding (rumah). por-kapor
v
melakukan
pengapuran (rumah).
pekerjaan
Bâ’na ngakan kapor, sèngko’ ta’ noro’a
akasap v bekerja; mencari penghasilan
bâ’âng ‘Engkau makan kapur, aku tidak
kaso [kasɔ] a terburu-buru
akan merasakan getirnya’ sikap tidak
kasombhâ [kasɔmbhǝ] n kesumba
mencampuri
urusan
orang
lain;
individualis sakapor
kasombhâ sarè ka adâ’ ‘kesumba seri di awal’ orang yang bersenang-senang pada
sèrè,
sakacèp
sadhembil ghâmbir
pènang,
bân
digunakan sebagai
perumpamaan pengantar atau sambutan sekedarnya.
waktu muda, sengsara pada waktu tua kasta [kasta] 1 v menyesal 2 n sesal kata’ [kataʔ] n katak kata’
nèddhâ’â
kerbhuy/sapè
katak
kappra [kappra] a kaprah, lumrah
hendak menginjak kerbau/sapi’ keinginan
karaddhu [karaddhu] a laku; disukai
yang tidak mungkin berhasil
karaksak [karaksak] n bunyi berisik yang merupakan tiruan bunyi daun-daun kering
katebbhung [kɘtɘbbhung] n batang/pohon pisang
yang terinjak(-injak) atau bunyi benda
kaְtèl [kaʈɛl] n usungan jenasah; keranda
jatuh di antara daun-daun pohon
katkat [katkat] n cecak terbang
karaksagghâ è diyâ, tabbhugghânna è
akantha
dissa ‘suara berisiknya di sini, bunyi
‘seperti cecak terbang menggoyang pohon
jatuhnya di sana’ janji yang disebarkan ke
randu alas’
mana-mana, namun kenyataannya tidak karè [karɛ] n sisa
nanggher
kato [katɔ] akato vi memanggil ngatoe vt memanggil
akarè v bersisa
to-katoan v memanggil-manggil
rè-karè n sisa-sisa
kato’ [kaʈɔʔ] n celana pendek
karep [karɘp] n keinginan; hasrat
akato’(an) v memakai celana pendek
akarep vi berkehendak
ngato’è v memakaikan celana pendek
ngareppaghi vt mengharapkan
katon [katɔn] v kelihatan
kareppek [kɘrɘppɘk] n piyut atau canggah;
ngaton v memperlihatkan diri kaulâ [kaulǝ] pron(T) saya
anak dari peyo’ [karɔbuŋ]
ngarobung
vt
merubung
kèbâ [kɛbǝ] vd bawa ngèbâ
karopok [kɘrɔpɔk] n anak dari kareppek; anggas mendapat
makanan
(ayam)
2
membeber rata untuk dijemur/didinginkan
vt
Marlèna
ngèbâ
[kɛbǝn] n tempat mandi wanita yang
baru melahirkan 2kèbân
[kɛbǝn] n hewan
kebbi’ [kɘbbiʔ] akebbi’ v menggerakkan dua
(padi/nasi)
bibir
karkaran n tempat mendinginkan nasi
berbicara
yang sambil dibolak-balik dikipas
membawa
lessong ‘Marlena membawa lesung’ 1kèbân
karkar [kar-kar] v 1 mencakar-cakar tanah untuk
ngondhu
ngatoaghi v memanggilkan
terpenuhi
karobung
katkat
kecca’
membuka [kɘccaʔ]
dan
menutup
saat
a suka memperkatakan
kar-ngarkar colpè’ menunjukkan bahwa
keburukan orang lain seolah-olah dirinya
untuk makan harus bekerja
tidak memiliki keburukan sama sekali
karsa [karsa] n(T) kehendak
kecceng [kɘccɘŋ] a pekat; kental
kasap [kasap] n sumber penghasilan
kèco’ [kɛcɔʔ] v curi
v
co’-ngeco’
mencuri-curi
(waktu,
kembu [kǝmbu] n kembu kembung [kɘmbuŋ] a kembung
kesempatan, dsb)
v
ngèco’ v mencuri
makembung
ngèco’an a suka mencuri
seorang sehingga perutnya membesar dan
kèddhâng [kɛddhǝŋ] n kijang kambing dengan syarat tertentu untuk kelahiran anak perempuan dan dua untuk laki-laki
sebagai
se-
menderita.
kèka [kɛka] n aqiqah; memotong satu
anak
mengguna-gunai
tuntunan
dari
kemèrèn [kmɛrɛn] n mata kaki kemmè [kɘmmɛ] n kencing akemmè v buang air kecil; kencing ngemmèè v mengencingi Kemmès [kɘmmɛs] n hari kelima dalam
Rasulillah akèka v melakukan aqiqah
penanggalan Madura; kamis
kèkèt [kɛkɛt] n gelut
kènca [kɛñca] n makanan pelengkap untuk
akèkèt v bergelut
makan
ngèkèdhi v menggeluti; bergulat dengan
parutan kelapa yang dimasak dengan gula
kèkkè’ [kɛkkɛʔ] ngèkkè’ v 1 menggigit 2
(bilâ kènca palotan,) bilâ kanca tarètan
membuka
mulut
tentang
keterlibatan
seseorang kèkkè’an
‘(jika
nasi
kenca
ketan
yang
nasi
terbuat
ketan,)
jika
dari
teman
saudara’ peribahasa yang berasal dari
n
gigitan:
sakèkkè’an
‘satu
sejenis pantun yang maksudnya bahwa
gigitan’
kedekatan seorang teman bisa seperti
kè’-kèkkè’an v saling menggigit
saudara
kèla [kɛla] akèla v membersihkan dubur
kènè’ [kɛnɛʔ] a kecil kennal [kɘnnal] v kenal
atau kubul setelah buang air; istinja’ kèlan [kɛlan] n jengkal
akennalan v berkenalan
ngelane v menjengkali
ngennalaghi v mengenalkan
èberri’ sakèlan mènta sadeppa ‘diberi
nal-makennal v bersikap atau bertindak
sejengkal minta sedepa’ tidak pernah puas
seolah-olah kenal
atau cukup; tamak; loba
kenneng
kennengnga
kèlap [kɛlap] n halilintar kellar
[kɘllar]
v
mampu:
kellar
mellè
n tempat: Pasar abalanjha. ‘pasar tempat
[kɘnnɘŋ]
berbelanja’ akenneng v ada tempatnya
‘mampu membeli’ kembhâng [kɘmbhǝŋ] n bunga
kennèng [kɘnnɛŋ] v 1 kena 2 dapat
akembhâng v berbunga
ngennèng v 1 mengenai 2 boleh (tidak
bâng-kembângan n bunga-bungaan
bahaya)
èberri’ kembhâng mâles cacemmer ‘diberi
lo’
kembang membalas air limbah’ ‘susu
menyebabkan
dibalas air tuba’
shalat
nambu’ kalabân kembhâng èbâles acan
kennèng
‘melempar dengan bunga dibalas terasi’
ucapannya’ dapat dipercaya
‘susu dibalas air tuba’ kembhâr
[kɘmbhər]
a kembar
akembhârân v berpakaian sama (corak, motif, dan warna)
ngennèng
talèè
masa
haid
yang
tidak
boleh
‘dapat
diikat
perempuan cacana
kento’ [kɘntɔʔ] n kentut akento’ v berkentut ngento’è v mengentuti kenynyang [kɘññaŋ] a kenyang
kakenynyangan n kekenyangan
mandhi. ‘Keris Mandirada ampuh karena
makenynyang v mengenyangkan
empunya mandi sebelum menempa.’
nyangkenynyangan a paling kenyang
Kerrès alompa’ pamorra ‘keris melampaui
keppè’ [kɘppɛʔ] ngeppè’ v mengepit 1kèra
pamornya’
[kɛra] v kira
yang
berbicara
sekehendak hati tanpa memikirkan akibat
ngèra v mengira 2kèra
orang
ucapannya kelak
[kɛ.ra] adv (biasanya digabung dengan
ketְtang [kətʈaŋ] n kera
bentuk penyangkalan ta’) mungkin: ta’
kettang
kèra ‘tak mungkin’
menurut
makong
n
kera
kepercayaan
putih
sebagian
yang orang
kerbhuy [kɘrbui] n kerbau
Madura merupakan transformasi hantu
kercet [kɘrcɘt] v 1 ciut; mengkerut 2
orang mati setelah empat puluh hari
(keong, siput, kura-kura, dsb.) masuk kedalam tempurung
kettè’ [kɘttɛʔ] n kaki belakang serangga seperti
kèrè’ [kɛrɛʔ] rè’-kèrè’ 1 n anak anjing 2 n,a anak kecil
belalang,
jangkrik
dsb
yang
digunakan untuk melompat menendang dsb.
kèrèng [kɛrɛŋ] n keranjang ikan; besek
ngettè’ v menendang kebelakang
kerra’ [kərraʔ] v potong (tali, daging, dsb)
ketteng [ketteŋ] n putus (jari)
akerra’ v terpotong
Tanang ketteng terro asello’a. ‘tangan
ngerra’ v memotong
putus pun ingin bercincin’ Peribahasa ini
ra’-kerra’ n ikan laut yang dijual berupa
digunakan
potongan-potongan
siapapun pasti ingin yang terbaik.
yang
sudah
v
melomba
menyatakan
bahwa
ketto [kɘttɔ] a keruh
dipanggang kerrap
untuk
[kɘrrap]
ngerrap
maketto v mengeruhkan; memperkeruh
kecepatan
kèya [kɛya] adv juga
kerrabhân n karapan sapi
kilo [kilo] n kilo; ukuran berat 1000 gram
kerras [kɘrras] a watak keras, kerras atèna:
ekiloaghi v dikilokan; dijual perkilo klabu [klabu] a abu-abu
keras hatinya. Mon kerras paakerrès. peribahasa yang
klèbun [klɛbun] n kepala desa
secara
ko’ol [kɔʔɔl] n keong sawah
harfiah
berkerislah’
berarti
yang
‘kalau
ditujukan
keras untuk
menyatakan bahwa kalau ingin berwibawa harus mempersenjatai diri dengan laku utama. kerrèk [kɘrrɛk] v bunyi jangkrik akerrèk v berbunyi jangkrik ngerrèk v 1 kerik; kerok 2 menghaluskan
mata ko’ol ‘mata keong’ sebutan untuk orang yang terlalu mudah tertidur kobâl [kɔbǝl] n tampar mara
kobâl
tampar
èkemmèè
dikencingi
patè’
‘seperti
anjing’
selalu
membantah tidak mau kalah kobâsa [kɔbǝsa] a kuasa; sanggup
dengan mengikis dengan pisau 3 bunyi
sa-makobâsa v bersikap, berbicara atau
kerik dari jangkrik
bertindak
kerrèng [kɘrrɛŋ] a kering kerrès [kɘrrɛs] n keris: Kerrès Mandirada
mandhi polana empona mandi sabellunna
seperti
atau
seolah-olah
berkuasa kobher [kɔbhɘr] v sempat atau ada waktu kocèng [kɔcɛŋ] n kucing cèng-kocèngan v kucing-kucingan
kocèng calaka’ kucing garong du’-nondu’
kocèng
nga’-anga’ koko hangat-hangat kuku
‘tunduk-tunduk
kucing’ sikap diam yang mengandung along-kalong
tasbhi
‘kucing
berkalung tasbih’ terlihat alim atau suci di luar,
tetapi
penuh
makoko v menguatkan; mengukuhkan kokos [kɔkɔs] n asap
maksud dan niat tidak baik kocèng
koko [kɔkɔ] a kukuh; teguh; kuat
kemaksiatan
di
akokos/ngokos v berasap kolè’ [kɔlɛʔ] n kulit akolè’ v berkulit le’-kole’ n kulit melulu
dalamnya kalah
ngolè’è v 1 memberi kulit 2 (rumah)
dengan tikus’ ungkapan untuk yang kuat
memberi lapisan dinding dengan adonan
kalah dengan yang lemah
mortar, campuran semen, kapur, tanah,
kocèng
kala
ka
tèkos
‘kucing
kocek [kɔcɘk] ngocek v mengulek (bumbu
dan air
dsb)
Man-èman kolè’na ghedְdhâng ‘Sayang-
cek-kocek n ulekan
sayang
du’-nondu’
cek-kocek
‘tunduk-tunduk
ulekan’ orang yang bersikap diam dan tidak
banyak
bertingkah
tetapi
dapat
melakukan sesuatu yang mengejutkan kocèng [kɔcɛŋ] n kucing
kulit
pisang.’
Terlalu
hemat
sehingga menjadi kikir kolek [kɔlɘk] n kolak akolek v memasak atau membuat kolak dem-ngeddem kolek ‘pekat seperti kuah kolak’ orang yang kelihatan diam dan
cèng-kocèngan v kucing-kucingan n ku-
kelihatan tidak banyak berbuat tiba-tiba
cing mainan
mendapat hasil yang sangat besar
Mara kocèng èkalèburi na’-kana’ ‘seperti
komèrè [kɔmɛrɛ] n kemiri
kucing disenangi anak-anak’ disenangi
komkom [kɔmkɔm] v rendam
tapi tidak dijaga kebutuhannya
ngomkom v merendam
Mara kocèng èkaèn-maènan na’-kana’
komkoman n air rendaman bunga
‘seperti kecil’
kucing
dimain-mainkan
disenangi
tapi
tidak
anak dijaga
kompoy [kɔmpɔi] n cucu konci [kɔñci] n kunci ngonci v mengunci
kebutuhannya kodhi’ [kɔdhiʔ] n sejenis calo’/cakkong
konco’ [kɔñcɔʔ] n ujung
ma’ kodhi’ tataèn kolan rarèngkan ‘kok
akonco’ v berujung (tumpul, tajam, dsb.)
parang
ngonco’ v mencapai ujung
berkarat
banyak
tingkah’
meremehkan orang yang banyak tingkah
ta’
sebagai orang yang tidak mempunyai
ketemu ujung pangkalnya’ pembicaraan
kepandaian
ètemmo
konco’
bhungkana
‘tidak
tidak teratur dan kemana-mana
kodung [kɔduŋ] 1 n kerudung 2 n tudung adung-kodung
v
melakukan
sesuatu
konèng [kɔnɛŋ] a kuning konèng konyè’ jingga
dengan berpakaian kerudung
nèng-konèngnga mondhu maskèa konèng
akodung 1 v berkerudung 2 v bertudung
ta’ karaddhu ‘kuning-kuning buah mundu,
ngodungè v menutupi dengan tudung;
sekalipun kuning tidak laku’ kong-rokong v sejenis serangga kecil yang
menudungi kojhu’
[kɔjhuʔ]
n burung kutilang
koko [kɔ`kɔ] n kuku
terbang
berkelompok
menjelang maghrib
pada
sore
hari
konְtol [kɔnʈɔl] n testis, buah dzakar
akorong v bersangkar
konyè’ [kɔñɛʔ] n kunyit
koros [kɔrɔs] a kurus
mara konyè’ bân kapor ‘seperti kunyit dan
makoros v menguruskan
kapur’ jodoh yang langgeng
ngorosaghi v menyebabkan kurus
kopa’ [kɔpaʔ] n tepuk tangan
ros-koros a kurus-kurus
akopa’ v bertepuk tangan akopa’
ta’
nombhuk
ros-korossa ‘bertepuk
tidak
ghâjhâ
‘kurusnya
gajah’
orang yang memiliki keagungan akan
menyumbang’ menyumbang saran tetapi
tetap dihormati meskipun jatuh melarat
tidak disertai tanggung jawab dukungan
korsè [kɔrsɛ] n kursi
yang nyata
kotak [kɔtak] akotak v berkotek (ayam)
kopèng [kɔpɛŋ] n telinga
akotak ta’ atellor ‘berkotek tidak bertelur’
ngopèng v mencuri-curi dengar
banyak bicara tetapi tidak menghasilkan
ta’ èkopèng v tidak didengar; diacuhkan
apa-apa
kopi [kɔpi] n kopi
kotang [kɔtaŋ] n pakaian dalam perempuan
akopi v (biasa) minum kopi
sebagai penutup payudara; kutang.
kora [kɔra] v membersihkan alat dapur
akotang vi memakai kutang akotangan vi memakai kutang
terutama alat makan setelah dipakai akora/ra-kora v membersihkan alat dapur
koto’ [kɔtɔʔ] ngoto’è v membisiki to’-koto’ v berbisik(-bisik)
terutama alat makan setelah dipakai korang [kɔraŋ] a kurang
kottong [kɔttɔŋ] n putus karena dipotong
akorang v berkurang
kuwa [kuwa] n kuah
ngorangè v mengurangi
kuwa’ [kuwaʔ] n asap
korong [kɔrɔŋ] n kurungan; sangkar
L la [la] adv sudah: bentuk pendek dari ella la’as [laʔas] n bulir-bulir padi yang sudah lepas dari tangkainya dan belum digiling; gabah; antah labân [labǝn] v lawan alabân v melawan
laep cacana ‘paceklik ucapannya’ tidak banyak bicara lajângan [lajǝŋan] n layang-layang alajângan v bermain layang-layang laju [laju] a butut (karena lama disimpan atau dipakai)
labu [labu] n labu
lakar [lakar] adv memang: Mon lakar abâ’na
labu [labu] v jatuh
dhikdhâjâ, jârèya seppur soro kasabbhu’.
malabu v menjatuhkan ladְdhing [ladɖhiŋ] n pisau laèn [laɛn] a lain; beda
‘Kalau dia memang hebat, itu kereta api suruh jadikan ikat pinggang.’ lakè [lakɛ] n suami
alaèn vi berpisah
alakè n 1 melakukan pernikahan dengan
èn-laènan a berbeda satu sama lain
seorang
laènan a berbeda
mènggu sè bhâkal dâteng) 2 memiliki
malaèn vt memisahkan
suami; bersuami (Satiya sitti la alakè)
laèp [laɛp] n paceklik
lelaki;
menikah
(sitti
Sekarang Siti sudah bersuami.
alakèya
kè-lakèan berganti-ganti suami karena sering kawin cerai.
v
malakèè
langngè’ jhâu bi’ somor ‘langit jauh dari sumur’ sesuatu yang tidak mungkin
menikahkan
anak/saudara
lanjhâng [lañjhəŋ] a panjang
perempuan dengan seorang lelaki: Mat
malanjhâng v memperpanjang
Norsam malakèè Nurhayati bulân Rasol.
jhâng-lanjhâng a panjang-panjang
Mat Norsam menikahkan Nurhayati bulan
lanjhâng colo’ ‘panjang mulut’ orang yang
Rabiul Akhir.
suka
alake
matong
‘bersuami
patungan’
mengadu
menyampaikan
domba
dengan
gunjingan
seseorang
perempuan yang menikah dengan laki-laki
kepada orang yang dipergunjingkan
yang beristri
lanjhâng mara landaur ‘panjang seperti
lakè’ [lakɛʔ] n laki-laki
Landaur’ sangat tinggi
lako [lakɔ] n kerja
Jhang-lanjhangnga
are,
jhang-
po’-capo’
nemmo
alako vi bekerja
lanjhangnga
ngalakonè vt mengerjakan
moso ‘bersama jalannya hari dan jalannya
kalakoan n pekerjaan
vi
akon-lakon
bulan,
(sedang)
mengerjakan
sesuatu (biasanya hajatan) lamès [lamɛs] a suka meminta menjalani
hidup
cepat atau lambat ngalao’ agak ke selatan o’-lao’ yang paling selatan kalaparan n kelaparan
alampat vi berbekas
laris [larɪs] a laris
landaur [landaur] a sangat tinggi berasal dari Lamdaur seorang raja Sri Lanka yang sangat tinggi.
lè’èr [lɛʔɛr] n leher lebbâs [lɘbbǝs] a terlalu lembek karena telalu masak (pada buah) lebbhu [lɘbbhu] n masuk
Landaur mara Bâlândhâ sangat tinggi lanְdhu [lanɖhu] a tumbuh subur (tanaman)
alebbhu vi masuk
landu’ [landuʔ] n cangkul
malebbhu vt memasukkan
alandu’ v mencangkul
v
lebbhur [lɘbbhur] lebur
melakukan
pekerjaan
[laŋghǝr]
n langgar
ngalebbii v memberi lebih
langka [laŋka] a bersikap, berbicara, atau bertindak
tidak
sesuai
lebbi [lɘbbi] a lebih alebbii v melebihi
menggunakan cangkul langghâr
ketemu terhadap
lapar [lapar] v lapar
berdasarkan ajaran tertentu lampat [lampat] n bekas
du-landu’ân
akan
pembalasan
lao’ [laɔʔ] n selatan
lampa [lampa] n jalan, cara, tuntunan hidup
v
akhir-akhinya
musuhnya’
ketidakadilan pasti datang suatu saat,
lambhâ’ [lambhǝʔ] a pemurah; dermawan
ngalampaaghi
bulan,
dengan
tata
kesopanan terhadap orang yang lebih tua langka’ [laŋkaʔ] n periuk
lèbur
[lɛbur]
v
menyenangkan;
meng-
gembirakan ngalèburè v menyenangi lèbur
mata
‘senang
di
mata’
langka’ anyar polo’ anyar ‘periuk baru
menyenangkan atau senang saat melihat –
tutupnya
karena penampilan luar – tetapi saat
baru’
perumpamaan
pengantin baru langngè’ [laŋŋɛʔ] n langit
untuk
dicoba tidak suka
lècang [lɛcaŋ] n getah yang sangat lengket, misalnya getah nangka
kolongnya besar’ besar pendapatan, besar
lecca’ [lɘccaʔ] alecca’ v meremas-remas untuk mencampur leccèng
lèncak rajâ, bhârumana rajâ ‘ambin besar pengeluaran lèngka
[lɘccɛŋ]
aleccèng
v
berlari
[lɛŋka]
alengka
‘menyeberangi laut’
atau jijik
ngalèngkaè v melangkahi
leddhu’
[lɘddhuʔ]
ngalènglèngè v memutari; mengelilingi
legghâ [lɘgghǝ] a lega
lengngen [lɘŋŋɘn] n lengan
lèkè [lɛkɛ] n selokan
alengngen v berlengan: alengngen pandâ’
lèkè ta’ nampèk ka bâ’â ‘selokan tidak menolak
lenglang [leŋlaŋ] v (mata) juling lènglèng [lɛŋlɛŋ] alènglèng v berputar
ledak
aleddhu’ vi meledak
dapat
melangkahi,
melewati, menyeberangi: alèngka tasè’
meloncat-loncat karena terkejut, takut, lècèk [lɛcɛk] a tidak jujur; bohong; khianat
v
banjir’
seorang
anak
‘(baju) berlengan pendek’ lèntè [lɛntɛ] n lidi
remaja tidak dapat menolak perjodohan
leppet [lɘppɘt] n lepat
yang diatur orang tuanya
lèsan [lɛsan] n(T) mulut
lèkko [lɘkkɔ] a keruh
alèsan v bermulut
malèkko vt mengeruhkan
alèsan ghulâ abugghik mèmbhâ ‘bermulut
lèma’ [lɛmaʔ] num lima
gula,
lembâr [lɘmbǝr] n lembar
manis saat berhadapan, tenyata terlihat
alembârân num berlembar-lembar lembhâjung
[lɘmbhǝjuŋ]
n tunas/daun muda
kacang panjang yang biasa dijadikan sayur lembu’ [lɘmbuʔ] a lunak
berpunggung
mimba’
bermanis-
keburukannya di belakang lèseng [lɛsɘŋ] n jelaga lesso [lɘssɔ] a lelah; capai; penat lessong [lɘssɔŋ] n lesung
lembu’ bun-embunnanna ‘lunak ubun-
akanta lessong
ubunnya’ orang yang terlihat tenang saat
bolong’ harta yang cepat habis karena
disindir,
pemborosan
dikata-katai,
atau
diganggu,
burto’
lobâng [lɔbəŋ] n lubang
lemmes [lɘmmɘs] a lemas
alobang v berlubang
malemmes v melemaskan
alobângè v melubangi
mes-malemmes v bersikap atau bertindak
lobâng landâ’ liang lahat locèr [lɔcɛr] a loncer
seolah-olah lemas lempo [lɘmpɔ] a gemuk
loghâbâ [lɔghǝbǝ] a, v (ber)besar hati
lempoan a lebih gemuk
v
menggemukkan:
lesung
lo’ [lɔʔ] adv(MB) tidak
tetapi sebenarnya sangat marah lemma’ [lɘmmaʔ] a enak; lezat
malempo
‘seperti
lojung [lɔjuŋ] n kayu pohon aren dan pohon
malempo
abâ’ ‘menggemukkan badan sendiri’ po-lempo a gemuk-gemuk po-lempoan a paling gemuk lèncak [lɛñcak] n balai-balai; tempat tidur
kelapa lombhung [lɔmbhuŋ] n lumbung mara lombhung katoro’ ‘seperti lumbung bocor’ lekas habis karena pemborosan (harta, dsb) lompa’ [lɔmpaʔ] v terpa alompa’ v menerpa
lon-alon [lɔn.a.lɔn] n alun-alun
lorong [lɔrɔŋ] n jalan yang tinggi kedua
lonca’ [lɔñcaʔ] alonca’ v melompat
sisinya
ca’-lonca’an v berlompat-lompatan
lotèng [lɔtɛŋ] n (rumah) tingkat: roma
lopot [lɔpɔt] v 1 luput; tidak kena
loteng ‘rumah tingkat’
lora [lɔra] n 1 tuan; orang terhormat/
lotto’ [lɔtʈɔʔ] a busuk (daun, buah. dsb) luwang [luwaŋ] v sudah (bekas) pernah
berpangkat 2 panggilan pada santri 3 panggilan untuk anak kiyai
dipakai, dimakan, dinikmati dsb.
lorèk [lɔrɛk] a loreng lorghâ
[lɔrghǝ]
wang-luwangè
a longgar; mendingan (batuk)
abbhâ
‘buang-buang
nafas’ nasihat yang percuma karena tidak
malorghâ v melonggarkan (ikatan, dsb.)
digubris
M ma’ [maʔ] kok
tadâ’ macan ngakan budu’na ‘tidak ada
ma’lum [maʔlʊm] v maklum
macan memakan anaknya’ tidak ada orang
ma’mom [maʔmɔm] n makmum
tua yang tidak sayang pada anaknya
ama’mom vi bermakmum
maddhu [maddhu] n madu
ma’na [maʔna] n makna
maghi’ [maghiʔ] n biji buah asam
ama’na vi 1 memaknai 2 memiliki makna ma’siyat [maʔsiyat] n maksiyat
Mahrib [mahrɪb] n maghrib makam [makam] n makam; kuburan
ama’siyat vi bermaksiyat
amakamaghi
vt
memakamkan;
maaf [maaf] n maaf
menguburkan
macan [macan] n macan; harimau
pamakaman n 1 pekuburan 2 penguburan
can-macanan n peran macan dalam tradisi
makhlok [mah.lɔk] n makhluk
seni pertunjukan Madura yang diperankan
makro [makrɔ] a makruh
oleh seorang laki-laki bertopeng macan
maksod [maksɔd] n maksud
macan kala ka embi’ ‘macan kalah dengan
malaèkat [malaɛkat] n malaikat
kambing’ diungkapkan bila yang kuat
malang [malaŋ] a melintang
kalah dengan yang lemah
malar moghâ [malar mɔghǝ] semoga Malar
yang mencelakakan anaknya sendiri
moghâ ana’ bhâdhân kaulâ sè kaduâ kèngèngah jhuְdhu salamet molaè dhunnya kantos akhèrèpon. ‘Semoga
macan
kedua anak saya tersebut menemui jodoh
macan
ngèkkè’
bunto’na
‘macan
menggigit ekornya (sendiri)’ orang tua ngerrep
kokona
‘macan
menyembunyikan kukunya’ orang yang
yang selamat mulai dunia sampai akhirat.’
lebih banyak diam, tetapi pada saat yang
malatè [malatɛ] n melati
tepat dapat bertindak cepat dan jitu
malekko’
[mɘlɘkkɔʔ]
negghu’ bunto’na macan ‘memegang ekor
melingkarkan
harimau’
tangghiling.
melakukan
sesuatu
mengundang bahaya atau celaka
yang
tubuh ‘Tidur
trenggiling.’ malèng [malɛŋ] n maling
v
tidur
Malekko’ melingkar
dengan
mara seperti
malèng ngako cèְtak ‘maling mengakui kepala’
menyatakan
kehadiran
untuk
mengakui kesalahan malo
a
[malɔ]
mano’ [manɔʔ] n burung saor
mano’
sahut-menyahut
amat
sangat
malu
manossa [ma.nɔs.sa] n manusia
(menyangkut martaat, harga diri, dan
maot [maɔt] n maut; kematian
kehormatan)
mara [mara] p seperti
manara [mɘnara] n menara mandhâr-mandhâr
mardâ [mardǝ] n bara api
[mandhǝr]
semoga;
ren-maren n makanan pencuci mulut sin.
tambhâ amès
(nasihat) sia-sia; tidak mempan mandi [mandi] v mandi
marghâ [marghǝ] n sebab
mandii v memandikan
amarghâ vi bersebab: Amarghâ asa-pèsa,
Mandilahir [man.di.la.hɛr] n bulan keenam pengganti
marè [marɛ] adv sudah mamarè v menyelesaikan
sinonim: mogha-mogha mandhi [mandhi] a 1 (senjata) bertuah, 2
penanggalan
sehingga
gaduh
Madura
yang
penyebutan
merupakan
bulan
hijriyah
robâ messom ta’ kabâbâ ‘karena terpisah, wajah muram tak kuasa menanggung beban’ marhum [marhʊm] n orang yang telah
Jumadil Akhir. Mandimawwâl [man.di.maw.wǝl] n bulan kelima dalam penanggalan Madura yang merupakan pengganti penyebutan bulan
meninggal dunia martabhât [martabhǝt] 1n martabat 2 p seperti Mas [mas] n gelar dari Belanda untuk
hijriyah Jumadil Awal. manè’ [manɛʔ] n manik-manik
pejabat yang tidak berasal dari keturunan
manès [manɛs] a manis
ningrat
mamanès v memaniskan
Mas
nès-mamanès v bersikap, atau bertingkah
untuk laki-laki yang telah menunaikan
seolah-olah manis
ibadah haji
mangkara’
[mɘŋkaraʔ]
ara’-mengkara’
v
tuwan
panggilan
(penghormatan)
masèghit [mɘsɛghit] n masjid
berbicara tidak mau kalah dengan nada
mashur [mashʊr] a mashur; terkenal
meninggi, membentak, dan menyentak
masjid [masjid] n masjid
seperti orang marah
maskè [mas.kɛ] p meski, meskipun
mangkèn [maŋkɛn] adv 1 sekarang: Baja
mata [mata] n 1 mata 2 batu cincin matana
mangken dung-odung are ‘saat sekarang matahari ditutup awan’ 2 nanti Mangken dhimen jha’ ru-kabhuru. ‘nanti dulu
sello’ batu cincin amata v bermata 2 berbatu (zamrud,
jangan terburu-buru
ta-mataan v memaki dengan kata mata.
manjheng [mañ.jhɘŋ] v berdiri
intan, kecubung, dsb.) ètèmbhâng potè mata, angoan apotèa
mamanjheng v memberdirikan
tolang
pamanjengga cara berdirinya
‘daripada putih mata lebih baik berputih
manjhilân
[mañjhilǝn]
manjhing
[mañjhiŋ]
n biji buah nangka v tiba waktunya
(biasanya untuk shalat) mannè [mannɛ] n air mani; sperma
tulang’
perib yang
secara
harfiah
dimaksudkan
berarti untuk
menyatakan bahwa dari pada merasa malu lebih baik mati
mella’ matana gerrâng sebuah ironi yang
mara mènnya’ bân aèng ‘seperti minyak
ditujukan kepada seseorang yang tak
dan air’ tidak pernah menyatu; tidak
melihat
pernah akur
dan
lingkungan sangat
mempertimbangkan
sekitar
jelas
yang
sebenarnya
sehingga
melangkahi
mèra [mɛ.ra] a merah mamèra v memerahkan
kepentingan orang lain dan menyebabkan
mèrè [mɛrɛ] n kemiri
perselisihan
merrak [mɘrrak] n burung merak
ngangghuy mata buta, kopèng tèngel,
mèskèn [mɛskɛn] n orang miskin; a miskin
colo’ buwi ‘memakai mata but, telinga tuli,
messin [mɘssɪn] n mesin
mulut bisu’ tidak suka mencampuri urusan
amessin v bekerja menggunakan mesin:
orang lain
amessin padi merontokkan padi dengan
norotè
mata
kasta,
norotè
atè
matè
mesin perontok padi
‘mengikuti mata menyesal, mengikuti kata
messom [mɘssɔm] a (wajah) muram
hati mati’ mencita-citakan yang terlalu
mo’mèn [mɔʔmɛn] n orang yang beriman
muluk-muluk dan berpikiran yang bukanbukan
menyebabkan
penyesalan
dan
celaka
kepada Allah modhin
[mɔdhin] n petugas KUA yang
bertugas menikahkan sebagai penghulu
matè [matɛ] v mati
moghâ-moghâ
matèè v mematikan
[mɔghǝ]
Mogha
semoga
dhaddhi sampornana. ‘semoga menjadi
mawar [mawar] n mawar
kesempurnaan’
mayyit [mayyit] n mayat; jasad orang mati
mohal [mɔhal] a tidak masuk akal
Mè’rad [mɛʔrad] n Mikraj
Moharram [mɔharram] n bulan Muharram
mella’ [mɘllaʔ] vi terbuka mata
mohrèm [mɔhrɛm] n anggota keluarga dan
la’-mella’ 1 adv dalam keadaan sadar,
kerabat yang menurut agama Islam tidak
melihat, atau tahu 2 acara malam sebelum
boleh dinikahi; muhrim
pesta pernikahan yang dihadiri oleh sanak
mokenna [mɔkɘnna] n mukenna
saudara
mola [mɔla] mulai
dan
tetangga
untuk
mempersiapkan acara dan beramah tamah mellak [mɘllak] a rakus
molana adv mulanya
mellèng [mɘllɛŋ] a nakal
molè [mɔlɛ] v pulang
mèlmèl [mɛlmɛl] amèlmèl v mengulangulang
perkataan
dengan
amolaè v memulai
cerewet
dan
suara monoton
mamolè v memulangkan molèan n 1 hewan yang selalu pulang ke rumah 2 (santri) pulang ke rumah saat
mèlo [mɛlɔ] vi kebagian
liburan
mèmbhâ [mɛmbhǝ] n sejenis pohon yang
pamolèan n tempat untuk pulang
daunnya sangat pahit, biasanya digunakan sebagai jamu; mimba
Molod [mɔ.lɔd] n bentuk ini berasal dari Maulid,
yaitu
Maulid
Nabi,
yang
mennem [mɘnnɘm] num enam
merupakan pengganti Rabiul Awal dalam
mènynya’ [mɛññaʔ] n minyak
penanggalan
Madura
biasanya
amènynya’ v berminyak
dimeriahkan
mènynya’ gas minyak tanah
memperingati kelahiran nabi Muhammad
menynya’ lettèk minyak goreng
Saw.
dengan
selamatan
Molodhan n ritual peringatan maulid Nabi
‘Pak
Muhammad Saw.
istrinya.’
Samad
datang
bersama
dengan
Molos [mɔlɔs] a polos; satu warna: celleng
amoso v 1 (bi’) bertanding melawan:
molos ‘hitam polos’ monafèk [mɔnafɛk] a munafik monajât [mɔnajǝt] n permohonan kepada
Dâlem lomba ghellâ’ SDN Langkap 5 amoso SDN Langkap 3. ‘Dalam lomba tadi SDN Langkap 5 bertanding melawan SDN
Tuhan dalam ibadah; munajat
Langkap 3.’
n mundu monteng [mɔntɘŋ] n tulang ekor monyè [mɔñɛ] n bunyi amonyè vi berbunyi mamonyè vi membunyikan nyè-monyèan n bunyi bunyian mopakat [mɔpakat] a mufakat morèd [mɔrɛd] n murid mortad [mɔrtad] n orang yang keluar dari monְdhu
amosoan v (saling) bermusuhan: Sebâb
[mɔn.ɖhu]
sittong dhisa torè jhâ’ amosoan. ‘Karena satu desa mari jangan bermusuhan.’ mostajhâb [mɔstajhǝb] a dikabulkan Tuhan; mustajab moְtak [mɔʈak] n monyet motèk [mɔtɛk] a pelit mugut [mʊgʊt] n hantu orang yang sudah meninggal dengan wajah asli orang yang
agama Islam; murtad
meninggal tersebut
mosafèr [mɔsafɛr] n musafir
muslim [mʊslɪm] n orang Islam
mosakkat [mɔsakkat] a yang menyulitkan
muslimat
mosèbâ [mɔsɛbǝ] n musibah
[muslimat]
n
orang
Islam
perempuan
moseng [mɔsɘŋ] n musang
muslimin [muslimin] n kaum muslim
moso [mɔsɔ] 1 n musuh 2 p bersama dengan Pak Samad dâteng moso binèna.
N Na’ [naʔ] n bentuk singkat dari ana’ yang digunakan dalam panggilan na’-enna’an [naʔɘnnaʔan] n boneka akanְta na’-enna’an kaju ‘seperti boneka kayu’ ditujukan untuk orang yang tindak tanduknya dalam bergaul terkesan kaku dan kasar nabbhi [nabbhi] n nabi anabbhi v bernabi; memiliki nabi naghârâ [nɘghǝrǝ] n negara
anakso v menuruti nafsu amarah nakto [naktɔ] n titik anakto v bertitik anaktoè v memberi titik nangèng [naŋɛŋ] p namun; tetapi; akan tetapi nanggher [naŋghɘr] n pohon randu alas nangka [naŋka] n nangka naong [naɔŋ] a teduh anaong v berteduh
anaghârâ v bernegara
manaong v membawa ke tempat teduh
naghârâ ngèbâ tata, dhisa ngèbâ cara
ong-naongan n tempat berteduh (dari
‘negara membawa tata, desa membawa
panas, hujan, dsb.)
cara’ setiap daerah memiliki adat dan kebiasaan sendiri-sendiri nakso [naksɔ] n nafsu amarah
nasè’ [nasɛʔ] n nasi nasè’ kembhâng nyamplong ‘nasi bunga nyamplung’ nasi putih campur jagung
nyabâ [ñabǝ] n 1 nyawa 2 nafas
nasè’ satangonan èlettè’è palotan ètem
anyabâ v 1 bernyawa 2 bernafas
sabutèr ‘nasi seperiuk kecipratan sebutir ketan hitam’ sumber kejahatan yang kecil
nyalèndhâ [ñalɛndhǝ] v bersikap, berpikiran,
dapat merusak tatanan suatu lingkungan
dan atau berbeda dari orang kebanyakan nyaman [nyaman] a enak; nyaman; sedap
yang besar nembhârâ’
[nɘmbhǝrǝʔ]
n musim hujan
manyaman v membuat enak
nèmor [nɛmɔr] n musim kemarau
kanyamanan n keenakan
nèmor kara kemarau berkepanjangan
nyaman bâdâ neng orèng ‘enak ada di
nèyat [nèyat] n niat
orang lain’ perasaan tidak puas dengan
anèyat v berniat
yang diperoleh diri sendiri menciptakan
ngara [ŋara] mungkin
perasaan bahwa orang lain kelihatan lebih
ngodâ [ŋɔdǝ] a muda
beruntung
v
dâ-mangodâ
bersikap
nyanglè [ñaŋlɛ] n semacam akronim yang
seolah-olah
bentuk panjangnya mon la kenynyang pas
masih muda niyat [niyat] n niat
molè ‘kalau sudah kenyang lalu pulang’
aniyat v berniat
tamu yang pulang setelah diberi makan
nya’nya’ [ñaʔñaʔ] anya’nya’ v membantah dengan
mengulang-ulang
seolah-olah kepulangannya hanya me-
perkataan
nunggu suguhan dahulu nyèllam [ñɛllam] vi masuk Islam (untuk
orang yang dibantah nya’nyang membantah
[ñaʔñaŋ] dengan
anya’nyang
v
muallaf) nyèlo [ñɛlɔ] v linu; ngilu
mengulang-ulang
nyo’nyo’ [ñɔʔñɔʔ] v linu; ngilu
perkataan orang yang dibantah
O obân [ɔbǝn] n uban aobân v beruban
ca’-oca’an n semua bentuk peribahasa Madura.
obâng [ɔbǝŋ] n(T) uang
ocol [ɔcɔl] v melepas agar bisa terbang
ngobângè v membeli
ngocol vt melepas agar bisa terbang
obbhâr [ɔbbhǝr] ngobbhâr vt membakar
odâng [ɔdǝŋ] n udang
aobbhâr vi terbakar: aobbhâr konco’eng
ghâ-raghâ odâng ‘seperti meraba-raba
‘terbakar ujungnya’
udang’ mencoba dan menjajaki
bhâr-obbhâr v membakar-bakar (sampah
kabbhina
dsb)
udang
obi [ɔbi] n ubi rambat
odâng
berkumis’
maksudnya
asongodhân meremehkan
menyatakan
tanpa
orang
tahu
dijelaskan
berisi’ diam yang bermanfaat
begitulah sebenarnya; kalau cuma begitu
aobu’ v berambut oca’ [ɔcaʔ] n ucap, perkataan ngoca’ v mengatakan
semua
yang
bahwa
neng-ennengnga obi aèssè ‘diamnya ubi obu’ [ɔbuʔ] n rambut
pun
‘semua
semua orang juga tahu odi’ [ɔdiʔ] v hidup maodi’ v menghidupkan ngodii v menghidupkan ojhân [ɔjhǝn] n hujan
aojhân v berhujan-hujan
ompang [ɔmpaŋ] ngompang v membayar
kaojhânan v terkena hujan
v
ngojhânnaghi
bhubuwan (abhubu) melebihi jumlah yang menghujankan;
diterima ondhu [ɔndhu] v menggoyang batang atau
membiarkan terkena hujan ojhan tanges v ‘hujan tangis’ kemalangan
cabang
yang menimpa banyak orang sekali gus
buahnya
mara ojhân dherres ‘seperti hujan deras’
ngondhu v menggoyang pohon untuk
suara (gaduh) orang banyak
menjatuhkan buahnya
ngojhânnaghi
bujâna
dhibi’
pohon
untuk
menjatuhkan
ondhur [ɔndhur] v pergi
‘menghujankan garam sendiri’ orang yang
ondhur
sa’ang
dâteng
membual untuk menunjukkan kebaikan
merica
datang
cabai’
budi pekerti sendiri
ditinggalkan pemimpin yang keras untuk
ola’ [ɔlaʔ] n ulat
cabbhi
‘pergi
bawahan
yang
kemudian diganti pemimpin yang lebih
mara ola’ samennèt ‘seperti ulat bulu’
keras lagi onga’ [ɔŋaʔ] aonga’ v mendongak
lekas marah olar [ɔlar] n ular
ongghâ [ɔŋghǝ] vi 1 naik 2 naik kelas lo’
lar-olaran n ular-ularan olar ngèntarè kol-tokol ‘ular mendatangi
ongghâ ‘tidak naik kelas’ 3 berangkat bekerja ke Jawa: Ongghâa bila? ‘Kapan
pemukul’
mau berangkat?’
melakukan
sesuatu
yang
membahayakan diri sendiri olar
ngontal
ekornya
bunto’na
sendiri’
ngongghâi ‘ular
orang
menelan
tua
yang
mencelakakan anaknya sendiri
v
mendatangi
orang
yang
berperkara atau musuh untuk meminta keadilan dengan menuntut (permintaan maaf, ganti rugi dsb.), membalas, atau
oleng [ɔlɘŋ] olengngan/leng-oleng n kain panjang yang digunakan sebagai ganjalan saat membawa sesuatu di kepala dengan
menyelesaikan dengan kekerasan (carok, dsb) onjhur [ɔñjhur] n bagian bawah (kaki) saat
cara dilingkarkan sehingga melingkar dan
orang terbujur
berbentuk pipih
ngonjhur v duduk atau tidur dengan kaki
ollè [ɔllɛ] v menerima; memperoleh; dapat ollè ngemmèn èemmèn polè ‘dapat dari memimta,
diminta’
pernyataan
yang
menunjukkan orang serakah yang suka meminta olo [ɔlɔ] n 1 bagian atas tubuh (kepala) saat berbaring 2 hulu
lurus; membujur ongkabhan [ɔŋkabhǝn] n susunan ungkapan yang
arti
unsur-unsurnya
tidak
jelas
terkait pada yang dimaksudkan, misalnya
sa kaddhu’ ra’ra’ ‘banyak sekali’, nga’enga’ dhaba’ ‘lupa-lupa ingat’, dsb. ontal [ɔntal] ngontalagi v melempar dengan
oman [ɔman] ngoman v membujuk
dilambungkan
ombâ’ [ɔmbǝʔ] n ombak
ngontal v minum (obat); menelan tanpa
ombhut
[ɔmbhut]
n semak belukar
omor [ɔmɔr] n umur; usia saomorra adv sepanjang hayat
mengunyah orem [ɔrɘm] a suram orèng [ɔrɛŋ] n orang ngorèngè v menemui tamu dalam acara hajatan
rèng-orèngan n 1 orang-orangan sawah 2
saudara
mainan atau boneka berbentuk manusia
menunjukkan
orèng dhumè’ orang atau kelompok orang
hubungan darah
yang berada pada stratifikasi terendah
orèng jhujhur matè ngonjhur ‘orang jujur
terdiriatas petani kecil, nelayan dan yang
mati membujur’ orang jujur hidupnya
sejenis
tenang dan bahagia sehingga meninggal
orèng kong-rokong orang gembel
dengan damai
orèng
sarèyal
pa’polo
orang’
tidak
begitu
yang
berartinya
se-Real
Orèng madhurâ ta’ tako’ matè, tapè tako’
empat puluh’ rakyat jelata yang diberi
kalaparan ‘orang Madura tidak takut mati,
nama
orang madura takut kelaparan’ ungkapan
dengan
‘orang
menjadi
jumlah
kewajibannya
membayar pajak dalam setahun
yang
mara oreng akento’ perib ‘seperti orang
Madura dalam bertahan hidup.
kentut’
menuruti
orèng ngakan ghi’ bâdâ butèrra ‘orang
kehendak hatinya tanpa memikirkan orang
makan masih menyisakan butir nasinya’
lain atau keadaan sekitarnya
kesalahan atau kekurangan adalah sifat
mara orèng nabbhu canang perib ‘seperti
yang manusiawi
orang
yang
hanya
menunjukkan
perjuangan
orang
osong [ɔsɔŋ] ngosong vt mengusung
orang menabuh canang’ orang yang selalu
song-osong n usungan jenasah, keranda
memuji-muji dirinya sendiri perib
otang [ɔtaŋ] n utang
‘Seperti orang menabuh gong.’ Orang
aotang vi berutang
yang jika baik pekerjaannya tidak dipuji
maotang vi mengutangkan; membolehkan
karena memang sudah tugasnya, tetapi
pembelian dengan cara utang
kalau salah dimarahi.
ngotangè vi memberi utang
Mara orèng ngakan rojhâk cengkèr perib
parotangan n hal-hal yang berhubungan
‘seperti orang makan rujak cengkir kelapa’
dengan utang biasanya berupa jasa atau
perkataan yang manis tetapi menyakitkan
utang budi otang dârâ ‘hutang darah’
kerena mengandung sindiran
hutang nyawa yang harus dibayar dengan
Mara
orèng
martabhat
nabbhu
orèng
egghung
èlanyo’
bâ’â
perib
nyawa oto’ [ɔtɔʔ] n kacang panjang
‘seperti orang terhanyut banjir’ digunakan untuk mengumpamakan hakikat manusia
ghilir
dalam
berdasarkan urutan (dari atas ke bawah,
hidup
kepentingan
pasti
diri
memikirkan
sendiri
sebelum
oto’
sistem
giliran
yang
tertib
dari depan ke belakang, dsb)
memikirkan kepentingan orang lain
owan
[ɔwan]
ngowan
v
menggembala
orèng dhâddhi tarètan, tarètan dhâddhi orèng
perib
‘orang
menjadi
saudara,
P pa’a’ [paʔaʔ] n pahat
pa’a’ mènta ètokol/pa’a’ nyandar ka tokol
ma’a’ v memahat
‘pahat minta dipalu/pahat menyandar ke palu’
orang
yang
betanggung
jawab
terhadap perbuatan salahnya, misalnya orang
yang
menang
menyerahkan
diri
dalam
dengan
carok
suka
rela
pa’po’ [paʔpoʔ] n tidak untung tidak rugi pacca’ [paccaʔ] n bakiak
n
pakan [pakan] n pakan pakèbu [pakɛbu] a rasa dan sikap yang sulit dan membingungkan sehingga tidak thu
apacca’an v memakai bakiak [pacol]
paka’ [pakaʔ] a sepat/sepet makanè v memberi pakan
kepada pihak yang berwajib
pacol
majungè vt memayungi
cangkul
apa yang harus dikerjakan karena merasa kecil
untuk
menyiangi tanaman
serba salah berhadapan dengan orang yang memiliki kelebihan
padd̩hâ [padɖhǝ] a setara; sebanding
pako [pakɔ] n paku
padi [padi] n padi
mako v memaku
paè’ [paɛʔ] a pahit
mara pako ngennèng ka kaju ‘seperti paku
paghâr
[paghər]
n pagar
kena ke kayu’ orang yang teguh pada
apaghâr vi 1 memiliki pagar; berpagar 2 melindungi
diri
dengan
sesuatu
yang
pendirian pakon [pakɔn] n(T) perintah
bersifat magis Mon terro hasella kodhu
makon v memerintah
apaghar.
bâdâ pakon, bâdâ pakan ‘ada perintah,
‘Kalau
ingin
berhasil
harus
‘berpagar’’
ada makan’ ada kerja harus ada imbalan
ghâr-maghâr n melakukan pekerjaan yang
palappa
[palappa/pɘlappa]
n
rempah-
berhubungan dengan pagar.
rempah
maghâre vt memagari; memberi pagar
malappaè v memberi rempah-rempah atau
paghâr alas n rumah yang penghuninya
bumbu
tidak disukai karena melakukan hal yang
malappaè mano’ ngabâng ‘membumbui
tidak baik
burung terbang’ menghayalkan sesuatu
paghârrâ orèng èrèksaghi, mon paghèrrè
yang sia-sia
dhibi’ ta’ èrèksaghi perib ‘pagar orang diurus, pagar sendiri tidak diurus’ suka
palotan [palɔtan] n (beras) ketan palotan ètem ketan hitam
mencampuri urusan orang lain
pana [pana] n 1 sejenis santet yang berupa
pajhânten [pajhəntɘn] n pejantan
benda terang melayang di udara; sinonim:
pajhânten
iyâ
jhubâ’
tentu
jelek’
panapa [panapa] pron apa
seorang anak tidak jauh beda dengan
pandâ’ [pandǝʔ] a pendek
‘pejantan
jhubâ’ jelek
ana’na anaknya
orang tuanya pajhât
[pajhət]
gandhuru 2 panah
mapandâ’ v memendekkan
adv [T] memang
pandân [pandǝn] n pandan
paju [paju] a laku
pandhi [pandhi] n pandai (besi)
mapaju vt membuat laku, melariskan
mandhi v menempa (besi/logam)
‘melariskan
panebbhâ [panɘbbhǝ] n seikatan lidi (sekitar
jualan sendiri’ mengambil menantu dari
satu genggam), yang ujungnya dibiarkan
kerabat dekat
panjang, digunakan untuk membersihkan
mapaju
wâl-juwâllâ
dhibi’
pajung [pajuŋ] n payung apajung vst berpayung apajungan vi berpayung; memekai payung
isi rumah dari kotoran (debu, sarang labalaba, dsb.)
pangaro [pɘŋarɔ] n 1 pengaruh 2 tuah atau hal
yang
terdapat
pada
anak,
istri,
apara’ v mendekat parabân [prabǝn] n perawan; gadis
dipercaya
marabânè v 1 memrawani; melakukan
dapat membawa keberuntungan Bungsona
hubungan seksual dengan gadis perawan
èangghep andi’ pangaro sebâb molaè laherra usaha eppa’na atamba lancar.
2 memakai pertama kali parabânan
n
‘Anak bungsunya dianggap mempunyai
pengantin
perempuan
pengaruh karena sejak kelahirannya usaha
pengantin pria sebagai balasan
binatang,
benda
dsb.
yang
seserahan
dari
pihak
kepada
pihak
parao [paraɔ] n perahu
bapaknya bertambah lancer.’ panggher [paŋghɘr] manggher v mengikat
aparao(an) vi naik perahu; berperahu
hewan pada pohon, tonggak dsb agar
mara parao sarat ‘seperti perahu sarat
tidak lepas
muatan’ kekenyangan sehingga tidak bisa
pangkèng [paŋkɛŋ] n kamar
bergerak
pangpang [paŋpaŋ] n tiang panjhennengngan
parèkas [parɛkas] a penuh prakarsa
[panjhɘnnɘŋan]
pron (T)
parèmpen [pɘrɛmpɘn] a hemat dan cermat parèng [parɛŋ] v beri
anda panjhilân [panjhilǝn] n biji nangka
aparèng vi memberi Beliau ampon bennya’
tidak bisa dipegang perkataannya karena
aparèng ajhârân-ajhârânèpon bân tuntunan-tuntunanèpon dâ’ bhâdhân kaulâ sareng para Ajunan sadhâjâ. ‘Beliau
selalu berubah-ubah pendiriannya.
(Rasulillah)
Mara panjhilân èbâddhâi pèrèng ‘seperti biji nangka diwadahi piring’ orang yang
telah
banyak
memberikan
pao [paɔ] n mangga
ajaran-ajaran
papareghân [paparɛghǝn] n peribahasa yang
kepada saya dan Anda sekalian.’
dan
tuntunan-tuntunan
mirip gurindam, yaitu memiliki satu atau
marèngè vt memberikan
dua baris dengan rima tengah dan akhir,
paparèng n pemberian; anugerah
misalnya long-polong rombu, bit-abit ollè
sakembu.
parèbhâsan [parɛbhǝsan] n peribahasa yang tidak
menggunakan bahasa
kias
atau
papèyar [papɛyar] mapèyar v menempeleng
bukan perumpamaan, misalnya manggu’
(berasal dari tiruan bunyi atau onomatope)
ka karsana Allah, tada’ jhaghung obi dhaddi nase’, dsb.
pappa [pappa] n pelepah daun pisang pappa’ [pappaʔ] mappa’ vt mengunyah (makanan
dsb)
untuk
diambil
sarinya
paro
[parɔ]
paruh
(pembagian)
saparo
‘separuh’
kemudian ampasnya dimuntahkan
maro v memaruh
pappa’an n sisa tembakau setelah di-
paron n system bagi hasil (terutama dalam
gunakan untuk susur
bidang pertanian) dengan masing-masing
(mara) pappa’an takaè’ ‘sisa tembakau
dari dua pihak mendapat bagian yang
sesudah susur yang dikaitkan’ makian
sama
untuk
paro
bahwa
merendahkan orang
yang
dengan
maksud
dimaksud
tidak
berguna para’ [paraʔ] adv 1 kurang sedikit; nyaris 2 dekat
n paruh laba; bagi laba
bhatè
masing-masing separuh ngala’
paron
melakukan
v (bagi pemilik
usaha
dengan
dengan system bagi hasil
modal)
pihak
lain
parocabhân peribahasa bandingkan
n
adalah
patè’ celleng! sejenis makian yang artinya
langsung
mem-
anjing hitam
[parɔcabhǝn] yang
persamaan
keadaan,
sifat,
Mara patè’ arebbhu’ tolang ‘seperti anjing
atau perilaku dengan sesuatu dengan
berebut
menggunakan
makanan
pembanding,
seperti
akanta, mara, martabhât, marabhut yang berarti ‘seperti’, misalnya mara kettang mèghâ’ bâlâng ‘seperti kera menangkap belalang’, martabhât durina pandân ‘seperti duri pandan’ marabhut buwâna ghâ’-saghâân ‘seperti buah saga’ parsèko [parsɛkɔ] a merasa tidak enak karena tahu berada pada posisi salah parsemmon [parsɘmmɔn] n peribahasa yang
tulang’
ribut
memperebutkan
Mara patè’ bân kocèng ‘seperti anjing dan kucing’ tidak pernah akur Mara patè’ nemmo tolang ‘seperti anjing menemukan tulang’ serakah patong
[patɔŋ]
matong
v
mendapat
patungan patongan n patungan paya [paya] a payah pè-apè [pɛ-apɛ] v berpura-pura
berisi kiasan yang bersifat menyindir,
pè-apè
mirip bidal, misalnya ta’ tao lèbât è
tenggiling mati’ orang yang kelihatan
bâbâna bringèn korong ‘tak tahu lewat di
pendiam,
bawah bringin kurung’
tingkah di hadapan orang banyak, tetapi
pas [pas] p kemudian; lalu
tangghiling tenang,
matè dan
‘pura-pura
tidak
banyak
dibelakangnya sebaliknya
pasa [pasa] n puasa
pècet
[pɛcɘt]
mècet
v
1
memijat
2
apasa vi berpuasa
memencet
masaè vt berpuasa untuk suatu maksud
apècet v memijatkan diri (pada tukang
masae katerbi’eng ‘berpuasa untuk hari
pijat)
kelahiran’
cet-pècet n saling memijat (gantian)
pasaan n bulan (ber)puasa
peddhâng [pɘddhəŋ] n pedang
Pasa [pasa] n bulan kesembilan dalam penanggalan Madura sebagai pengganti penyebutan bulan hijriyah Ramadlan. Pasa
meddhâng v menebas dengan pedang dhâng-peddhângan n pedang-pedangan; pedang mainan
dengan
pedְdhis [pɘdɖhis] a pedas Rassana cabbhi
pasar patemmonan n pasar yang diadakan
peddhis. ‘rasa cabai pedas’ pegghâ’ [pɘgghǝʔ] v putus megghâ’ v memutuskan (tali dsb.) mapegghâ’ v memutuskan (tali dsb.) ghâ’-pegghâ’ a putus-putus; banyak yang
berarti
puasa
yang
sesuai
kewajiban puasa bulan ramadlan pasar [pasar] n pasar. setiap dua hari sekali, yaitu berjeda satu hari sepanjang tahun kadi’ pasar tada’ acannana peribahasa
putus
yang arti harfiahnya ‘seperti pasar tak ada
pèghâ’ [pɛghǝʔ] v tangkap
terasi’. Peribahasa ini digunakan untuk
mèghâ’ vt menangkap
menyimbolkan kelompok yang berbicara
èpèghâ’ vp ditangkap
sendiri-sendiri
di
sebuah
(kelas, rapat, musyawarah dsb.) patè [patɛ] n santan patè’ [patɛʔ] n anjing
pertemuan
èpèghâ’
kaoghân
disembelih’
‘ditangkap
dimintai
tolong
untuk untuk
melakukan sesuatu secara mendadak
dengan tenggat waktu yang sangat singkat
sehingga
tanpa
persiapan
memadai mèghâ’
jhuko’
‘menangkap
ta’
ikan
buddhâgghâ tidak
ingin
cellot terkena
lumpur’ menginginkan sesuatu dengan tanpa bersusah payah pèghu [pɛghu] n huruf arab yang digunakan untuk
menulis
Sekarang
sastra
masih
lama
digunakan
Madura. dalam
pesantren untuk memaknai kitab kuning; pegon pèkang [pɛ.kaŋ] vi mencubit dengan agak besar bagian dalam paha biasanya untuk menghukum kenakalan anak. kang-pèkangan n paha bagian dalam tempat mekang. mèkang vt melakukan pekerjaan pekang pèkol [pɛkɔl] v pikul
sapèkol, saso’on secara harfiah berarti ‘sepikul, sejunjung’ yang dimaksudkan kodrat
laki-laki
bekerja dengan ‘memikul’ dan permpuan ‘menjunjung’ akanta pèkolan ta’ èrao’ ‘seperti pikulan tidak diserut’ untuk mengibaratkan orang yang dalam tindak tanduknya kaku dan kikuk lak-mapèlak v berbicara atau bertindak seolah-olah terampul dan cekatan
pellèr [pɘllɛr] n alat kelamin jantan atau laki-laki; penis peltèng [pɘltɛŋ] n gentong peltong [pɘltɔŋ] n tempat rumput dari daun kelapa pènang [pɛnaŋ] n (pohon, buah) pinang mon andi’na dhibi’ pènang/di’-andi’na orèng
bijjhân/mon
dunynyana
dhibi’
èman/mon andi’na orèng dhujân ‘kalau miliknya sendiri pinang, milik orang lain wijen, kalau milik sendiri sayang, kalau milik
orang
doyan’
peribahasa
yang
berasal dari pantun yang ditujukan untuk orang yang pelit
pèngghir [pɛŋghir] n tepi; sisi; pinggir mèngghir v minggir; menepi pèngghirân n pinggiran; tepi pengko [pɘŋkɔ] a keras kepala (tentang sesuatu) pènjhung [pɛñjhuŋ] n kemben apènjhungan v memakai kemben pènta [pɛnta] v pinta mènta v meminta
v
lamaran
dalam
acara
pertunangan pènter [pɛntɘr] a pintar mapènter v membuat jadi pintar
pèlè [pɛlɛ] v pilih
mènterrè v menipu dengan kepintaran
mèlè v memilih
ter-mapènter
lè-pèlèan v suka pilah-pilih
bersikap,
pèlèan n pilihan ‘memilih
daging’
memutuskan dengan tidak adil karena uang, kekuasaan, dsb.
malam terang bulan
tan-pèntan
pèlak [pɛlak] a terampil dan cekatan
dhâghing
bulan biasanya dilakukan pada malam-
pendhusa [pɘndhusa] n peti mati
kol-pekol n pikulan
mèlè
kandungan yang telah mencapai tujuh
pendha’an adv lebih mendingan
pekolan n pikulan
menunjukkan
pèlèt kandung rangkaian selamatan untuk
pènְdhâ’ [pɛnɖhǝ’] a mendingan
mèkol vt memikul
untuk
pèlèt [pɛlɛt] mèlèt v memijat
v sok pintar; berbicara,
atau
bertindak
pintar ter-pènterran a paling pintar
seolah-olah
pèpè [pɛpɛ] n pipi: Lamon ghun coma
abhâkalan gi’ ta’ ollè nyiom pèpè. ‘kalau hanya tunangan, belum boleh cium pipi’ pèrak [pɛrak] v senang; gembira
mèssè vi membayar [mɛs.sɛ.ɛ] vt membayar Bhuk Mariam mèssèè bhâko sè èbelli bâri’. ‘Buk mèssèè
Mariam membayar tembakau yang dibeli
kapèraghân merasa sangat senang
kemarin
percajâ [pɘrcajǝ] vi percaya
pèssè budu’ bunga uang, rente
mercajâaghi v mempercayakan
Mon ta’ èman pèssè sa sèn, ta’ kèra tao
kapercajâân n kepercayaan
andi’ sajhâmpel ‘kalau tidak sayang pada
pèrèng [pɛrɛŋ] n piring apèrèng
uang satu sen, tidak akan pernah punya
v berpiring: apereng emmas
‘berpiring emas’
satu rupiah’ orang yang boros tidak punya apa-apa
pèrèng bhâsa ta’ èkennèng raghum polè
pessen [pɘssɘn] n pesan
‘piring pecah tidak dapat diutuhkan lagi’
apessen v berpesan
wanita yang sudah pernah menikah (janda)
messen v memesan
akan memiliki nilai sangat kurang menurut
pessennan n pesanan pètè’ [pɛtɛʔ] n anak ayam
laki-laki perrèng [pɘrrɛŋ] n bambu
pètè’ sa patarangan ta’ kèra padâ buluna
perrèng norè [nɔrɛ] sejenis bambu yang
‘anak ayam sepeteluran tidak akan sama
bagian bawah rumpunnya dipenuhi duri
bulunya’ sekalipun saudara kandung tidak
pada cabang-cabangnya
akan sama rupa dan kelakuannya
perres [pɘrrɘs] v peras
petְta [pɘtʈha] n (R) perkataan
merres vt memeras merres pello
konèng
apetְta v berkata-kata ‘memeras peluh
petteng [pɘttɘŋ] a gelap
v
kuning’ memeras keringat untuk bertahan
mapetteng
hidup
menggelpakan
perro’ [pɘrrɔʔ] n usus rajâ
perro’
‘besar
perro’
topona
jadi
gelap;
pettengngan n mati lampu usus’
mudah
teng-metteng v gelap-gelapan pètto’ [pɛttɔʔ] n tujuh
tersinggung dan marah tadâ’
membuat
‘tidak
ada
usus
peyo’ [pɛyɔʔ] n cicit
buntunya’ orang yang hanya memikirkan
piyo’ [piyɔʔ] n peyo’
diri sendiri
poְdhâk [pɔɖhǝk] n pudak; bunga pandan
pèsa [pɛsa] n pisah
yang wangi
apèsa vi berpisah
pokang [pɔkaŋ] n paha
asa-pèsa vi berpisah-pisah
poke [pɔkɛ] n alat kelamin betina atau
mèsa vt 1 memisah 2 membeli Purnomo
mesa sapeda montor langsung dari dealer. ‘Purnomo
membeli
langsung dari dealer’ pèso [pɛsɔ] n makian apèsoan vi memaki mèsoè vt memaki pèssè [pɛs.sɛ] n uang
sepeda
motor
kemaluan perempuan; vagina pokol [pɔ.kɔl] pukul mokol vt memukul pokpak [pɔk.pak] sibuk atau cerewet karena hal yang tidak penting apokpak vi melakukan tindakan pokpak pola [pɔla] ala-pola v bertingkah polah polana [pɔlana] p karena
polè [pɔlɛ] adv lagi
mondhuk vi belajar di pondok pesantren
polo [pɔlɔ] puluh
pora-Alla [pɔraalla] ungkapan keterkejutan
polowan n puluhan
yang
polo’ [pɔlɔʔ] n tutup periuk
berasal
dari
lafadh
istighfar
‘astaghfirullah’ poro [pɔrɔ] n borok
polong [pɔ.lɔŋ] kumpul apolong vi berkumpul
kakona mara poro ‘kekakuannya seperti
long-molong vt mengumpulkan sedikit
borok’
demi sedikit
perilaku
mapolong v mengumpulkan
orang
yang
kakunya
sifat,
sikap,
menyakiti
dan orang
sekitarnya sehingga dibenci
molong vt memetik; memanen
porop [pɔ.rɔp] v tukar dhupa
morop vt menukar
nyoprè mèlo ro’omma ‘berkumpul dengan
taporop vi tertukar
orang membakar dupa agar kebagian
porop
harumnya’ bergaul dengan orang baik
menukar pemakaian, misalnya A memakai
Apolong
bân
orèng
ngobbhâr
akan membawa pengaruh yang baik bâcengnga
‘berkumpul
‘tukar
pakai’
tukar-
milik B dan B memakai milik A. potè [pɔtɛ] a putih
Apolong bân orèng ngobbhâr taè tanto mèlo
angghuy
mapotè v memutihkan
dengan
orang membakar tahi pasti kebagian bau
ngapotè v memutih: Ngapotè, wa’ lajârâ
busuknya’ berteman dengan orang yang
ètangalè. ‘Memutih, itu layarnya terlihat’
buruk perangainya pasti
akantha potèna tellor ‘seperti putih telur’
ponar [pɔnar] n makanan dari beras ketan
baik lahirnya, buruk batinnya
berwarna kuning karena dimasak dengan
mapotèa dângdâng potè, macellengnga
kunyit. Makanan ini sering ditemui pada
dhâlko’ celleng ‘memutihkan gagak putih,
perayaan-perayaan
menghitamkan
hari
besar
burung
kuntul
hitam’
agama/selamatan
hitam putih nasib bawahan ditentukan
ponar asekkol makanan yang disajikan
kebijakan atasan potong [pɔtɔŋ] v patah
pada selamatan karena pasangan yang menikah
telah
bergaul
dengan
motong v menggunting rambut
baik
mapotong v mematahkan
sebagai suami istri. Makanan ini terdiri atas ponar dan sekkol yang diberi irisan
powa [pɔwa] a mudah digigit; lunak
telur
powasa [pɔwasa] n puasa
dadar.
Selamatan
ini
dilakukan
apowasa vi berpuasa
dengan mengundang tetangga sekitar. pondhuk
[pɔndhuk]
n pondok pesantren
Q Qur’an [qurʔan] n al-Quran
R ra’a [raʔa] n kutu air
mara râ’-dherrâ’ bâbinè’ ‘seperti tekukur
râ'-dherrâ’ [rǝʔdhɘrrǝʔ] n burung tekukur
betina’ berlagak berani tetapi penakut
raba [rabǝ] n rawa
araobhi taè ‘mencuci muka (seseorang)
rabet [rabɘt] n liana
dengan kotoran’ mempermalukan orang
raddhin [raddhin] a cantik
lain (orang tua, saudara, kerabat, teman
dhin-maraddhin v bersikap seolah-olah/
dekat, dsb.) dengan perbuatan yang tidak
seperti orang cantik; sok cantik
baik dan memalukan
raè [raɛ] n wajah; muka
rasol [rasɔl] n tumpeng
rajâ [rajǝ] a besar: dhusa rajâ ‘dosa besar’
arasol vi mengadakan selamatan dengan
rajâ bhâdhuk ‘besar lambung’ banyak
tumpeng
makan sedikit kerja
muwâng
rajâ karep ‘besar hasrat’ angan-angan
‘membuang tumpeng, mengambil butir
tinggi
nasi’ karena serakah mengejar yang kecil
yang
biasanya
tanpa
rasol,
ngala’
butèr
perib
mempertimbangkan kemampuan diri
sedang yang besar yang dimiliki hilang
rajâ pakèbânna, rajâ pacarrènna ‘besar
karenanya
kamar
mandinya,
besar
pelimbahan
Rasol
[rasɔl]
n
bulan
keempat
dalam
comberannya’ besar pemasukan, besar
penanggalan Madura sebagai pengganti
pula pengeluaran
bulan hijriyah Rabiuts Tsani.
rajâ cètak, korang otek ‘besar kepala, kurang otak’ bersikap seolah-olah pintar, padahal sebenarnya bodoh
ratosan n ratusan rebba [rɘbbǝ] n selamatan berupa makanan
n raja rajhang n linggis rako’ [rakɔʔ] arako’ v mengambil sebanyakrajha
ratos [ratɔs] ratus
[rajhǝ]
[rajhǝŋ]
banyaknya dengan dua belah tangan
yang maksudnya dikirimkan kepada orang yang meninggal biasanya dilakukan pada setiap malam Jumat arebba vi melakukan rebba
rambhut [rambhut] n(T) rambut
Rebba [rɘbbǝ] n nama bulan kedelapan
rambing [ram.biŋ] n kain (terutama kain
dalam penanggalan Madura yang menjadi
sisa); perca.
pengganti
bing-rambingnga Kor’an ‘perca al-Quran’
Sya’ban. Nama Rebba berasal dari tradisi
orang yang selalu dihormati sampai usia
bersedekah
tua, misalnya orang tua, sesepuh, dan
diperuntukkan
guru,
meninggal dari sebuah keluarga karena
yang
berhubungan
dengan
kebijaksanaan orang tersebut bing-rambingnga
sotra
‘perca
penyebutan makanan bagi
bulan yang
orang
Hijriyah pahalanya
yang
telah
dipercaya bahwa pada bulan ini adalah sutra’
bulan yang penuh berkah karena catatan
bangsawan sejati yang tetap berwibawa
amal satu tahun dikumpulkan dan catatan
meskipun tidak berpenampilan sebagai bangsawan rampa’ [rampaʔ] a rimbun randhâ [randhǝ] n janda rao’ [raɔʔ] v serut; raut arao’ v meraut; menyerut raop [raɔp] araop v cuci muka araobhi v mencucikan muka
amal baru dimulai. rebbha [rɘbbhǝ] n rumput rebbhâng [rɘbbhǝŋ] a berkobar; menyala besar Rebbhu [rɘbbhu] n hari keempat dalam penanggalan Madura; Rabu. rebbhuan diadakan setiap hari Rabu. Rebbu Bekkasan hari Rabu terakhir bulan Muharram yang dipercaya sebagai hari
semua bala atau cobaan diturunkan dalam
Peribahasa ini meggambarkan orang yang
satu tahun
terlalu memandang tinggi kemampuan
rebbhu’ [rɘbbhuʔ] v rebut
dirinya
arebbhu’ vi berebut; merebut
Rerajah
n bulan kedua belas
[rɛrajǝh]
arebbhu’ jhuccong ‘berebut depan’ tidak
penanggalan Madura yang berarti ‘hari
mau antre
besar’
rèjhekkè
[rɛjhɘkkɛ]
n rejeki
Rejjheb
merupakan
pengganti
penyebutan bulan Hijriyah Dzul Hijjah.
kè-rèjhekkèan n untung-untungan
Disebut Reraja karena dalam bulan ini
n nama bulan ketujuh
[rɘj.jhɘb]
yang
dalam penanggalan Madura yang menjadi
terdapat
hari
besar
Idul
Adha
yang
merupakan tanda selesainya ibadah haji.
pengganti penyebutan dari bulan Hijriyah
rèsè' [] v hujan rintik-rintik
Rajab.
ressek [rɘssɛk] n/a hidup bersih dan rapi
reksak [rɛksak] v mengurus; memelihara areksaghi v mengurus; memelihara rembhak
[rɘmbhək]
Sek-ressek
n musyawarah
v,n
odang
terlalu
menghargai
kebersihan sehingga mengganggu orang
arembhâk v bermusyawarah bhâk-rembhâk
paressek vi bersihkan dan rapikan
sekitar.
(melakukan)
per-
musyawarahan
rèya [rɛya] ini ro’om [rɔʔɔm] a harum
rèmerrè n serangga yang sangat kecil yang
roba [rɔ.bǝ] n wajah
menyebabkan gatal remrem [rɘmrɘm] aremrem v merendam
aroba vi berwajah
yang
robbâna [rɔbbǝna] n semacam akronim
diadakan oleh orang-orang blater dengan
yang penjangnya È dimma bâdâ tatarob
pembayaran yang tidak sama bergantung
abâ’na bâdâ è bâbana. ‘Di mana pun ada
pembayaran
diterima
tenda pesta dia ada di bawahnya.’ Orang
seperti
yang selalu hadir pada keramaian meski
rèmo
n
om-ro’om n sesuatu yang berbau harum
[rɛmɔ]
seseorang
semacam
yang pada
arisan
pernah acara-acara,
pernikahan, sunatan, dan terutama to’-
tidak diundang robbhu [rɔbbhu] vi roboh; tumbang
oto’ arèmo v melakukan remo
karobbhuân v terkena robohan pohon,
èrèmoaghi v dirayakan dengan remo
tiang, dsb
rèmo carok remo yang diadakan dengan
marobbhu vt 1 merobohkan 2 mencari
maksud
sandaran untuk masalah yang dihadapi;
menggalang
dana
untuk
melakukan carok
meminta
rempa’ [rɘmpaʔ] n ambruk atau sempal reng [rɛŋ] n bentuk singkat dari oreng oreng
pertolongan
Lamon marobbhu ka
penuh:
ba’eng ta’ sangghup, taretan. Jika kamu tidak sanggup mintalah tolong pada saudara (kerabat).
rengngè’ [rɘŋŋɛʔ] n nyamuk
robbhu
bhâta
perjodohan
dua
orang
saudara
berlindung
kayu’
saudara perempuan, misalnya A dan B dua
maksudnya naymuk yang berlindung dari
orang laki-laki bersaudara dan C dan D
tiupan
dua
angin
merasa
pohon dirinya
berjasa
karena menjaga kayu agar tidak tumbang.
orang
dengan
orang
Rengngè’ ngalèng ajâgâ kaju. ‘Nyamuk menjaga
laki-laki
dua
perempuan
bersaudara,
A
menikah dengan C, B dengan D atau A
sedikit dan tidak berarti, lama-lama penuh
dengan D, B dengan C
dan berarti; sedikit demi sedikit lama-
roghâ [rɔghǝ] a salah urat yang dibiarkan
lama jadi bukit
tanpa dipijat dsb. sehingga menjadi parah
rompi [rɔmpi] arompi v memakai rompi
dan menyebabkan sakit
arompi buluna merrak ‘berrompi bulu
rojhâk v rujak
merak’
arojak v membuat rujak bersama)
tè’-lettè’
ngèrèt
ronjhângan
kong-rokong
n
sejenis
yang menyebabkan per-tengkaran orang tua
dan terbang bergerombol
rong-kerrong
roma [rɔma] n rumah
kerong-
kerong; sejenis hewan laut; therapon ropek [rɔpɘk] a sempit
rombu [rɔmbu] a kotor
roso’ [rɔsɔʔ] n rusuk
kembu
n
[roŋ-kɘrroŋ]
roman [rɔman] n merang padi rombu,
‘serangga
menarik lesung’ pertengkaran anak kecil
serangga yang muncul menjelang petang
long-polong
yang
ronjhângan [rɔñjhǝŋan] n lesung panjang
roko [roko] n mukenna [rɔkɔŋ]
penampilan
menyembunyikan kemiskinan
rokat [rɔkat] n ruwatan (untuk keselamatan
rokong
kebagusan
bit-abit
mengumpulkan
olle
barang
rote [rɔtɛ] n roti
sa
sangat
S sa’ang [saʔaŋ] n merica
sabbhil [sabbhil] asabbhil v berusaha keras
sa’ar [saʔar] n ijuk pohon aren
sabbhu’ [sabbhuʔ] n sabuk; ikat pinggang
akantha sa’ar gherrana ‘seperti ijuk pohon
asabbhu’ v memakai sabuk/ikat pinggang;
aren kekakuannya’ orang yang dalam
bersabuk
bergaul kaku dan kasar tutur kata dan
asabbhu’ karet ‘bersabuk karet’ makan
tindak tanduknya
banyak sekali
sabâ [sabǝ] n sawah
sabellas [sɘbɘllǝs] num sebelas
sabâ’ [sabǝʔ] v meletakkan
Sabto
bâ’-sabâ’ n sesaji untuk makhluk halus yang diletakkan pada tempat keramat untuk mengobati tulah akibat melanggar
vt
n
hari
ketujuh
penanggalan Madura. sabu [sabu] n sawo sabu kecce’ [kɘcceʔ] n sawo kecik
meletakkan;
menaruh;
sada’ [sadǝʔ] n arit; sabit; clurit
memasang
saduhuna [saduhuna] adv apa adanya
nyabâ’ oca’ melamar perempuan oleh
saghara [sa.ghǝ.rǝ] n laut
keluarga
dekat
(acara
ini
dilakukan
songghâ
‘memasang
ranjau
senjata makan tuan
nyaghara v sangat luas nyaghara ngen-
angennna
sebelum upacara pertunangan) nyabâ’
dalam
sacca [sacca] a tulus setia
pantangan tempat tersebut nyabâ’
[saptɔ]
èterjhâk
dhibi’
diterjang
sendiri’
‘sangat
luas
angan-angannya’ sakonè’ [sakɔnɛʔ] adj sedikit
(seperti
laut)
sala [sala] 1 a salah: Sè èlakonè bâ’eng jelas
sala. ‘Yang kamu lakukan jelas salah.’ 2 n kesalahan: Jiya lakar tang sala. ‘Itu
sambhel [sambhɘl] n lauk yang dibuat dari parutan
kelapa
tua
digoreng
dengan
bumbu sambhen [sambhɘn] nyambhen v meng-
memang kesalahanku.’ manyala v berbuat salah dengan sengaja
gemburkan tanah pada tanaman palawija
untuk
yang masih muda dengan mencangkul
mengganggu
atau
membuat
keributan
seputar akarnya
salabât [salabǝt] n uang sedekah dari tuan
sambhughel [sɘmbhughɘl] n simpul
rumah yang punya hajat dalam acara ritual
noccolè sambhughellânna atè ‘melepas
seperti selamatan, pelet kandung, dsb,
simpul
yang jumlahnya tidak ditentukan, biasanya
tertimpa kemalangan dengan setulus hati
diberikan pada pembaca doa.
sampat
hati’
membantu
[sampat]
nyampat
orang
v
melempar
salaja [sɘlajǝ] n sebelah
untuk menjatuhkan (buah dsb)
salamet [s(ɘ)lamɘt] v selamat
pat-sampadhân vi lempar-lemparan
v
asalamet
mengadakan
selamatan;
berkenduri nyalameddhi untuk,
yang
nyampat buwâna dhibi’ ‘melempar buah sendiri’ tamu yang terpaksa memakan
v
mengadakan
misalnya
selamatan
anggota
keluarga,
oleh-olehnya
sendiri
karena
oleh-oleh
tersebut menjadi suguhan tuan rumah
keberangkatan, perayaan dsb
sampay [sampai] sampayan n penjemuran
salameddhan n selamatan
sampèr [sampɛr] n kain panjang (biasanya
salang [salaŋ] adv saling
batik)
salebbâr [salɘbbǝr] n katok kolor
bagian di atas pinggang dan bagian bawah
salèkko [salɛkkɔ] a rikuh
langsung jatuh ke arah bawah
salèn [salɛn] v ganti
asampèr v memakai samper
yang
dipakai
dengan
dililitkan
asalèn v berganti (pakaian dsb)
ngobâ sampèr ghi’ jhâghââ, malè’ oca’
salènan v pakaian ganti
tadâ’ nemmo ‘mengubah kain panjang
nyalènè v 1 mengganti 2 membelikan
harus berdiri, membalik lidak tak ada yang
pakaian ganti dalam pertunangan
tahu’
salèp [salɛp] nyalèp v menyusul salèp
gampangnya
orang
untuk
berbohong
ghuntèng/tarjhâ’
‘selisipan
sampèr laju è sampayan ‘kain panjang
gunting/tendang’ pernikahan antara dua
menjadi butut di penjemuran’ pekerja
pasang
cakap
saudara,
misalnya
A
dan
B
saudara, C dan D saudara. A menikah
yang
tidak
berkembang
kedudukannya
dengan C, B dengan D, atau A dan D, B
sampeyan [sampɛyan] pron(T) Anda
dengan C
samporna [sampɔrna] a sempurna Mogha
saloka [sa.lɔ.ka] n peribahasa yang bersifat personifikasi,
misalnya
temon
amoso durian’ tada’
dhurin ‘timun melawan kerbhuy kaberraan tandu’ ‘tak ada kerbau keberatan tanduk’. samangkèn [sa.maŋ.kɛn] adv[T] sekarang
dhaddhi sampornana ka se nanggha’ sareng se nengghu. ‘semoga menjadi kesempurnaan
bagi
yang
menanggap
dengan yang menonton’ sanajjhân [sanajjhǝn] p meskipun sandar [sandǝr] v sandar
n
dar-sandar
sandaran:
dar-sandarra
hal-hal yang bersifat magis atau barang
korse ‘sandaran kursi’
barang klenik
nyandar v bersandar
asarat v 1 berobat 2 berusaha secara
sang [saŋ] a milikku: sang ana’ ‘anakku’
magis
sanga’ [saŋaʔ] num sembilan
misalanya dengan bantuan dukun atau
untuk
keberhasilan
sesuatu
a tanggap a sanggup
sarbhu [sarbhu] asarbhu v menggemburkan
nyangghubhi v menyanggupi
tanah pada tanaman palawija yang masih
sangghâp
[saŋghǝp]
sangghup
[saŋghup]
barang-barang bertuah
sangsang [saŋsaŋ] nyangsang v tersangkut di atas pohon, atap dsb.
muda
dengan
mencangkul
seputar
akarnya
nyangsangaghi v menyangkutkan
sarè [sarɛ] cari
santap [santap] nyantap v menempeleng
nyarè vt mencari: Lakona rèng majâng
santre [santrɛ] n santri
nyarè jhuko’ sabbhân arè. ‘pekerjaan
nyantre vi menjadi santri
nelayan mencari ikan setiap hari
pasantren n asrama tempat santri belajar sape [sa.pɛ] n sapi
rè-sarèan v mencari-cari sarè’at [sarɛat] n syariat
kerrabhan sape n karapan sapi
sareng [sarɘŋ] prep(T) dengan
sapeda [sɘpɛda] n sepeda
asareng vi bersama
asapedaan v bersepeda
sarok [sarɔk] tasarok v tertusuk duri kecil
sapo [sapɔ] n sapu
dan potongannya tertinggal dalam daging
asapoan v menyapu
sarong [sarɔŋ] n sarung
po-sapo n alat menyapu; sapu
asarong(an) v bersarung
po-sapo èsèmpay ‘sapu diikat’ peribahasa
sasat [sasat] p seperti
untuk
satiya [sɘtiya] adv sekarang
mengumpamakan
sebuah
kesetiakawanan atau persatuan
satos [satɔs] num seratus
po-sapo pegghâ’ sèmpayya ‘sapu lidi
Satto [sattɔ] n Sabto
lepas ikatannya’ anak yang bercerai-berai
sattoan n diadakan atau terjadi setiap hari
karena perpisahan / perceraian kedua
Sabtu: pasar sattoan ‘pasar yang ada
orang tuanya
setiap hati Sabtu’
sapo’ [sapɔʔ] n selimut asapo’ v berselimut nyapoe v menyelimuti sapolo [sɘpɔlɔ] num sepuluh sapora [sɘpɔra] n maaf
sè [sɛ] p yang sebbhit [sɘb.bhit] sobek asebbhit v tersobek nyebbhit vt merobek; menyobek sebbhut [sɘbbhut] vi sebut
asapora v meminta maaf
nyebbhut vt menyebut
nyapora v memaafkan
sebbhudhân n sebutan
sarat [sarat] n 1 syarat Saraddhâ, bâ’eng
seda [sɛdǝ] pron (R) kamu
kodhu ghellem apasa lèma arè. ‘Syaratnya,
seְdha [sɛɖhǝ] v (T) meninggal dunia
kamu harus bersedia berpuasa selama
seher [sɛhɛr] n sihir
lima hari’ 2 berobat (biasanya pengobatan
nyeher v menyihir
alternatif) 3 pelindung atau kemampuan
sekep [sɛkɘp] n senjata yang dibawa untuk
terutama kesaktian yang diperoleh dari
menjaga kemungkinan terjadi perkelahian
asèkep/nyèkep v membawa senjata sèkep bingkèng bertolak pinggang
ditujukan
untuk
menyatakan
berartinya persaudaraan
sekkem [sɘkkɘm] n sekam
sengka [sɘŋka] a segan; sungkan
sekken [sɘkkɘn] a kuat; erat (ikatan, dsb.)
sengko’ [sɛŋkɔʔ] pron saya
masekken
tidak
v mempererat; memperkuat
Sennen
n
[sɘnnɛn]
hari
kedua
dalam
(ikatan, pertalian, hubungan, dsb)
penanggalan Madura.
panyekken n penguat (ikatan, pertalian,
sennenan n diadakan atau terjadi setiap
hubungan, dsb)
hari Senin: Pasar sennenan ‘pasar yang
sekkèn [sɘkkɛn] n senjata sejenis keris yang sekkol [sɘkkɔl] n lauk yang dibuat dari parutan
kelapa
tua
digoreng
dengan
bumbu
seppur [sɘppʊr] n kereta api sereng [sɛrɛŋ] n pertemuan lautan dan daratan; pantai pengghir sereng ‘tepi laut’
sèkot [sɛkɔt] nyèkot v 1 (jahit-menjahit) memotong pola 2 membentuk saat musuh tidak siap atau lengah nyèlèp v menyerang dari belakang saat
seset
akela
istnja’’membersihkan
sella’ [sɘllaʔ] a sesak karena berjejal
capung
tubuh
(mandi)
dengan sangat singkat. settep [sɘttep] n ketapel settong [sɛttɔŋ] n satu seyam [sɛyǝm] n puasa
la’-sella’è hanya bikin sesak sèllem [sɛllɘm] nyèllem v 1 menyelam 2
aseyam vi berpuasa Singke’ [siŋkɛʔ] n sebutan untuk orang Cina.
tenggelam sello’ [sɘllɔʔ] n cincin
Mara Singke’ kaelangan dhacen secara
asello’(an) v memakai cincin; bercincin [sɘmbhǝjǝŋ]
n sembahyang
nyembhajangaghi vt menyolati (jenasah) [sɘbhur]
v sembur
harfiah
berarti
kehilangan untuk
‘seperti
dacin’
yang
menggambarkan
sittong [sittoŋ] num satu
nyembhurraghi v menyemburkan
siyong [siyɔŋ] n taring
semmo [sɘmmɔ] adv agak
asiyong v bertaring
sèmpen [sɛmpɘn] nyèmpen v menyimpan,
siyongan n ikan lele
menabung
Slasa
sèmpennan n simpana; tabungan [sɘmpɔ]
nyempo
Cina
totok
dimaksudkan orang
yang
membuat keributan karena hal kecil.
nyembhur v menyembur
sempo
‘seperti
nyettep v mengetapel
musuh tidak siap atau lengah
sembhajang
seset [sɛsɛt/seset] n capung akadi’
sèlèp [sɛlɛp] v menyerang dari belakang
sembhur
diadakan tiap hari Senin’ seppat [sɘppat] n ikan sepat
tidak berlekuk dan lebih kecil
v
menyepuh
(perhiasan) sen [sɛn] n uang yang nilainya 1/100 rupiah atau mata uang lain sendu’ [sɘnduʔ] n senduk sayur
[slasa]
n
hari
ketiga
dalam
penanggalan Madura. so’on [sɔʔɔn] v 1 menjunjung barang di kepala 2 (T) memohon; meminta nyo’on v 1 menjunjung barang di kepala 2 memohon; meminta panyo’on n permohonan
ta’ abau sendu’ ta’ abau centong ‘tidak
soca [sɔca] n (T) mata.
berbau senduk tidak berbau centong’ yang
sodu [sɔdu] n sendok bubur dari sobekan daun pisang yang dibuat dengan melipat
kedua
ujung
dan
langsung
dibuang
Madura
dalam
sesudah dipakai
penghidupan,
nyodu v menyendok dengan sodu
jodoh
du-soduan
v
menyedok
gerak
tempat
pencarian
bermukim,
dan
songkèl [sɔŋkɛl] nyongkèl v menyelipkan
berkali-kali
dengan
senjata dibalik pakaian untuk berjaga-
sodu lebbi sodu korang tajhin ‘lebih
jaga, bersiap-siap, atau untuk pembelaan
sendok kurang bubur’ orang yang lebih
diri
banyak mengumbar janji daripada yang
ngal-mangngal nyongkèl kerrès, nangèng
ditepati
ètapok
sokkla [sɔkkla] a 1 (untuk tanaman) berbuah
ta’
alabân
‘bergagah-gagah
menyelipkan keris tetapi ditampar tidak
semua dengan sempurna 2 berkeagamaan
melawan’
sokklat [sɔk.klat] a warna coklat
berlagak
berani
sebenarnya
penakut
sokkor [sɔkkɔr] n syukur
songot [sɔŋɔt] n kumis
soko [sɔkɔ] n kaki
asongot/asongodhân v berkumis
nyoko v mengaki
songsang [sɔŋsaŋ] nyongsang v terbalik
nyoko ajâm ‘mengaki ayam’ meski terlihat
soprè [sɔprɛ] nyoprè v mencari; mengharap
buruk di luar, tetapi baik di dalam
Sora [sɔra] n bulan Muharram
solak [sɔlak] nyolak v memberi lebih banyak
soro [sɔrɔ] nyoro v menyuruh soso [sɔsɔ] n payudara
dengan maksud tidak suka atau tidak baik solap [sɔlap] a silau
nyoso vt menyusu; menetek
somajâ [sɔmajǝ] n janji yang ditentukan
nyosoè vt menyusui sosoan n hasil pekerjaan menyusui taretan
waktu dan atau tempat somor [sɔmɔr] n sumur somor ditimba’
èèssèè
sosoan,
ètèmbâ
meminta
‘sumur
sesuatu
diisi
saudara
susuan
atau
karena
menyusu pada satu orang
sedangkan
soson [sɔsɔn] susun
v
sesuatu tersebut sangat dibutuhkan oleh
asoson
orang yang diminta tersebut
‘bersusun tiga’
songai [sɔ.ŋai] n sungai
bersusun:
asoson
tello’
nyoson v menyusun sotra [sɔtra] n sutra
Songennep [sɔŋɘnnɘp] n kabupaten paling
asotraan v memakai pakaian dari sutra
timur pulau Madura; Sumenep. Songennep ta’ abingker ‘Sumenep tidak berbingkai’ tidak adanya batas bagi orang
T ta’ [taʔ] adv (MT) tidak
bâr-tabârrâ birâ sapakanְdhângan tadâ’ ta’
tabâng [tabǝŋ] v kejar
bâdâna
ghâtella
‘setawar-tawarnya
nabâng v 1 mengejar 2 mengejar perkara
tumbuhan birah sekandang pasti ada
hukum, misalnya dengan menyuap dsb.
gatalnya’ perdamaian dalam pertikaian
bâng-tabângan v kejar-kejaran
antar keluarga pasti menyisakan sakit hati
1tabâr
[tabǝr] a tawar
meski sekecil apapun 2tabâr
[tabǝr] v tawar
nabâr v menawar
tajhin
v
bâr-tabârân
saling
tawar;
tawar-
menawar
dimaksudkan
bubur
untuk
yang
menetralkan
pengaruh tidak baik bulan shafar. Bubur
tabbhu [tabbhu] v tabuh
ini terdiri atas dua bagian, bagian pertama
nabbhu v menabuh tabbhuk
sappar/mèra
[tabbhuk]
bubur merah manis (coklat gula Jawa)
n bunyi jatuh/gedebuk
tabbhughân adv berbunyi gedebuk
tepung
kenyal
yang
putih asin yang dimasak dengan santan
atabu’ v berperut suka
gumpalan
memanjang (disebut bai’ ‘isi’) dan bubur
tabu’ [tabuʔ] n perut bu’-tabu’ân
berisi
berisi bai’ yang bulat lebih besar dari bai’ meminta
makanan
bubur merah
terutama bagi seorang guru
tajhin somsom bubur tepung beras putih
tabu’ karèt ‘perut karet’ banyak makan
dikuahi kaldu sumsum sapi, gajih, dan
tadâ’ [tadǝʔ] v tidak ada
daging dibumbui merica, bawang putih,
matadâ’ v menghabiskan tadâ’
attas
bâbâna
‘tidak
pala, dan jahe. Bubur ini diberikan untuk ada
atas
pemulihan tenaga sapi setelah melahirkan,
bawahnya’ memperlakukan secara adil
membajak, atau sebelum dikerap. Pemilik
tadâ’ bâbâ èrèna ‘tidak ada bawah irinya’
sapi makan bubur ini jika ada sisa
memperlakukan secara adil
tajhin sora/peddhis bubur beras putih
taè [taɛ] n tahi; kotoran (manusia)
dengan cincangan opor daging sapi, pelas
ataè vi buang air besar
udang, dan cincangan kelapa muda yang
tae(na) jha’ bâdââ oto’na ècongkè’ polè
disediakan untuk merayakan 10 Muharram
‘andai saja tahinya ada kacangnya akan
ada juga yang disediakan untuk kematian
dicungkil lagi’ sangat pelit; kikir
Husain
èontalè malatè ngantep taè ‘dilambungi
Karbala
melati, melempar tahi’ ‘susu dibalas air tuba’
(cucu Nabi)
dalam
perang
di
tajhu [tajhu] najhu v membuat lubang di tanah dengan kayu lancip kurang lebih
tajhâ’ [tajhǝʔ] v tarik
seukuran tangan untuk ditanami jagung,
najhâ’ v menarik
kacang tanah dsb pada lahan kering
ètajhâ’ èèrèt ‘menarik menyeret’ sangat
jhu-tajhu n alat untuk najhu takbir [takbɪr] n lafadh bahasa arab ‘Allaahu
irit tajhem [tajhɘm] a tajam matajhem v menajamkan
Akbar’; takbir Takepe’ [takɛpɛʔ] n bulan kesebelas dalam
tajhem mara bellât ‘tajam seperti sembilu’
penanggalan Madura sebagai pengganti
sangat tajam
penyebutan bulan Hijriyah Dzul Qa’dah.
tajhi [tajhi] n susuh
Bulan ini disebut takepe’ ‘terjepit’ karena
èkennèng tajhina dhibi’ ‘terkena susuhnya
berada di antara dua bulan mulia Syawal
sendiri’ senjata makan tuan
dan Dzul Hijjah.
tajhin
[tajhin]
n bubur
taker [takɘr] v takar
tajhin sanapora bubur berwarna hijau,
naker v menakar
ditaburi gula merah, dan di beri santan.
ker-taker n alat untuk menakar
Bubur ini disediakan dalam selamatan perjalanan
naker
kakan
‘menakar
makan’
nambhai vt mengobati
menyeimbangkan antara pendapatan dan
tambhâ
belanja
pencuci mulut
amès
‘obat
takèr [takɛr] n takir, pincuk
tambhâna
tako’ [takɔʔ] a takut
malu/kehilangan
amis’
makanan
matè
‘obat
malo harga
diri
mati’
nako’è v menakutkan
peribahasa yang menyatakan bahwa harga
ko’-nako’è v menakut-nakuti
diri
ko’-matako’ v 1 menakut-takuti 2 pura-
menebus rasa malu mati dengan carok itu
pura takut
adalah
segalanya
sehingga
untuk
lebih baik
tako’ ka matana oreng ‘takut pada mata
tambu’ [tambuʔ] nambu’ v melempar
orang lain’ tidak berani tampil di depan
bu’-tambu’ân v lempar-lemparan tambur [tambur] n genderang
umum. talè [talɛ] n tali
tamone [tɘmɔnɛ] n ari-ari
atalè v bertali; terikat
tampar [tampar] n tali; tambang; tampar
lè-talè n pengikat perjodohan seperti
tampar bi’ talena, lamon entar bi’ molena
cincin, kalung, dsb
ungkapan yang menyatakan bahwa sekali
nalèè v mengikat
berbuat harus sampai tuntas
mara talèna salebbâr ‘seperti tali katok
tana [tana] n tanah
kolor – panjang pendeknya tidak jelas’
tana’ [tanaʔ] v tanak atana’ v memasak nasi
orang yang perkataannya berubah-ubah nalèè tabu’ ‘mengikat perut’ menahan
tanang [tanaŋ] n tangan
lapar
atanang v bertangan
talè kangkang ‘tali kekang’
ta’ tao ajhungjhung tanang ‘tidak tahu
lanjhângnga talè ta’ kèra nyapo’ ka colo’
menyembah’ tidak tahu tata krama
‘sepanjang-panjangnya mengejar
mulut’
tali
berita
tidak
akan
sensasional
tandâ’ [tandəʔ] n tandak (penari) tanְdha [tanɖhǝ] n tanda
biasanya merebak dengan cepat
nanְdhae v menandai
talè kangkang talè tèmbâ, karèna èkakan
tane [tanɛ] n tani
pas èkèbâ ‘tali kekang tali timba, sisa
atane v bertani
dimakan
se atanè atana’ ‘yang bertani menanak’
membawa
terus
dibawa’
pulang
sisa
tamu
yang
suguhan.
Ini
merupakan satu hal yang memalukan. talekkèn [tɘlɘkkɛn] n mengajari orang mati menjawab
pertanyaan
malaikat
kubur setelah mayat dikubur; talkin
dalam
yang
berusaha
akan
memetik
hasil
usahanya tanen [tanɘn] n perangkap hewan taneyan [tanɛyan] n halaman taneyan
lanjhang
pola
pemukiman
tales [talɘs] n talas; keladi
keluarga yang memanjang dari barat ke
tamba [tamba] namba v menambah
timur. Komposisinya terdiri atas paling
atamba v bertambah
barat
nambaè v menambahi
wudhu’ berupa sumur dan kamar mandi
ba-tamba n tambahan
sebelah
timur
rumah
orang
tambhâ
[tambhǝ]
n obat
atambhâ vi berobat
sebuah
perempuan.
Di
langgar
dengan
memanjang tua depan
dan
tempat
berurutan anak-anak
masing
rumah
terdapat dapur dengan kandang ternak di belakangnya.
tappor [tappɔr] v memukul dengan benda keras untuk menghancurkan, membelah,
tang [taŋ] a milikku: tang buku ‘buku
dsb nappor v memukul dengan benda keras
milikku’ tanges [ta.ŋɛs] n tangis
etappor kelap idm disambar petir
nanges vi menangis
tarabhâs [tarabhǝs] narabhâs v menerabas
atangesan vi bertangisan
tarang
tangghâ’
[taŋghǝʔ]
v nanggha’ v menanggap
(hiburan)
[taraŋ]
patarangan
[ptaraŋan]
unggas
(biasanya
sarang/tempat
peliharaan) mengerami telur.
tangghâ’ jhâ’ opaè ‘biarkan manggung
tarata [tɘrata] n ayam hutan
tapi jangan diberi upah’ anjuran untuk
tareddhep [ta.rɘd.dhɘp] vi tertidur
mengabaikan kabar yang belum tentu
tarètan [tarɛtan] n saudara
benar
tarnyang [tarñaŋ] atarnyang v membantah [tɘŋghiliŋ]
tangghiling
n trenggiling
dengan
tanto [tantɔ] a tentu; pasti
tasbhi [tasbhi] n tasbih; rosario
tao [taɔ] v (R) 1 tahu: Sengko’ ta’ tao lamon
kodhu ka romana. Saya tidak tahu kalau harus ke rumahnya. 2 pernah: Samot lakar penter, tape ta’ tao abhajang ‘Samot pintar,
tetapi
tidak
pernah
sembahyang.’
v
o-matao
perkataan
orang yang dibantah
nantoaghi v menentukan
memang
mengulang-ulang
tasè’ [tasɛʔ] n laut taskatès [taskatɛs] adv ceplas-ceplos dalam berbicara tasmak [tasmak] n kaca mata atasmaghân v memakai kaca mata; berkaca mata
bersikap
atau
bertindak
tataèn/tatayyèn [tataɛn/tatayyɛn] a berkarat tebbhâs [tɘbbhəs] nebbhâs v pembelian
seolah-olah tahu; sok tahu tao dhughâ kèra ‘tahu duga kira’ tahu
seluruh hasil panen sebelum dipetik dari
mengukur diri
pohonnya. Dalam hal ini pembeli yang
tao nyekot ta’ tao ajhai’ ‘bisa memotong
memetik atau memanen
pola tidak bisa menjahit’ bisa menasihati tetapi tidak bisa melaksanakan nasihatnya tapa’ [tapaʔ] n tapak ‘tapak burung gagak’ yang dilambangkan simpang
empat.
Hal
ini
berhubungan hal-hal yang berbau klenik dan mistis tapok
[tapɔk]
napok
vt
menempeleng;
menampar napok
tèddhâ’ [tɛddhǝʔ] v injak nèddhâ’ v menginjak: Nèddhâ’ teppong ta’
alampat. ‘menginjak tepung tak berbekas’ tegghu’ [nɘgghuʔ] negghu’ v memegang ghu’-negghu’ v memegang sesuatu ghu’-tegghu’an v saling berpegangan (tangan)
ngènjhâm
tanang
‘menampar/menempeleng
meminjam
tangan’
tebbhâs tebbhu [tɘbbhu] n tebu
tapa’ dangdang secara harfiah berarti kepada
tebbhasan n system pembelian dengan cara
sama
sembunyi tangan’
dengan
‘lempar
batu
tekkor [tɘkkɔr] n tekor tèkos [tɛkɔs] n tikus tèkos katon bunto’na ‘tikus kelihatan ekornya’
hukuman
hanya
diberikan
kepada orang yang wajib menanggungnya
tellasân [tɘllasǝn] n hari raya
ta’
nemmo
bujâ
è
batton
‘tidak
Tellasân Ajjhi Hari Raya Idul Adha
menemukan garam di pinggir balai-balai’
Tellasân Aghung hari raya Idul Fitri
selalu salah
Tellasân Pètra hari raya Idul Fitri
ta’ nemmo èra ‘tidak bisa bergerak’; selalu
Tellasân Rèrajâ/Rèyajâ [rɛrajǝ/rɛyajǝ] hari
salah tèmon [tɛmɔn] n mentimun
raya Idul Adha Tellasân Topa’ [tɔpaʔ] n lebaran ketupat,
mara
yaitu hari ketujuh setelah idul fitri atau
mentimun
tanggal
mengibaratkan lawan yang tidak seimbang
delapan
dianalogikan
Syawal.
dengan
Idul
Lebaran Fitri,
ini yaitu
merayakan puasa enam hari pada bulan Syawal
tèmon
amoso
dhurin
‘seperti
melawan
durian’
atau sebanding tèmor [tɛ.mɔr] n timur ngatemor agak ke timur
tello’ [tɘllɔʔ] n tiga
tenְdhak [tɛnɖhǝk] n langkah
tellor [tɘllɔr] n telur
satenְdhak
sapeccak
atellor v bertelur
‘selangkah
sekaki’
lor-telloran n telur-teluran; telur mainan
sepupu sekaki adalah saudara kandung
nyabâ’ tellor è bâtton ‘menaruh telur di
yang artinya saudara dan bukan sama-
pinggir balai-balai’ melakukan pekerjaan
sama jauh, sama-sama dekat
sia-sia yang hanya merugikan diri sendiri
harfiahnya
selangkah
adalah
tengel [tɛŋɘl] a tuli
tèma [tɛma] n timah
matengel
tèmbâ [tɛmbǝ] n timba
mendengar
nèmbâ v menimba
arti
v
acuh,
pura-pura
tidak
ngel-matengel v pura-pura tuli
tèmbhâng [tɛmbhǝŋ] 1 v timbang 2 p
tèngel montengnga ‘tuli tulang ekornya’
(ètèmbhâng) daripada
tidak mau mendengar nasihat dan selalu
atèmbhâng v menimbang berat badan
melawan tèngghu [tɛŋghu] vi tonton
sendiri nèmbhâng v menimbang
nèngghu vt menonton: Moghâ dhâddhi
tèmbhângan n timbangan Tadâ’ tèmbângan berrâ’ salajâ ‘tidak ada
sampornana ka sè nangghâ’ sareng sè nèngghu. ‘semoga menjadi kesempurna-
timbangan berat sebelah’ keadilan harus
an bagi yang menanggap dengan yang
menempatkan semua orang dalam posisi
menonton’
seimbang
merupakan
ghun-tengghun n tontonan
pentingnya
rasa
keadilan
implementasi bagi
orang
Madura tembus [tɘm.bus] a tembus nembusi vt memastikan temmo [tɘmmɔ] atemmo v bertemu
tèngka [tɛŋka] n tingkah atèngka v bertingkah aka-tengka v banyak tingkah tèngka’ [tɛŋkaʔ] n langkah atèngka’ v melangkah
nemmo v menemukan
tengnga [tɘŋŋa] n tengah
patemmon n pasar yang adanya dua hari
tèngngep
sekali
[tɛŋŋɘp]
telungkup
mon-temmon v berjanji untuk bertemu
tennar [tɘnnar] a retak
disuatu tempat dan waktu tertentu
tèpès [tɛpɛs] a tipis
nèngngep
v
(ter)-
matèpès v menipiskan
dilakukan saat nyaba’ oca’ berupa topa’
pès-tèpès v tipis-tipis
toju’)
teppong [tɘppɔŋ] n tepung
tokang [tɔkaŋ] n tukang
teppong bi’ ghuddhuna, apolong padâ buddhuna
‘tepung
bergabung
sama
dengan
rusaknya’
kuenya, bergabung
tokar [tɔkar] n pertengkaran; perkelahian atokar v bertengkar; berkelahi atokaran v saling bertengkar satu sama
Jhâ’
atokar
sakancaan.
sama-sama rusaknya. Ket. Peribahasa ini
lain:
berasal dari pantun pendek.
teman jangan saling bertengkar.’
‘Sesama
tèra’ [tɛraʔ] a terang
nokare v mengajak berkelahi/bertengkar
terro [tɘrrɔ] v ingin
kar-tokaran v kelahi-kelahian; permainan
tètè [tɛtɛ] n titi
perkelahian antar anak laki-laki sin lat-
nètè v meniti
siladhân ‘silat-silatan’
sasat nètè obu’ salembâr ‘seperti meniti
tokol [tɔkɔl] 1 v pukul 2 n palu
rambut selembar’ 1 melakukan pekerjaan
nokol v memukul
sia-sia yang hanya menyebabkan celaka
kol-tokol n alat untuk memukul; pemukul
sendiri 2 selalu salah dan menerima
kol-tokolan v saling pukul toktok n lomba adu binatang kepala dengan
hukuman to’ot [tɔʔɔt] n lutut
kepala
no’ot v memukul atau menyerang dengan lutut
atoktok v mengadu kepala tolak [tɔlak] nolak vt menolak
leng-ngaleng ka to’ot ‘bersembunyi di
tolak
balik lutut’ rahasia yang terkuak karena
keperluan singkat tanpa berhenti setelah
pertanyaan yang menelisik
menyelesaikan pekerjaan tersebut
to’-oto’ v sejenis arisan yang digunakan
(bâli)
ngangkès
bhubuwan
‘mengangkis
pernah
dibayarkannya
pada anggota-anggota remo
balik
untuk
satu
tolang [tɔlaŋ] n tulang
oleh blater untuk menarik dana dari yang
bolak
tolang
acalathaghân
tulang
berserakan’
membantu atau menunjang kebutuhan
tobi’ [tɔbiʔ] nobi’ v mencubit
keluarga,
bi’-tobi’an v cubit-cubitan
kerabat,
atau
orang
lain
sehingga mendekatkan hubungan
todus [tɔdus] a malu
tomang [tɔmaŋ] n tungku
toghu [tɔghu] tunggu
tombhâk [tɔmbhǝk] n tombak
atoghu vi menunggui
nombhâk v menombak
noghui vt menunggui
ètombhâk
patoghu n penunggu (mistis)
pembunuhan
toju’ [tɔjuʔ] v duduk
èosong
‘ditombak
diusung’
anggota
keluarga
oleh
sendiri
ju’-toju’ v duduk-duduk
tompa’ [tɔmpaʔ] v naik
katoju’ân n tempat duduk
nompa’ v menaiki
matoju’ v mendudukkan
tompeng [tɔmpɘŋ] n tumpeng
ngatojui v menduduki (tempat duduk)
Muwâng
matoju’
tandha
memberikan
‘membuang
lamaran
berupa
oleh-oleh
tanda
(biasanya
tompeng, tumpeng,
nabâng
butèr
mengejar
butir
nasi’ karena serakah mengejar yang kecil
sedang yang besar yang dimiliki hilang karenanya
nongkol v sudah bertongkol jhâ’ kolnongkol jangan lalai, lebih baik hati-hati
tona [tɔna] a rugi
tongo [tongo] v kutu yang sangat kecil
tond̩hing [tɔnɖhiŋ] n tonding
berwarna merah pada kulit ayam, lepitan
tonding [tɔndiŋ] n bagian punggung pisau
kulit manusia, dsb; tungu; tungau; tengu
yang tidak tajam
tongtong [tɔŋtɔŋ] n kentongan
nonding v memukul dengan punggung
tonjhâng [tɔñjhǝŋ] nonjhâng v menopang
pisau
(menahan
tondu’ [tɔnduʔ] nondu’ v menunduk
penyebutan
bulan
pengganti
hijriyah
Syawwal.
Tongare berarti tujuh hari yaitu hari raya yang
diperingati
hari
supaya
tidak
roboh
(condong dsb.)
Tongare [tɔngarɛ] n bulan kesepuluh dalam penaggalan Madura sebagai
dsb.)
ketujuh
tono
[tɔnɔ]
nono
v
memasak
dengan
membakar katonon v terbakar topa’ [topaʔ] n ketupat
Syawal
topa’ toju’ sejenis ketupat yang alasnya
setelah puasa enam hari pada bulan
berbentuk segi enam dengan atas runcing
tersebut.
seperti kerucut
tongga’ [tɔŋgǝʔ] n tonggak
nyarè topa’, kaèlangan teppang ‘mencari
tonggha’an [tɔŋghǝʔǝn] n batang bambu
ketupat,
bagian bawah yang berbuku pendek dan
karena
paling keras
sedang yang besar yang dimiliki hilang
tonggha’ ngalang ka dunynya ‘tonggak
karenanya
kehilangan serakah
mengejar
melintang di muka bumi’ masalah yang
topèng [tɔpɛŋ] n topeng
samar-samar tiba-tiba muncul kepada
tore [tɔrɛ] mari
umum
toro’ [tɔrɔʔ] v ikut
tongka’ [tɔŋ.kaʔ] n tumit
sewadah
sesajian’
yang
kecil
atoro’ v patuh; taat
nongka’ vi melakukan dengan tumit
noro’ v ikut
tada’ tongka’ tada’ dai peribahasa yang
noro’è v mengikuti dari belakang
arti asalnya adalah tak peduli tumit, tak
noro’ bunte’ ‘ikut di belakang’ mengikuti
peduli dahi yang dimaksudkan untuk tidak
orang yang lebih tahu (kadang-kadang
membeda-bedakan tinggi-rendah jabatan
tanpa alasan) toron [tɔrɔn] v 1 turun Dari Sorbhaja, ali
seseorang. bada e tongka’ bada e dai ‘ada di tungkai ada di dahi’ segala sesuatu ada tempatnya sesuai kodrat
toron e Tangkel. ‘dari Surabaya, ali turun di Tangkel’ 2 mudik dari Jawa Hasan bhuru toron dari Sorbhaja. ‘hasan baru
tongkeng [tɔŋkɛŋ] n pantat
mudik dari surabaya’
tongko’ [tɔŋkɔʔ] nongko’ vi 1 bertengger 2
toronan n keturunan toron tana selamatan
bertumpu; berpijak
untuk anak yang baru pertama menginjak
ko’-nongko’ v bertengger
tanah sejak dilahirkan
ko’-tongko’
n
tempat/sesuatu
untuk
norodhi/norote v menuruti kehendak
berpijak, bertumpu tongkol
[tɔŋkɔl]
tongkol pisang
n calon
torot [tɔrɔt] biar
buah
pisang;
towa [tɔwa] a tua
wa-matowa v bersikap atau bertindak
seolah-olah sudah tua
U uwan [uwan] nguwan v menggembala
W wâng-ghuwâng [wǝŋghuwǝŋ] n kumbang
tahi’ memperebutkan sesuatu yang tidak
wangwung/tahi
berharga karena terpengaruh ketamakan wè-rowè [wɛrɔwɛ] n tonggeret
mara wâng-ghuwâng nemmo taè ‘seperti kumbang
wangwung/tahi
menemukan
Z Zabur [zǝbur] n kitab Zabur zakat [sǝkat] n zakat
zamzam [sǝmsǝm] n air zamzam
DAFTAR PUSTAKA Ashadi, Moh. Makhfud. 1992. Kosa Kata Basa Madura. Sumenep: Tanpa Nama Penerbit Bastari dan Yoesi Ika Fiandarti. 2009. Kosa Kata Bahasa Madura Lengkap. Surabaya: Karya Simpati Mandiri Chaer, Abdul. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta Iyubenu, Edi A.H. 2003. Ojung. Yogyakarta: LKiS Jonge, Huub de. 1989. Madura dalam Empat Zaman: Pedagang, Perkembangan Ekonomi, dan
Islam Suatu Studi Antropologi Ekonomi. Jakarta: KITLV, LIPI, Gramedia Moeliono, M. Anton. 1997. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Muslich, Masnur. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara Rifai, Mien Ahmad. 2007. Manusia Madura: Pembawaan, Perilaku, Etos Kerja, Penampilan, dan Pandangan Hidupnya seperti Dicitrakan Peribahasanya. Yogyakarta: Pilar Media Sudikan, Setya Yuwana [et.al]. 1993. Nilai Budaya dalam Sastra Nusantara di Madura. Jakarta: Pusat
Pembinaan
dan
Pengembangan
Bahasa
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1999. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka